Kisah Anis, Mahasiswi UNS yang Berhasil Masuk University of Edinburgh dengan IISMA
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesian International Student Mobility Awards ( IISMA ) adalah salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudristek yang sudah dibuka sejak 2021. Program ini menawarkan kesempatan belajar selama satu semester di perguruan tinggi terkemuka di luar negeri.
Saat pertama kali program IISMA dibuka, sebanyak 22 mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret ( UNS ) Surakarta berhasil lolos program ini. Salah satunya mahasiswi Fakultas Kedokteran (FK) UNS, Program Studi (Prodi) Kedokteran, Anis Sofia Harjanti.
Anis lolos ke University of Edinburgh (UoE), Edinburgh, Scotland, United Kingdom. Mahasiswa UNS ini adalah menjadi visiting student di College of Arts, Humanities, and Social Sciences, dan School of Health in Social Science.
Keinginan Anis untuk bisa mendapatkan pengalaman ke luar negeri, diakuinya sudah ada sejak 2020. Berbagai macam kegiatan di tingkat internasional sudah ia coba ikuti. Meski beberapa kali sempat mengalami kegagalan, tidak jadi berangkat, mendapatkan pembatalan, namun Anis pantang menyerah.
Baca: Program Beasiswa Santri Berprestasi Tahun 2022 Dibuka, Cek Syaratnya
“Tahun 2021 awal, aku lihat program IISMA di MBKM. Lalu aku cari tahu dan takjub karena kesempatan yang diberikan lewat program ini melebihi ekspektasi yang aku harapkan. Menurutku IISMA one hold package for everything untuk program seperti student exchange. Karena ini, aku nggak bisa untuk tidak mencoba mendaftar IISMA,” katanya mengutip laman resmi UNS, Rabu (16/3/2022).
Anis mengungkapkan, setelah program IISMA diluncurkan ia segera mempersiapkan aplikasi yang dibutuhkan. Anis mengakui sempat kesulitan karena terbatasnya peredaran informasi terlebih belum adanya gambaran dari angkatan sebelumnya. Karena saat itu Anis menjadi awardee Batch 1 dari program IISMA.
“Jadi, hanya bergantung pada kanal informasi resmi IISMA. Seingatku cukup banyak hal yang bikin deg-degan. Terkadang infonya mendadak dan berubah-ubah,” lanjut Anis.
Tips Anis Bisa Tembus IISMA
Menurut Anis, yang harus dipersiapkan yakni research sebanyak-banyaknya tentang program IISMA. Karena ini langkah paling dasar untuk bisa mengenal lebih jauh dengan IISMA. Kemudian persiapkan dengan matang untuk bisa menjadi awardee IISMA. “Berikan usaha terbaik dan do extramiles di setiap aplikasi pendaftaran kalian,” katanya.
Baca juga: Tips Menulis Esai yang Baik untuk Lolos Beasiswa LPDP
Terutama yang cukup sulit di bagian esai. Sebisa mungkin, ujarnya, calon pendaftar sudah mengetahui tujuan secara personal ikut IISMA lalu hubungkan dengan tujuan IISMA sendiri. Harus ada benang merah, ujarnya, mengapa kalian adalah kandidat yang cocok menjadi awardee IISMA.
“Bisa juga dalam esai kalian tuliskan contoh kasus yang pernah dialami, apa saja tantangannya, dan bagaimana kalian mengatasi hal itu. Atau menuliskan bagaimana IISMA bisa mendukung kompetisi pasca kampus kamu. Pada intinya craft your essay well,” tips dari Anis.
Anis melanjutkan, karena sudah ada awardee IISMA batch 1, jadi bisa belajar dari para awardee IISMA sebelumnya. Cari mentor atau seseorang yang bisa menjadi panutan. Tanyakan kepada mereka terkait aplikasi kita. Sebab, katanya, input mereka sangat berharga dan bisa buat refleksi kembali. Juga tak lupa terus asah kemampuan bahasa Inggris baik aktif maupun pasif.
“Bagi yang masih ragu atau takut mendaftar IISMA, kuncinya coba dulu aja. Karena menurut aku, kalau nggak pernah coba kemungkinan kita berhasil 0%. Sedangkan ketika berani mencoba, kita akan memiliki kesempatan berhasil 50% dan kesempatan gagal 50%. Dan gapapa banget ketika yang didapatkan kesempatan gagal. Karena kegagalan akan selalu ada. Intinya adalah hal yang bisa dipelajari selama prosesnya, entah nanti hasilnya berhasil atau gagal,” ucapnya.
“Aku sendiri pun pernah mengalami penolakan, yang sudah aku rencanakan harus dibatalkan, atau rencana tidak sesuai dengan yang aku harapkan, dan itu gapapa banget. Pelajaran itu yang membantuku mempersiapkan hal lain lebih baik ke depannya. Lakukan yang terbaik dan let God do the best,” ucapnya memberi semangat.
Sementara itu, selama menempuh 1 semester di UoE, banyak hal yang Anis pelajari. Ia belajar banyak akan penerapan keseimbangan, antara kerja atau belajar tetapi tetap menikmati hidup. Kemudian lingkungan belajar di UoE yang melatih mahasiswa untuk mandiri.
“Di sini sistemnya nggak disuapin. Sebelum pembelajaran, dosen atau guru memberikan bahan bacaan, kemudian di kelas kita tinggal diskusi. Menurutku ini salah satu cara agar mahasiswanya bisa keep up sama bahan pembelajarannya. Karena belajar bukan cuma untuk ujian, tetapi juga belajar untuk mengerti,” katanya.
“Ujian di UoE juga nggak semerta-merta ngetes pengetahuan yang sudah kita baca. Terkadang ujian dilaksanakan dalam bentuk esai, dan itu mengajarkanku untuk bagaimana menginput beberapa pendapat ahli yang ditemui,” pungkas Anis.
Saat pertama kali program IISMA dibuka, sebanyak 22 mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret ( UNS ) Surakarta berhasil lolos program ini. Salah satunya mahasiswi Fakultas Kedokteran (FK) UNS, Program Studi (Prodi) Kedokteran, Anis Sofia Harjanti.
Anis lolos ke University of Edinburgh (UoE), Edinburgh, Scotland, United Kingdom. Mahasiswa UNS ini adalah menjadi visiting student di College of Arts, Humanities, and Social Sciences, dan School of Health in Social Science.
Keinginan Anis untuk bisa mendapatkan pengalaman ke luar negeri, diakuinya sudah ada sejak 2020. Berbagai macam kegiatan di tingkat internasional sudah ia coba ikuti. Meski beberapa kali sempat mengalami kegagalan, tidak jadi berangkat, mendapatkan pembatalan, namun Anis pantang menyerah.
Baca: Program Beasiswa Santri Berprestasi Tahun 2022 Dibuka, Cek Syaratnya
“Tahun 2021 awal, aku lihat program IISMA di MBKM. Lalu aku cari tahu dan takjub karena kesempatan yang diberikan lewat program ini melebihi ekspektasi yang aku harapkan. Menurutku IISMA one hold package for everything untuk program seperti student exchange. Karena ini, aku nggak bisa untuk tidak mencoba mendaftar IISMA,” katanya mengutip laman resmi UNS, Rabu (16/3/2022).
Anis mengungkapkan, setelah program IISMA diluncurkan ia segera mempersiapkan aplikasi yang dibutuhkan. Anis mengakui sempat kesulitan karena terbatasnya peredaran informasi terlebih belum adanya gambaran dari angkatan sebelumnya. Karena saat itu Anis menjadi awardee Batch 1 dari program IISMA.
“Jadi, hanya bergantung pada kanal informasi resmi IISMA. Seingatku cukup banyak hal yang bikin deg-degan. Terkadang infonya mendadak dan berubah-ubah,” lanjut Anis.
Tips Anis Bisa Tembus IISMA
Menurut Anis, yang harus dipersiapkan yakni research sebanyak-banyaknya tentang program IISMA. Karena ini langkah paling dasar untuk bisa mengenal lebih jauh dengan IISMA. Kemudian persiapkan dengan matang untuk bisa menjadi awardee IISMA. “Berikan usaha terbaik dan do extramiles di setiap aplikasi pendaftaran kalian,” katanya.
Baca juga: Tips Menulis Esai yang Baik untuk Lolos Beasiswa LPDP
Terutama yang cukup sulit di bagian esai. Sebisa mungkin, ujarnya, calon pendaftar sudah mengetahui tujuan secara personal ikut IISMA lalu hubungkan dengan tujuan IISMA sendiri. Harus ada benang merah, ujarnya, mengapa kalian adalah kandidat yang cocok menjadi awardee IISMA.
“Bisa juga dalam esai kalian tuliskan contoh kasus yang pernah dialami, apa saja tantangannya, dan bagaimana kalian mengatasi hal itu. Atau menuliskan bagaimana IISMA bisa mendukung kompetisi pasca kampus kamu. Pada intinya craft your essay well,” tips dari Anis.
Anis melanjutkan, karena sudah ada awardee IISMA batch 1, jadi bisa belajar dari para awardee IISMA sebelumnya. Cari mentor atau seseorang yang bisa menjadi panutan. Tanyakan kepada mereka terkait aplikasi kita. Sebab, katanya, input mereka sangat berharga dan bisa buat refleksi kembali. Juga tak lupa terus asah kemampuan bahasa Inggris baik aktif maupun pasif.
“Bagi yang masih ragu atau takut mendaftar IISMA, kuncinya coba dulu aja. Karena menurut aku, kalau nggak pernah coba kemungkinan kita berhasil 0%. Sedangkan ketika berani mencoba, kita akan memiliki kesempatan berhasil 50% dan kesempatan gagal 50%. Dan gapapa banget ketika yang didapatkan kesempatan gagal. Karena kegagalan akan selalu ada. Intinya adalah hal yang bisa dipelajari selama prosesnya, entah nanti hasilnya berhasil atau gagal,” ucapnya.
“Aku sendiri pun pernah mengalami penolakan, yang sudah aku rencanakan harus dibatalkan, atau rencana tidak sesuai dengan yang aku harapkan, dan itu gapapa banget. Pelajaran itu yang membantuku mempersiapkan hal lain lebih baik ke depannya. Lakukan yang terbaik dan let God do the best,” ucapnya memberi semangat.
Sementara itu, selama menempuh 1 semester di UoE, banyak hal yang Anis pelajari. Ia belajar banyak akan penerapan keseimbangan, antara kerja atau belajar tetapi tetap menikmati hidup. Kemudian lingkungan belajar di UoE yang melatih mahasiswa untuk mandiri.
“Di sini sistemnya nggak disuapin. Sebelum pembelajaran, dosen atau guru memberikan bahan bacaan, kemudian di kelas kita tinggal diskusi. Menurutku ini salah satu cara agar mahasiswanya bisa keep up sama bahan pembelajarannya. Karena belajar bukan cuma untuk ujian, tetapi juga belajar untuk mengerti,” katanya.
“Ujian di UoE juga nggak semerta-merta ngetes pengetahuan yang sudah kita baca. Terkadang ujian dilaksanakan dalam bentuk esai, dan itu mengajarkanku untuk bagaimana menginput beberapa pendapat ahli yang ditemui,” pungkas Anis.
(nz)