Tingkatkan Produksi Padi di Indonesia, UGM Kembangkan Padi ‘Amphibi’ Gamagora

Senin, 21 Maret 2022 - 11:16 WIB
loading...
Tingkatkan Produksi...
UGM mengembangkan padi amphibi gamagora. Foto/Tangkap layar laman UGM.
A A A
JAKARTA - Tim peneliti dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada ( UGM ) tengah mengembangkan varietas padi “Amphibi”. Varietas padi ini untuk menyiasati penurunan produksi padi di Indonesia diakibatkan adanya fenomena perubahan iklim global baik karena el nino dan la nina.

Pengembangan varietas padi ini juga dikembangkan dalam pengalihan fungsi lahan sawah ke non sawah yang mencapai 96.512 hektare per tahun. Sesuai dengan nama julukannya, padi dengan nama produk Gamagora yang merupakan kependekan dari Gama Gogo Rancah.

“Gamagora sedang dilakukan uji multilokasi sebanyak 14 lokasi di seluruh Indonesia,” kata Tim Ketua Peneliti Dr. Taryono di sela-sela peninjauan lokasi uji multilokasi di Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT), Berbah, Kalitirto, Sleman, mengutip laman resim UGM, Senin (21/3/2022).

Menurut Taryono, padi ini tengah diuji di delapan lokasi pada sawah dan enam lokasi pada tanah tadah hujan. Kegiatan uji multilokasi untuk mendapatkan izin edar dan izin rilis varietas baru dari Kementerian Pertanian.

Baca: Beasiswa S2 Belgia Dibuka, Kuliah Gratis dan Tunjangan Hidup Tinggi

Anggota peneliti lainnya Dr. Panjisakti Basunada menuturkan, uji multilokasi dilakukan untuk mendapatkan keunggulan padi ini dibanding dengan padi sejenis yang sudah ditanam di Indonesia.

“Di sini yang akan kita libatkan ada sepuluh calon, ditambah dengan empat pembanding. Dibandingkan dengan kultivar yang sudah eksis, yang disukai petani dan unggul. Paling tidak syarat kultivar bisa lulus menyamai penampilan, menyamai karater yang unggul,” katanya.

Sementara ini keunggulan dari jenis padi ini bisa ditanam di lahan persawahan maupun lahan non sawah. “Yang kita jagokan disini padi ini selalu unggul pada sawah dan lahan kering karena itu disebut amphibi sebagai label saja agar berkesan bagi petani,” paparnya.

Meski memiliki potensi produksi mencapai 10 ton per hektare, padi amphibi ini tengah dilakukan uji multilokasi terhadap 10 galur harapan di 14 lokasi di 9 provinsi yang meliputi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan dan Halmahera Utara.

“Sampai saat ini sempat kita prediksi sudah mulai kelihatan beberapa nomor sudah melihat potensi hasil (produksi) lebih tinggi di air pembandingnya. Ada kemampuan beradaptasi dan stabilitas. Siap dirilis nasional jika bagus di semua tempat. Jika hanya satu (tempat), maka hanya kultivar satu tempat saja,” jelasnya.

Baca juga: Beasiswa S2 Dalam Negeri Kemenkominfo 2022 Dibuka, Ini Syarat dan Link Cara Daftar

Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono menyampaikan apresiasi atas hasil inovasi riset padi Gamagora yang sudah memasuki uji multilokasi. Menurutnya padi ini memiliki potensi untuk bisa ditanam di dua lokasi area persawahan dan lahan kering.

Oleh karena itu, padi ini menurutnya bisa menjadi bibit padi yang baik untuk meningkatkan produktivitas padi di tanah air. “Bibit yang bagus menjadi kebutuhan bagi pertanian kita bahwa produktivitas harus kita tingkatkan per hektarenya. Saya kira minimal 10 ton per hektare sangat bagus dan dengan meningkatnya produktivitas per hektare tentu menguntungkan petani,” katanya.

Rektor berharap, padi Gamagora ini selain potensial menghasilkan produksi panen per hektare yang tinggi, namun juga memiliki keunggulan terhadap hama penyakit serta bisa lolos uji varietas dan mendapatkan izin edar. “Saya berharap nantinya bisa dirilis dan dilepas ke masyarakat sebagai varietas unggul nasional sehingga bisa ditanam petani di penjuru tanah air. Semoga ini lekas dilepas,” pungkasnya.

Selain meninjau lokasi uji multilokasi padi Gamagora, Rektor juga melaksanakan panen raya varietas Inpari 42 di sekitar lokasi yang sama. Gabah yang dihasilkan dari panen padi ini akan diproses menjadi benih padi bersertifikat, yang separuhnya digunakan sebagai bantuan ke beberapa kelompok tani yang ada di sekitar PIAT UGM. Adanya bantuan benih tersebut diharapkan dapat menekan biaya produksi sehingga produktivitas meningkat.
(nz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1561 seconds (0.1#10.140)