STIKES UMMI-BP2MI Salurkan Lulusan Nakes Perawat ke Eropa dan Timur Tengah

Senin, 06 Juni 2022 - 17:07 WIB
loading...
STIKES UMMI-BP2MI Salurkan...
STIKES UMMI menjajaki perampungan kerja sama dengan BP2MI terkait penyaluran lulusan nakes perawat ke luar negeri. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Terobosan Sekolah Tinggi Kesehatan ( STIKES ) UMMI Bogor dalam menyalurkan tenaga lulusan keperawatan tidak hanya slogan semata.

Yayasan Pendidikan Ummi Cendekia yang membawahi STIKES UMMI menjajaki perampungan kerja sama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2MI ), dalam penyaluran tenaga kesehatan ke luar negeri, mulai dari kawasan Asia, Afrika, Amerika, Pasifik, Eropa hingga Timur Tengah.



Ketua Yayasan Pendidikan Ummi Cendekia, dr. Andi Tatat, MKM mengatakan, dengan pertemuan lanjutan dengan BP2MI diharapkan STIKES UMMI mengetahui persyaratan dan aturan main yang diminta oleh negara tujuan.

“Seperti kita ketahui, negara-negara di Asia, Eropa dan Timur Tengah memiliki persyaratan-persayaratan yang berbeda dalam menerima nakes perawat kita. Dengan pemaparan dari BP2MI Alhamdulillah kita bisa lebih dini dalam mempersiapkan lulusan kita sesuai dengan persyaratan negara tujuan,” ujar dr. Andi Tatat dalam keterangan pers, Senin (6/6/2022).

Dikatakannya, kebutuhan dunia atas Tenaga Kesehatan Perawat sendiri diketahui mengalami defisit. Di mana kawasan Asia Tenggara sendiri menurut data yang dikeluarkan oleh WHO mencapai 1,9 juta lebih perawat dan bidan.



“Yayasan melihat kebutuhan itu sebagai peluang yang menjanjikan untuk para lulusan nakes kami dalam mengembangkan karier mereka di masa depan. Kami tidak hanya menyediakan pendidikannya, namun juga sekaligus menyiapkan penyerapannya. Pilihan nantinya ada pada mereka, bila memilih berkarier di dalam negeri kami juga telah menjalin kerja sama dan mempunyai jejaring rumah sakit dan klinik yang siap menyerap para lulusan,” terang Direktur Utama RS UMMI Bogor.

Sementara itu, Subkoordinator Penempatan Pemerintah Kawasan Eropa & Timur Tengah (Ertim) BP2MI dr. Nova Novianti Nasution menjawab, untuk sepanjang periode 2020 – 2025 saja setidaknya ada ratusan ribu permintaan tenaga perawat asal Indonesia.

“Kami mencatat potensi permintaan tenaga kerja perawat sepanjang periode 2020- 2025 luar negeri ada 183.181 orang. Permintaan terbesar dari Negara Jepang sebanyak 60.000, Taiwan 10.000, Timur Tengah 7.000 permintaan, belum lagi Australia 1.000 orang, serta Amerika 64.681 permintaan. Itu belum termasuk negara lainnya,” ungkap dr. Nova.

Lebih lanjut dikatakannya, BP2MI telah menjembatani penyaluran tenaga kerja kesehatan dengan negara tujuan dengan beberapa skema seperti Private to Private (P to P), Government to Private s(G to P), dan Government to Government (G to G).

“BP2MI selalu berkoordinasi intra Kementerian dengan Kemenkes, Kemenaker, dan Kemenlu seputar kebijakan yang dikeluarkan. Dengan begitu, BP2MI tak hanya menyalurkan nakes namun lebih ke perlindungan para pekerja migran nantinya,” tegas Subkoordinator Penempatan Pemerintah Kawasan Ertim BP2MI.

Dengan adanya peluang permintaan yang besar tenaga perawat dari negara-negara luar, dirinya berharap Yayasan Pendidikan Ummi Cendekia dapat menangkap peluang ini dan mempersiapkan lulusan terbaiknya.

“Kita telah memiliki kerja sama G to G dengan Pemerintah Jepang. Berdasarkan pengalaman yang ada, para nakes kita langsung dikontrak selama 3 Tahun dengan gaji berkisar antara 100 ribu–200 ribu Yen (setara Rp11 juta–Rp22 juta) di luar uang lembur, tunjangan, bonus dan aneka fasilitas menjanjikan. Selain itu, kami juga memiliki Program Triple Win G to G dengan Pemerintah Jerman. Dengan posisi Asisten Perawat saja nakes kita sudah bisa mendapat penghasilan di kisaran Rp26 juta, sedangkan posisi Nurse mendapatkan gaji Rp31 juta sudah dipotong pajak,” papar dr. Nova.

Diakhir, dirinya mengungkap saat ini BP2MI tengah menggodok perjanjian kerja sama G to G antara RI dengan Kuwait, Arab Saudi, Belanda, UEA, dan Qatar.

“Salah satu penjajakan yang kami sedang godok yakni dengan Negara Belanda. Di draft kerja sama para nakes perawat kita bisa mendapat penghasilan antara 2.000 – 3.500 euro perbulan (Rp31–Rp54 juta), di luar tunjangan lembur, hari libur yang dibayar, liburan yang dibayar (8 % dari gaji tahunan), tunjangan transportasi, dana pensiun, dan kesempatan karir ke jenjang lebih tinggi,” tukas dr. Nova sambil mengatakan banyak sekali keuntungan bekerja di sektor Keperawatan.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2380 seconds (0.1#10.140)