Mahasiswa Kampus Mengajar Bantu Adaptasi Teknologi di 3.846 Sekolah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 16.174 mahasiswa peserta program Kampus Mengajar Angkatan 3 telah menyelesaikan periode penugasan selama 18 minggu di 3.846 sekolah di seluruh wilayah Indonesia. Penugasan ini resmi berakhir pada Rabu, (29/6/2022) dan selanjutnya para mahasiswa akan kembali ke perguruan tinggi masing-masing.
Selama penugasan, peserta Kampus Mengajar telah memberikan asistensi kepada guru dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan dasar. Selain itu, para mahasiswa ini juga memiliki tugas untuk mengakselerasi adaptasi teknologi bagi para guru.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril, menyampaikan rasa gembiranya atas kehadiran mahasiswa Kampus Mengajar di sekolah, atas perannya untuk membantu adaptasi teknologi kepada guru dan tenaga kependidikan.
“Harapannya pelaksanaan Kampus Mengajar bisa mendorong proses pembelajaran Indonesia yang lebih kontemporer dan mengikuti perkembangan zaman,” ujarnya, melalui siaran pers, Rabu (29/6/2022).
Baca: Seleksi Mandiri Unnes 2022, Begini Kisi-kisi Materi Soalnya
Selama penugasan, mahasiswa peserta bersama para guru menjalankan berbagai program inovatif yang dapat membantu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Jumeri, menyampaikan harapannya agar dari berbagai program inovatif tersebut terdapat program-program yang bisa terus digunakan secara berkelanjutan di sekolah setelah penugasan mahasiswa selesai.
Kampus Mengajar adalah salah satu program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan, sekaligus membagikan ilmu, keterampilan, dan inspirasi bagi para murid.
Selain memperoleh pengalaman, para mahasiswa yang telah menyelesaikan program Kampus Mengajar berhak mendapatkan rekognisi sebesar 20 sks dari hasil belajar selama mengikuti program. Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam, menyampaikan apresiasi kepada para mahasiswa yang berhasil menyelesaikan penugasannya.
Baca juga: Viral, Ayah Gendong Anaknya yang Jadi Hafidz Al-Qur'an di Kudus
Para mahasiswa, terangnya, berhasil memberikan dampak positif terhadap akselerasi peningkatan literasi dan numerasi siswa melalui kolaborasi dengan para guru untuk membuat strategi pembelajaran yang efektif namun menyenangkan.
“Ada banyak sekali cerita baik yang ditorehkan oleh adik-adik mahasiswa selama 18 minggu periode penugasan di sekolah sasaran. Semoga dampak serta cerita baik selama proses pelaksanaan Kampus Mengajar Angkatan 3 yang kita kawal bersama-bersama bisa menjadi sebuah lompatan besar bagi kemajuan pendidikan Indonesia,” tutur Nizam.
Dalam kesempatan yang sama, mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar juga diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannya. Salah satunya adalah mahasiswa asal Nias yang ditugaskan di SDN Ketawang, Kabupaten Purworejo, Yoakim Zordan Halawa.
Ia mengatakan, melalui keikutsertaan di Program Kampus Mengajar, dirinya belajar menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab baik kepada diri sendiri, maupun kepada lingkungan di sekitar. “Semoga pengalaman yang saya dapatkan bisa menjadi langkah awal bagi saya untuk terus berkembang ke depannya,” ujar Yoakim.
Selama penugasan, peserta Kampus Mengajar telah memberikan asistensi kepada guru dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan dasar. Selain itu, para mahasiswa ini juga memiliki tugas untuk mengakselerasi adaptasi teknologi bagi para guru.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril, menyampaikan rasa gembiranya atas kehadiran mahasiswa Kampus Mengajar di sekolah, atas perannya untuk membantu adaptasi teknologi kepada guru dan tenaga kependidikan.
“Harapannya pelaksanaan Kampus Mengajar bisa mendorong proses pembelajaran Indonesia yang lebih kontemporer dan mengikuti perkembangan zaman,” ujarnya, melalui siaran pers, Rabu (29/6/2022).
Baca: Seleksi Mandiri Unnes 2022, Begini Kisi-kisi Materi Soalnya
Selama penugasan, mahasiswa peserta bersama para guru menjalankan berbagai program inovatif yang dapat membantu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Jumeri, menyampaikan harapannya agar dari berbagai program inovatif tersebut terdapat program-program yang bisa terus digunakan secara berkelanjutan di sekolah setelah penugasan mahasiswa selesai.
Kampus Mengajar adalah salah satu program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan, sekaligus membagikan ilmu, keterampilan, dan inspirasi bagi para murid.
Selain memperoleh pengalaman, para mahasiswa yang telah menyelesaikan program Kampus Mengajar berhak mendapatkan rekognisi sebesar 20 sks dari hasil belajar selama mengikuti program. Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam, menyampaikan apresiasi kepada para mahasiswa yang berhasil menyelesaikan penugasannya.
Baca juga: Viral, Ayah Gendong Anaknya yang Jadi Hafidz Al-Qur'an di Kudus
Para mahasiswa, terangnya, berhasil memberikan dampak positif terhadap akselerasi peningkatan literasi dan numerasi siswa melalui kolaborasi dengan para guru untuk membuat strategi pembelajaran yang efektif namun menyenangkan.
“Ada banyak sekali cerita baik yang ditorehkan oleh adik-adik mahasiswa selama 18 minggu periode penugasan di sekolah sasaran. Semoga dampak serta cerita baik selama proses pelaksanaan Kampus Mengajar Angkatan 3 yang kita kawal bersama-bersama bisa menjadi sebuah lompatan besar bagi kemajuan pendidikan Indonesia,” tutur Nizam.
Dalam kesempatan yang sama, mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar juga diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannya. Salah satunya adalah mahasiswa asal Nias yang ditugaskan di SDN Ketawang, Kabupaten Purworejo, Yoakim Zordan Halawa.
Ia mengatakan, melalui keikutsertaan di Program Kampus Mengajar, dirinya belajar menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab baik kepada diri sendiri, maupun kepada lingkungan di sekitar. “Semoga pengalaman yang saya dapatkan bisa menjadi langkah awal bagi saya untuk terus berkembang ke depannya,” ujar Yoakim.
(nnz)