Dihadiri 1.000 Peserta, Kemenkominfo Gelar Seminar Literasi Digital untuk Pesantren
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemenkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi (GNLD) dan Kaukus Muda Indonesia (KMI) melaksanakan rangkaian kegiatan Seminar Literasi Digital Pesantren. Seminar ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan literasi digital masyarakat khususnya untuk para santri.
Seminar Literasi Digital Pesantren ini digelar di Kampus Institut Keislaman (INSTIKA) Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Kegiatan ini dihadiri oleh 1.000 peserta secara luring, pekan lalu.
Wakil Rektor INSTIKA Pondok Pesantren Annuqayah M. Mushthafa, menyampaikan, kecakapan digital ini menjadi penting untuk diberikan karena literasi digital ini merupakan salah satu wujud dari perilaku akhlak santri atau mahasiswa.
Baca: William Jadi Lulusan Terbaik, Termuda, Tercepat Magister Teknik Telekomunikasi ITB
“Maka kecakapan digital ini menjadi penting untuk mahasiswa agar tidak terjerumus dari efek buruk dunia digital,” jelas M. Mushthafa, melalui siaran pers, Selasa (26/7/2022).
Perwakilan dari Kaukus Muda Indonesia (KMI) Ahmad Munsorif juga menambahkan, kegiatan ini diharapkan menjadi bekal agar para santri dan mahasiswa tidak salah dalam menggunakan dunia digital.
Seminar Literasi Digital Pesantren juga dihadiri oleh Hariqo Satria selaku influencer dan praktisi literasi digital, Irwan Sujatmiko selaku Staf Dinas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kab.Sumenep.
Juga ada Rofiatur Rofiah, selaku influencer dan praktisi literasi digital, serta Damanhuri selaku Dosen Pondok Pesantren Annuqayah, sebagai narasumber yang membahas tentang kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan empat sesi materi literasi digital secara paralel oleh empat narasumber. Empat sesi tersebut membahas tentang pembuatan konten positif di media sosial, bijak berinternet, perilaku di media sosial, dan revolusi digital.
Sesi pertama yang bertemakan kecakapan digital, dipaparkan oleh Hariqo Satria selaku influencer dan praktisi literasi digital, membahas tentang bagaimana membuat konten yang positif di media sosial. Dia mengatakan, media sosial harus digunakan secara bijak dan jangan berlebihan.
Seminar Literasi Digital Pesantren ini digelar di Kampus Institut Keislaman (INSTIKA) Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Kegiatan ini dihadiri oleh 1.000 peserta secara luring, pekan lalu.
Wakil Rektor INSTIKA Pondok Pesantren Annuqayah M. Mushthafa, menyampaikan, kecakapan digital ini menjadi penting untuk diberikan karena literasi digital ini merupakan salah satu wujud dari perilaku akhlak santri atau mahasiswa.
Baca: William Jadi Lulusan Terbaik, Termuda, Tercepat Magister Teknik Telekomunikasi ITB
“Maka kecakapan digital ini menjadi penting untuk mahasiswa agar tidak terjerumus dari efek buruk dunia digital,” jelas M. Mushthafa, melalui siaran pers, Selasa (26/7/2022).
Perwakilan dari Kaukus Muda Indonesia (KMI) Ahmad Munsorif juga menambahkan, kegiatan ini diharapkan menjadi bekal agar para santri dan mahasiswa tidak salah dalam menggunakan dunia digital.
Seminar Literasi Digital Pesantren juga dihadiri oleh Hariqo Satria selaku influencer dan praktisi literasi digital, Irwan Sujatmiko selaku Staf Dinas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kab.Sumenep.
Juga ada Rofiatur Rofiah, selaku influencer dan praktisi literasi digital, serta Damanhuri selaku Dosen Pondok Pesantren Annuqayah, sebagai narasumber yang membahas tentang kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan empat sesi materi literasi digital secara paralel oleh empat narasumber. Empat sesi tersebut membahas tentang pembuatan konten positif di media sosial, bijak berinternet, perilaku di media sosial, dan revolusi digital.
Sesi pertama yang bertemakan kecakapan digital, dipaparkan oleh Hariqo Satria selaku influencer dan praktisi literasi digital, membahas tentang bagaimana membuat konten yang positif di media sosial. Dia mengatakan, media sosial harus digunakan secara bijak dan jangan berlebihan.