Mahasiswa UGM Gagas Stress Watch, Bagaimana Cara Kerjanya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa Teknik Fisika UGM , Atanasius Tora Rangga Kaleka, menggagas pengembangan Stress-Watch. Jam tangan pintar itu memungkinkan pengguna untuk memonitor tingkat stres yang dialami.
Tora menjelaskan, Stress-Watch dirancang dengan terhubung ke smartphone melalui koneksi Bluetooth. Jam tangan pintar ini dilengkapi dengan beberapa parameter untuk mendeteksi tingkat stres seseorang yang terdiri dari perubahan detak jantung, perubahan tekanan darah, keringat, dan perubahan suhu.
Baca juga: Mengenal 5 Profesor Termuda Dunia, 3 Berasal dari Indonesia
Selain itu, ditambah dengan fitur berupa pengingat, alarm, catatan, komunikasi dokter dan pengukur langkah. Apabila seseorang mengalami stres yang berkepanjangan maka rumah sakit siap untuk memberikan penanganan dan dokter dapat menghubungi pasien secara daring. Hubungan antara rumah sakit dengan pengguna dapat tercatat pada rekam kesehatan medis setempat.
Dikutip dari laman UGM, Tora mengungkapkan, latar belakang gagasan pengembangan Stress Watch terkait dengan kondisi masyarakat saat ini yang rentan terkena stres, termasuk kalangan mahasiswa.
Baca juga: Lulus dan Raih Dua Gelar dari Kampus Berbeda, Ini Kisah Katherine
Menurutnya, stres harus dikelola dengan baik agar nantinya tidak menimbulkan persoalan kesehatan mental yang lebih serius dan membahayakan diri. Oleh sebab itu, ia berpikir untuk mengembangkan suatu alat yang mampu mendeteksi atau mengukur tingkat stres seseorang dan membantu menghubungkan dengan tenaga profesional.
Ide pengembangan Stress-Watch sebagai solusi pencegahan stres ini pun berhasil menghantarkan Tora meraih juara pertama kompetisi menulis esai nasional IAIN Pekalongan Mathematics Competition 2022 pada 10 September 2022 lalu.
Tora menjelaskan, Stress-Watch dirancang dengan terhubung ke smartphone melalui koneksi Bluetooth. Jam tangan pintar ini dilengkapi dengan beberapa parameter untuk mendeteksi tingkat stres seseorang yang terdiri dari perubahan detak jantung, perubahan tekanan darah, keringat, dan perubahan suhu.
Baca juga: Mengenal 5 Profesor Termuda Dunia, 3 Berasal dari Indonesia
Selain itu, ditambah dengan fitur berupa pengingat, alarm, catatan, komunikasi dokter dan pengukur langkah. Apabila seseorang mengalami stres yang berkepanjangan maka rumah sakit siap untuk memberikan penanganan dan dokter dapat menghubungi pasien secara daring. Hubungan antara rumah sakit dengan pengguna dapat tercatat pada rekam kesehatan medis setempat.
Dikutip dari laman UGM, Tora mengungkapkan, latar belakang gagasan pengembangan Stress Watch terkait dengan kondisi masyarakat saat ini yang rentan terkena stres, termasuk kalangan mahasiswa.
Baca juga: Lulus dan Raih Dua Gelar dari Kampus Berbeda, Ini Kisah Katherine
Menurutnya, stres harus dikelola dengan baik agar nantinya tidak menimbulkan persoalan kesehatan mental yang lebih serius dan membahayakan diri. Oleh sebab itu, ia berpikir untuk mengembangkan suatu alat yang mampu mendeteksi atau mengukur tingkat stres seseorang dan membantu menghubungkan dengan tenaga profesional.
Ide pengembangan Stress-Watch sebagai solusi pencegahan stres ini pun berhasil menghantarkan Tora meraih juara pertama kompetisi menulis esai nasional IAIN Pekalongan Mathematics Competition 2022 pada 10 September 2022 lalu.
(nnz)