Vaksin Covid-19 Unair Dapat Izin Penggunaan Darurat oleh BPOM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia membuat karya dan inovasi dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Salah satunya Universitas Airlangga ( Unair ) yang membuat vaksin Covid-19, INAVAC.
Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih mengatakan, perguruan tinggi harus terus mengembangkan berbagai fasilitas agar riset di kampus berkembang, maju, dan menghasilkan dampak sosial yang lebih nyata kepada masyarakat.
“Salah satunya adalah vaksin Covid-19. Vaksin ini diciptakan dalam upaya untuk mendorong adanya kontribusi dan impact Unair yang signifikan,” ujar Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih, dikutip dari laman Unair, Kamis (10/11/2022).
Baca juga: 12 Dosen dan Peneliti UI Masuk World’s Top 2% Scientist 2022, Ini Pesan Peneliti UI di Hari Pahlawan
Vaksin hasil riset dari para peneliti PTN yang berpusat di Jawa Timur ini menggunakan inactivated virus. Metode ini menggunakan virus yang telah dimodifikasi atau dinonaktifkan sehingga virus tidak dapat memperbanyak diri dan menyebabkan penyakit.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) turut melakukan pendampingan mulai dari tahap uji pra-klinis, tahap uji klinis ke-1 sampai ke-3. Prof Nasih pada Sidang Dies Natalis Unair ke-68 yang berlangsung Rabu (9/11/2022) menjelaskan bahwa setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya vaksin yang diberi nama INAVAC mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) oleh BPOM.
EUA dikeluarkan oleh lembaga terkait di suatu negara dalam kondisi gawat darurat yang mengancam kesehatan masyarakat. “INAVAC telah mendapatkan izin emergency use authorization oleh BPOM dan akan diproduksi secara masal,” terangnya. Vaksin ini digunakan sebagai pencegahan Covid-19 yang dapat diberikan pada individu usia 18 tahun ke atas.
Oleh karenanya, dia turut menyampaikan terima kasih kepada berbagai elemen yang telah mendukung pengembangan vaksin ini. “Terima kasih kepada kementerian kesehatan karena telah memberikan support berupa pendanaan yang tidak sedikit, pemerintah provinsi juga memberikan dukungan yang luar biasa,” ujar Prof Nasih.
Baca juga: Terpilih Lagi Jadi Rektor, Prof Arif Satria Siap Pimpin IPB Hadapi Krisis Pangan
“Rumah Sakit dr. Soetomo juga luar biasa support-nya. Yang tak kalah pentingnya adalah peran peneliti Unair yang bekerja keras untuk hal ini,” imbuhnya.
Atas pencapaian tersebut, Dahlan Iskan turut menyampaikan rasa senangnya karena vaksin hasil karya anak bangsa ini dapat dikerjakan sampai selesai. “Saya ikut senang karena Unair memproses vaksin ini sampai selesai. Bagaimana vaksin ini berhasil di-launching, bagaimana cari orang yang mau menjalani vaksin. Cari orang yang bersedia diuji klinis luar biasa sulitnya. Tapi Unair berhasil menyelesaikannya,” tuturnya.
Proses riset dan pengembangan vaksin akan terus berjalan, diharapkan setelah INAVAC akan ada produk vaksin lain yang dihasilkan sehingga dapat menjawab tantangan dan masalah di masa depan. Unair saat ini tengah mengembangkan vaksin booster dan vaksin Covid-19 untuk anak. “Kabar soal vaksin sudah dapat sangat menggembirakan semoga nantinya vaksin booster dan anak bisa masuk,” pungkasnya.
Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih mengatakan, perguruan tinggi harus terus mengembangkan berbagai fasilitas agar riset di kampus berkembang, maju, dan menghasilkan dampak sosial yang lebih nyata kepada masyarakat.
“Salah satunya adalah vaksin Covid-19. Vaksin ini diciptakan dalam upaya untuk mendorong adanya kontribusi dan impact Unair yang signifikan,” ujar Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih, dikutip dari laman Unair, Kamis (10/11/2022).
Baca juga: 12 Dosen dan Peneliti UI Masuk World’s Top 2% Scientist 2022, Ini Pesan Peneliti UI di Hari Pahlawan
Vaksin hasil riset dari para peneliti PTN yang berpusat di Jawa Timur ini menggunakan inactivated virus. Metode ini menggunakan virus yang telah dimodifikasi atau dinonaktifkan sehingga virus tidak dapat memperbanyak diri dan menyebabkan penyakit.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) turut melakukan pendampingan mulai dari tahap uji pra-klinis, tahap uji klinis ke-1 sampai ke-3. Prof Nasih pada Sidang Dies Natalis Unair ke-68 yang berlangsung Rabu (9/11/2022) menjelaskan bahwa setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya vaksin yang diberi nama INAVAC mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) oleh BPOM.
EUA dikeluarkan oleh lembaga terkait di suatu negara dalam kondisi gawat darurat yang mengancam kesehatan masyarakat. “INAVAC telah mendapatkan izin emergency use authorization oleh BPOM dan akan diproduksi secara masal,” terangnya. Vaksin ini digunakan sebagai pencegahan Covid-19 yang dapat diberikan pada individu usia 18 tahun ke atas.
Oleh karenanya, dia turut menyampaikan terima kasih kepada berbagai elemen yang telah mendukung pengembangan vaksin ini. “Terima kasih kepada kementerian kesehatan karena telah memberikan support berupa pendanaan yang tidak sedikit, pemerintah provinsi juga memberikan dukungan yang luar biasa,” ujar Prof Nasih.
Baca juga: Terpilih Lagi Jadi Rektor, Prof Arif Satria Siap Pimpin IPB Hadapi Krisis Pangan
“Rumah Sakit dr. Soetomo juga luar biasa support-nya. Yang tak kalah pentingnya adalah peran peneliti Unair yang bekerja keras untuk hal ini,” imbuhnya.
Atas pencapaian tersebut, Dahlan Iskan turut menyampaikan rasa senangnya karena vaksin hasil karya anak bangsa ini dapat dikerjakan sampai selesai. “Saya ikut senang karena Unair memproses vaksin ini sampai selesai. Bagaimana vaksin ini berhasil di-launching, bagaimana cari orang yang mau menjalani vaksin. Cari orang yang bersedia diuji klinis luar biasa sulitnya. Tapi Unair berhasil menyelesaikannya,” tuturnya.
Proses riset dan pengembangan vaksin akan terus berjalan, diharapkan setelah INAVAC akan ada produk vaksin lain yang dihasilkan sehingga dapat menjawab tantangan dan masalah di masa depan. Unair saat ini tengah mengembangkan vaksin booster dan vaksin Covid-19 untuk anak. “Kabar soal vaksin sudah dapat sangat menggembirakan semoga nantinya vaksin booster dan anak bisa masuk,” pungkasnya.
(nnz)