ITB Susun Sejumlah Aksi untuk Penanganan Gempa Cianjur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gempa yang melanda Cianjur jelang akhir November kemarin masih membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Merespon hal ini, Institut Teknologi Bandung ( ITB ) pun menyusun sejumlah aksi untuk penanganan gempa Cianjur.
Pertama, tim dosen ITB yakni Prof. Dr.Sc. Ir. Andri Dian Nugraha, Dr. Zulfakriza, dan Aditya Lesmana datang ke Cianjur dan memasang enam Seismograf pemantauan gempa susulan (Aftershock) pada 22 November 2022 lalu.
Dikutip dari laman ITB, Sabtu (3/12/2022), kedatangan ketiganya juga diiringi dengan hadirnya tim Dr. Ing. Andry Widyowijatnoko dari SAPPK ITB ang diwakili oleh Ir. Mipi Ananta Kusuma dan Agis Nurholis dari Rumah Amal Salman.
Baca juga: Unpad Luncurkan Platform Pembelajaran MOOC, Gratis untuk Umum
Dari hasil observasi di lapangan tim bermaksud untuk dapat sesegera mungkin membangun empat Hunian Sementara (Huntara) dengan metode Tunnel Shelter dari bambu berkolaborasi dengan tim aktivis Desa Binaan ITB di Ciranjang Eko Santoso.
Perancangan Tunnel Shelter menggunakan ketersediaan bahan lokal seperti bambu dengan pertimbangan kecepatan karena kerusakan rumah dan bangunan di lokasi sangat besar, khususnya di Desa Benjot Kec. Cugenang.
Melihat kondisi tersebut Prof. Ir. Iswandi Imran dari PPMB ITB beserta tim pun berencana untuk melakukan analisis lapangan asesmen tingkat kerentanan bangunan publik di Cianjur, sehingga bangunan-bangunan yang masih cukup layak digunakan dapat dimanfaatkan dengan baik.
Baca juga: Wujudkan SDM Berkualitas, Program SMK PK SPD Kembali Dibuka
Dari hasil peninjauan di lokasi kebutuhan akan obat-obatan pun cukup tinggi, mengingat banyaknya korban luka-luka yang membutuhkan pengobatan, Apt. Tomi Hendrayana dari SF ITB, menyatakan akan membantu memenuhi kebutuhan obat-obatan dan juga memberikan bantuan untuk Trauma Healing.
Dalam hal ini, Dr. Lulu Lusianti Fitri dari SITH pun bermaksud untuk melibatkan 5 Coach dari ITB yang sebelumnya sudah memiliki pengalaman dalam menangani Trauma Healing pasca bencana di beberapa lokasi sebelumnya.
Langkah berikutnya, Ditmawa ITB dan Dirdik NR ITB berencana untuk melibatkan mahasiswa. Dalam hal ini, Ditmawa akan melibatkan Tim Mahasiswa ITB melalui penugasan. Kemudian, Ditdik NR ITB akan melibatkan 267 orang mahasiswa dari Program Merdeka Belajar yang berasal dari luar ITB.
Termasuk peran serta anggota Resimen Mahasiswa ITB. Selain itu, Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam (KMPA ITB) yang dibantu oleh Arif Susanto, M.T. (FITB) untuk membantu penyediaan air bersih melalui IGW Membran Ultrafiltrasi Air karya dari Prof. I Gede Wenten. Selain itu, dukungan untuk penyediaan air bersih juga disiapkan oleh tim Dr. Dwina Roosmini (PSLH ITB).
Dalam program tanggap bencana sebagai salah satu bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat, LPPM ITB akan berkontribusi dalam bentuk dukungan pendanaan. BPUDL ITB pun akan turut serta berkontribusi melalui pendanaan yang akan dikelola oleh LPPM.
Yayasan LAPI juga telah menyampaikan komitmennya untuk mendukung penanggulangan dampak bencana gempa bumi di Cianjur yang dilakukan oleh ITB. Harapannya sinergisitas yang dilakukan oleh civitas akademika ITB ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang terdampak bencana gempa di Cianjur.
Lihat Juga: Profil Delisa, Anak Korban Tsunami Aceh 2004 yang Diungkap Dosen ITB kini Sukses Berkarier di BSI Aceh
Pertama, tim dosen ITB yakni Prof. Dr.Sc. Ir. Andri Dian Nugraha, Dr. Zulfakriza, dan Aditya Lesmana datang ke Cianjur dan memasang enam Seismograf pemantauan gempa susulan (Aftershock) pada 22 November 2022 lalu.
Dikutip dari laman ITB, Sabtu (3/12/2022), kedatangan ketiganya juga diiringi dengan hadirnya tim Dr. Ing. Andry Widyowijatnoko dari SAPPK ITB ang diwakili oleh Ir. Mipi Ananta Kusuma dan Agis Nurholis dari Rumah Amal Salman.
Baca juga: Unpad Luncurkan Platform Pembelajaran MOOC, Gratis untuk Umum
Dari hasil observasi di lapangan tim bermaksud untuk dapat sesegera mungkin membangun empat Hunian Sementara (Huntara) dengan metode Tunnel Shelter dari bambu berkolaborasi dengan tim aktivis Desa Binaan ITB di Ciranjang Eko Santoso.
Perancangan Tunnel Shelter menggunakan ketersediaan bahan lokal seperti bambu dengan pertimbangan kecepatan karena kerusakan rumah dan bangunan di lokasi sangat besar, khususnya di Desa Benjot Kec. Cugenang.
Melihat kondisi tersebut Prof. Ir. Iswandi Imran dari PPMB ITB beserta tim pun berencana untuk melakukan analisis lapangan asesmen tingkat kerentanan bangunan publik di Cianjur, sehingga bangunan-bangunan yang masih cukup layak digunakan dapat dimanfaatkan dengan baik.
Baca juga: Wujudkan SDM Berkualitas, Program SMK PK SPD Kembali Dibuka
Dari hasil peninjauan di lokasi kebutuhan akan obat-obatan pun cukup tinggi, mengingat banyaknya korban luka-luka yang membutuhkan pengobatan, Apt. Tomi Hendrayana dari SF ITB, menyatakan akan membantu memenuhi kebutuhan obat-obatan dan juga memberikan bantuan untuk Trauma Healing.
Dalam hal ini, Dr. Lulu Lusianti Fitri dari SITH pun bermaksud untuk melibatkan 5 Coach dari ITB yang sebelumnya sudah memiliki pengalaman dalam menangani Trauma Healing pasca bencana di beberapa lokasi sebelumnya.
Langkah berikutnya, Ditmawa ITB dan Dirdik NR ITB berencana untuk melibatkan mahasiswa. Dalam hal ini, Ditmawa akan melibatkan Tim Mahasiswa ITB melalui penugasan. Kemudian, Ditdik NR ITB akan melibatkan 267 orang mahasiswa dari Program Merdeka Belajar yang berasal dari luar ITB.
Termasuk peran serta anggota Resimen Mahasiswa ITB. Selain itu, Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam (KMPA ITB) yang dibantu oleh Arif Susanto, M.T. (FITB) untuk membantu penyediaan air bersih melalui IGW Membran Ultrafiltrasi Air karya dari Prof. I Gede Wenten. Selain itu, dukungan untuk penyediaan air bersih juga disiapkan oleh tim Dr. Dwina Roosmini (PSLH ITB).
Dalam program tanggap bencana sebagai salah satu bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat, LPPM ITB akan berkontribusi dalam bentuk dukungan pendanaan. BPUDL ITB pun akan turut serta berkontribusi melalui pendanaan yang akan dikelola oleh LPPM.
Yayasan LAPI juga telah menyampaikan komitmennya untuk mendukung penanggulangan dampak bencana gempa bumi di Cianjur yang dilakukan oleh ITB. Harapannya sinergisitas yang dilakukan oleh civitas akademika ITB ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang terdampak bencana gempa di Cianjur.
Lihat Juga: Profil Delisa, Anak Korban Tsunami Aceh 2004 yang Diungkap Dosen ITB kini Sukses Berkarier di BSI Aceh
(nnz)