Transformasi Perpustakaan Berperan untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang dijalankan di perpustakaan tingkat provinsi, kabupaten/kota hingga desa/kelurahan dinilai efektif dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat. Program ini telah direplikasi mandiri di 18 kabupaten/kota dan 1.125 desa/kelurahan.
Pelaksanaan program TPBIS Tahun 2020-2021 memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan nilai efektivitas program 4,09 dari skala 1-5. Total benefit program ini pada tahun 2020-2021 mencapai lebih dari Rp570 miliar.
Hal tersebut tampak dalam evaluasi yang disampaikan pada Peer Learning Meeting (PLM) Nasional Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Tahun 2022. Program TPBIS dijalankan oleh Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) dengan dukungan dari Bappenas RI sejak 2018. Program ini merupakan pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: Kolaborasi Lintas Sektor Berpotensi Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando, menyatakan tugas perpustakaan adalah mencerdaskan dan menyejahterakan anak bangsa sesuai amanah UUD 1945. Esensinya, untuk mengurangi masyarakat marginal. Untuk itu, perpustakaan mesti bertransformasi mengubah paradigma yang eksklusif menjadi inklusif. “Inilah roh dari semangat transformasi perpustakaan,” imbuhnya, melalui siaran pers, Selasa (6/12/2022).
Indonesia, menurutnya, memiliki sumber daya alam melimpah namun belum dikelola dengan optimal. Oleh karena itu, masyarakat perlu dibekali inovasi dan kreativitas serta aksesibilitas digital untuk meningkatkan pengetahuannya. “Tidak ada gunanya perpustakaan jika masyarakat masih tetap berada di bawah tingkat kesejahteraan. Jangan sampai perpustakaan menjadi menara gading,” tambah Kepala Perpusnas.
Perbaikan kesejahteraan hanya dapat dilakukan jika kondisi ekonomi baik, yang ditandai dengan peningkatan pendapatan per kapita dan lapangan kerja. Salah satu jalan untuk mencapai kesejahteraan diperoleh dengan kemampuan literasi.
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menjelaskan peran perpustakaan amat dibutuhkan dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan global.
Baca juga: Wujudkan SDM Berkualitas, Program SMK PK SPD Kembali Dibuka
“Perpustakaan berbasis inklusi sosial diharapkan dapat meningkatkan literasi informasi bagi masyarakat dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat meningkatkan kesejahteraan dan juga mendorong kreativitas serta memangkas berbagai kesenjangan akses informasi,” ungkapnya.
Dia berharap PLM Nasional Tahun 2022 dapat melahirkan banyak ide dan gagasan yang inovatif dan aplikatif dalam menghadirkan perpustakaan yang lebih inklusif. Kepala Biro Umum dan Sumber Daya Manusia, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Khamim, mengatakan program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial telah mendorong lahirnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) oleh masyarakat sekitar perpustakaan.
“Dalam rangka kebijakan revolusi mental, khususnya Gerakan Indonesia Mandiri UMKM perlu diwadahi dalam bentuk koperasi sehingga semangat gotong royong kebersamaan dan kesejahteraan bersama selalu menjadi tiang atau dasar pembangunan ekonomi,” ungkapnya.
Dia meminta agar program TPBIS terus diperluas. “Kita perlu mendorong lebih keras lagi untuk meningkatkan desa-desa yang lain ikut berpartisipasi. Oleh karena itu, perlu dukungan anggaran dan kolaborasi lintas kementerian/lembaga untuk memperluas program tersebut,” imbuhnya.
Dalam PLM Nasional, Perpusnas memberikan penghargaan kepada perpustakaan yang berhasil mengimplementasikan TPBIS yakni Tim Sinergi Terbaik Tahun 2022 berasal dari Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Sulawesi Selatan.
Tiga Perpustakaan Kabupaten/ Kota terbaik Tahun 2022 yaitu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Singkawang, Kalimantan Barat; Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang, Sumatera Barat; dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Perpustakaan Desa/Kelurahan Terbaik 2022 dalam implementasi transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah Perpustakaan Desa Rambah Muda, Kabupaten Rokan Hulu, Riau; Perpustakaan Desa Kariango, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan; Perpustakaan Desa Iloponu, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo.
Pelaksanaan program TPBIS Tahun 2020-2021 memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan nilai efektivitas program 4,09 dari skala 1-5. Total benefit program ini pada tahun 2020-2021 mencapai lebih dari Rp570 miliar.
Hal tersebut tampak dalam evaluasi yang disampaikan pada Peer Learning Meeting (PLM) Nasional Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Tahun 2022. Program TPBIS dijalankan oleh Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) dengan dukungan dari Bappenas RI sejak 2018. Program ini merupakan pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: Kolaborasi Lintas Sektor Berpotensi Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando, menyatakan tugas perpustakaan adalah mencerdaskan dan menyejahterakan anak bangsa sesuai amanah UUD 1945. Esensinya, untuk mengurangi masyarakat marginal. Untuk itu, perpustakaan mesti bertransformasi mengubah paradigma yang eksklusif menjadi inklusif. “Inilah roh dari semangat transformasi perpustakaan,” imbuhnya, melalui siaran pers, Selasa (6/12/2022).
Indonesia, menurutnya, memiliki sumber daya alam melimpah namun belum dikelola dengan optimal. Oleh karena itu, masyarakat perlu dibekali inovasi dan kreativitas serta aksesibilitas digital untuk meningkatkan pengetahuannya. “Tidak ada gunanya perpustakaan jika masyarakat masih tetap berada di bawah tingkat kesejahteraan. Jangan sampai perpustakaan menjadi menara gading,” tambah Kepala Perpusnas.
Perbaikan kesejahteraan hanya dapat dilakukan jika kondisi ekonomi baik, yang ditandai dengan peningkatan pendapatan per kapita dan lapangan kerja. Salah satu jalan untuk mencapai kesejahteraan diperoleh dengan kemampuan literasi.
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menjelaskan peran perpustakaan amat dibutuhkan dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan global.
Baca juga: Wujudkan SDM Berkualitas, Program SMK PK SPD Kembali Dibuka
“Perpustakaan berbasis inklusi sosial diharapkan dapat meningkatkan literasi informasi bagi masyarakat dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat meningkatkan kesejahteraan dan juga mendorong kreativitas serta memangkas berbagai kesenjangan akses informasi,” ungkapnya.
Dia berharap PLM Nasional Tahun 2022 dapat melahirkan banyak ide dan gagasan yang inovatif dan aplikatif dalam menghadirkan perpustakaan yang lebih inklusif. Kepala Biro Umum dan Sumber Daya Manusia, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Khamim, mengatakan program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial telah mendorong lahirnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) oleh masyarakat sekitar perpustakaan.
“Dalam rangka kebijakan revolusi mental, khususnya Gerakan Indonesia Mandiri UMKM perlu diwadahi dalam bentuk koperasi sehingga semangat gotong royong kebersamaan dan kesejahteraan bersama selalu menjadi tiang atau dasar pembangunan ekonomi,” ungkapnya.
Dia meminta agar program TPBIS terus diperluas. “Kita perlu mendorong lebih keras lagi untuk meningkatkan desa-desa yang lain ikut berpartisipasi. Oleh karena itu, perlu dukungan anggaran dan kolaborasi lintas kementerian/lembaga untuk memperluas program tersebut,” imbuhnya.
Dalam PLM Nasional, Perpusnas memberikan penghargaan kepada perpustakaan yang berhasil mengimplementasikan TPBIS yakni Tim Sinergi Terbaik Tahun 2022 berasal dari Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Sulawesi Selatan.
Tiga Perpustakaan Kabupaten/ Kota terbaik Tahun 2022 yaitu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Singkawang, Kalimantan Barat; Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang, Sumatera Barat; dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Perpustakaan Desa/Kelurahan Terbaik 2022 dalam implementasi transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah Perpustakaan Desa Rambah Muda, Kabupaten Rokan Hulu, Riau; Perpustakaan Desa Kariango, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan; Perpustakaan Desa Iloponu, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo.
(nnz)