Libur Telah Tiba, 3 Museum Baru di Indonesia Ini Layak Jadi Tujuan Wisata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Musim liburan menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu anak sekolah. Pada libur Natal dan tahun baru ini ada tiga museum baru di Indonesia yang bisa dikunjungi siswa dan keluarganya.
Wisata museum memang tidak se-populer berlibur ke wisata alam. Namun liburan ke museum bisa menjadi alternatif anak-anak menikmati masa rehat sejenak dari aktivitas sekolah.
Berlibur ke museum itu banyak manfaatnya. Kita bisa memiliki wawasan lebih dan mendapat informasi baru yang mungkin belum pernah diketahui sebelumnya.
Baca juga: Harumkan Nama Bangsa, Pelajar Indonesia Raih 5 Medali di Olimpiade Sains Dunia
Kalian juga bisa menghilangkan kepenatan dari aktivitas keseharian dengan suasana tenang yang ada di museum. Selain itu kalian bisa memanjakan mata dengan beragam karya seni dan koleksi benda-benda menarik.
Nah tahun ini Kemendikbudristek telah meluncurkan tiga museum baru di Indonesia. Yakni Museum Batik Indonesia di Jakarta, Museum Song Terus di Pacitan, dan Museum Semedo di Tegal.
Museum-museum tersebut merupakan tiga dari sebelas museum yang dibangun sejak 2010 hingga 2022. Pembangunan ketiga museum ini merupakan bentuk upaya pelindungan, pemanfaatan, dan pelestarian kebudayaan oleh pemerintah melalui Kemendikbudristek.
Dikutip dari laman Direktorat SMP Kemendikbudristek, berikut ini informasi lebih lanjut mengenai tiga museum baru yang menarik untuk dikunjungi di libur Natal dan tahun baru ini.
1. Museum Semedo
Museum Semedo terletak di lereng jajaran Pegunungan Serayu tepatnya di ujung Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal. Penemuan sisa manusia purba, fosil flora fauna, dan berbagai artefak batu serta artefak tulang pada Kawasan Cagar Budaya Semedo mendorong Kemendikbudristek membangun sarana pelestarian cagar budaya, sarana edukasi, dan rekreasi bagi masyarakat dalam bentuk sebuah museum.
Bangunan Museum Semedo dilengkapi dengan landmark berupa monumen gading, patung gajah purba jenis Stegodon, dan penggambaran evolusi manusia purba sebagai ikon dari Kawasan Cagar Budaya Semedo. Museum Semedo didirikan untuk melestarikan tinggalan kehidupan manusia purba, mempublikasikan hasil penelitian, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai nilai penting Semedo sebagai salah satu situs arkeologi dan situs manusia purba terkemuka. Museum Semedo menyajikan koleksi temuan spesimen Semedo 1, artefak tinggalan manusia purba jenis Homo Erectus, serta berbagai jenis fosil fauna purba sebagai bukti kehidupan pada Kala Pleistosen di Semedo.
Baca juga: Mendikbudristek Minta Pemerintah Daerah Utamakan Kebutuhan Guru
2. Museum Song Terus
Museum Song Terus terletak di Dusun Weru, Desa Wareng, Kec. Punung, Kab. Pacitan, Jawa Timur. Penemuan fosil manusia prasejarah, fosil flora fauna, dan berbagai alat batu pada Kawasan Situs prasejarah Gunung Sewu yang sebagian besar ditemukan dalam gua-gua hunian prasejarah menjadi alasan utama pentingnya didirikan museum di kawasan ini. Kehadiran Museum Song Terus diharapkan dapat menjadi tempat untuk melestarikan peninggalan budaya prasejarah dari Kawasan Gunung Sewu dan juga sebagai wadah penelitian dan publikasi hasil penelitian Kawasan Gunung Sewu kepada masyarakat.
Museum Song Terus menyajikan berbagai koleksi tinggalan budaya prasejarah yang ada di Kawasan Gunung Sewu sejak masa Pleistosen Tengah hingga Holosen atau lebih kurang 350.000 hingga 5.000 tahun yang lalu, beserta bukti-bukti lingkungan alam pada masa tersebut.
3. Museum Batik Indonesia
Museum Batik Indonesia merupakan museum khusus yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Museum ini didirikan sebagai wujud tindak lanjut atas penetapan Batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Ruang pameran tetap Museum Batik Indonesia terbagi menjadi tujuh, yaitu Ruang Sejarah Batik Nusantara, Ruang Khazanah Batik Nusantara, Ruang Teknik Pembuatan Batik, Ruang Penggunaan Batik secara Tradisional, Ruang Perkembangan Batik, Galeri Kemasyuran dan Ruang Kesimpulan.
Beberapa koleksi batik yang dipamerkan di Museum Batik Indonesia antara lain Batik Pagi-Sore Buketan, Batik Merak Ngibing, Batik Lawasan: Abdurahman Cap Cent Kuda, Batik Lawasan Sumatera: Kudung Ceplok, Batik Lawasan: Motif Ceplok Patola Putri Palembang, Batik Lawasan: Pagi Sore Hokokai Djawa Baroe, dan masih banyak lagi.
Wisata museum memang tidak se-populer berlibur ke wisata alam. Namun liburan ke museum bisa menjadi alternatif anak-anak menikmati masa rehat sejenak dari aktivitas sekolah.
Berlibur ke museum itu banyak manfaatnya. Kita bisa memiliki wawasan lebih dan mendapat informasi baru yang mungkin belum pernah diketahui sebelumnya.
Baca juga: Harumkan Nama Bangsa, Pelajar Indonesia Raih 5 Medali di Olimpiade Sains Dunia
Kalian juga bisa menghilangkan kepenatan dari aktivitas keseharian dengan suasana tenang yang ada di museum. Selain itu kalian bisa memanjakan mata dengan beragam karya seni dan koleksi benda-benda menarik.
Nah tahun ini Kemendikbudristek telah meluncurkan tiga museum baru di Indonesia. Yakni Museum Batik Indonesia di Jakarta, Museum Song Terus di Pacitan, dan Museum Semedo di Tegal.
Museum-museum tersebut merupakan tiga dari sebelas museum yang dibangun sejak 2010 hingga 2022. Pembangunan ketiga museum ini merupakan bentuk upaya pelindungan, pemanfaatan, dan pelestarian kebudayaan oleh pemerintah melalui Kemendikbudristek.
Dikutip dari laman Direktorat SMP Kemendikbudristek, berikut ini informasi lebih lanjut mengenai tiga museum baru yang menarik untuk dikunjungi di libur Natal dan tahun baru ini.
1. Museum Semedo
Museum Semedo terletak di lereng jajaran Pegunungan Serayu tepatnya di ujung Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal. Penemuan sisa manusia purba, fosil flora fauna, dan berbagai artefak batu serta artefak tulang pada Kawasan Cagar Budaya Semedo mendorong Kemendikbudristek membangun sarana pelestarian cagar budaya, sarana edukasi, dan rekreasi bagi masyarakat dalam bentuk sebuah museum.
Bangunan Museum Semedo dilengkapi dengan landmark berupa monumen gading, patung gajah purba jenis Stegodon, dan penggambaran evolusi manusia purba sebagai ikon dari Kawasan Cagar Budaya Semedo. Museum Semedo didirikan untuk melestarikan tinggalan kehidupan manusia purba, mempublikasikan hasil penelitian, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai nilai penting Semedo sebagai salah satu situs arkeologi dan situs manusia purba terkemuka. Museum Semedo menyajikan koleksi temuan spesimen Semedo 1, artefak tinggalan manusia purba jenis Homo Erectus, serta berbagai jenis fosil fauna purba sebagai bukti kehidupan pada Kala Pleistosen di Semedo.
Baca juga: Mendikbudristek Minta Pemerintah Daerah Utamakan Kebutuhan Guru
2. Museum Song Terus
Museum Song Terus terletak di Dusun Weru, Desa Wareng, Kec. Punung, Kab. Pacitan, Jawa Timur. Penemuan fosil manusia prasejarah, fosil flora fauna, dan berbagai alat batu pada Kawasan Situs prasejarah Gunung Sewu yang sebagian besar ditemukan dalam gua-gua hunian prasejarah menjadi alasan utama pentingnya didirikan museum di kawasan ini. Kehadiran Museum Song Terus diharapkan dapat menjadi tempat untuk melestarikan peninggalan budaya prasejarah dari Kawasan Gunung Sewu dan juga sebagai wadah penelitian dan publikasi hasil penelitian Kawasan Gunung Sewu kepada masyarakat.
Museum Song Terus menyajikan berbagai koleksi tinggalan budaya prasejarah yang ada di Kawasan Gunung Sewu sejak masa Pleistosen Tengah hingga Holosen atau lebih kurang 350.000 hingga 5.000 tahun yang lalu, beserta bukti-bukti lingkungan alam pada masa tersebut.
3. Museum Batik Indonesia
Museum Batik Indonesia merupakan museum khusus yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Museum ini didirikan sebagai wujud tindak lanjut atas penetapan Batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Ruang pameran tetap Museum Batik Indonesia terbagi menjadi tujuh, yaitu Ruang Sejarah Batik Nusantara, Ruang Khazanah Batik Nusantara, Ruang Teknik Pembuatan Batik, Ruang Penggunaan Batik secara Tradisional, Ruang Perkembangan Batik, Galeri Kemasyuran dan Ruang Kesimpulan.
Beberapa koleksi batik yang dipamerkan di Museum Batik Indonesia antara lain Batik Pagi-Sore Buketan, Batik Merak Ngibing, Batik Lawasan: Abdurahman Cap Cent Kuda, Batik Lawasan Sumatera: Kudung Ceplok, Batik Lawasan: Motif Ceplok Patola Putri Palembang, Batik Lawasan: Pagi Sore Hokokai Djawa Baroe, dan masih banyak lagi.
(nnz)