Psikolog UI: Lato-lato Dapat Timbulkan Emosi Positif dan Asah Keterampilan Motorik Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bunyi “tek-tek-tek” akhir-akhir ini kerap terdengar di ruang terbuka. Suara tersebut berasal dari lato-lato , permainan yang digandrungi anak-anak, bahkan juga orang dewasa. Walau terlihat sederhana, permainan mengayunkan dua bola kecil yang dibenturkan tersebut membutuhkan keterampilan khusus.
Psikolog Klinis Anak yang juga merupakan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (FPsi UI), Efriyani Djuwita, S.Psi., M.Si., Psikolog., mengatakan, permainan tersebut mampu menimbulkan rasa penasaran dan memacu diri untuk menguasainya.
Terlebih, jika orang-orang di sekitarnya banyak yang terampil memainkan lato-lato. “Tren di masyarakat mengenai permainan ini, mampu menambah rasa penasaran dan ingin mencoba, sehingga pada akhirnya banyak kita jumpai anak-anak memainkan mainan ini di mana-mana,” ujar Efriyani dalam keterangan pers, Senin (16/1/2023).
Lebih dari sekadar permainan, menurut Efriyani, permainan lato-lato ini dapat menimbulkan emosi positif bagi seseorang - terlebih pada anak-anak, seperti emosi senang, karena merasa berhasil dan bangga karena mampu melakukannya. Hal ini menjadi salah satu emosi positif yang mungkin dirasakan anak saat berhasil memainkan lato-lato.
“Karena permainan ini melibatkan keterampilan motorik dan fisik, maka anak dapat terlatih dalam aspek perkembangan tersebut. Dalam permainan ini, kontrol gerakan motorik tangan juga berperan sehingga gerakan lato-latonya bisa berhasil," kata Efriyani.
"Jika dilihat lebih lanjut, dari aspek sosial, kegiatan bermain ini sedang marak dimainkan oleh semua orang, maka bisa menjadi suatu media yang dapat membantu interaksi sosial anak, seperti dengan cara bermain bersama. Selain itu, sense kompetisi juga dapat tumbuh pada anak,” tambahnya.
Menurutnya, meskipun lato-lato merupakan permainan sederhana, tetapi perlu diperhatikan kesesuaiannya dengan usia anak. Untuk itu, diperlukan peran orang tua dalam mengedukasi dan mendampingi mereka saat bermain lato-lato. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah material mainan tersebut karena belum lama ini terdapat kasus anak yang harus dioperasi matanya akibat terkena pecahan lato-lato.
“Pertama tentunya, menyeleksi dulu apakah alat permainan ini sesuai dan cocok untuk anaknya. Kedua, ketika orang tua sudah tahu mana permainan yang aman dan cocok untuk anaknya, orang tua bisa memberikan contoh bagaimana memainkannya terlebih dahulu jika anak memang mengalami kesulitan memainkannya," ujarnya.
Psikolog Klinis Anak yang juga merupakan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (FPsi UI), Efriyani Djuwita, S.Psi., M.Si., Psikolog., mengatakan, permainan tersebut mampu menimbulkan rasa penasaran dan memacu diri untuk menguasainya.
Terlebih, jika orang-orang di sekitarnya banyak yang terampil memainkan lato-lato. “Tren di masyarakat mengenai permainan ini, mampu menambah rasa penasaran dan ingin mencoba, sehingga pada akhirnya banyak kita jumpai anak-anak memainkan mainan ini di mana-mana,” ujar Efriyani dalam keterangan pers, Senin (16/1/2023).
Lebih dari sekadar permainan, menurut Efriyani, permainan lato-lato ini dapat menimbulkan emosi positif bagi seseorang - terlebih pada anak-anak, seperti emosi senang, karena merasa berhasil dan bangga karena mampu melakukannya. Hal ini menjadi salah satu emosi positif yang mungkin dirasakan anak saat berhasil memainkan lato-lato.
“Karena permainan ini melibatkan keterampilan motorik dan fisik, maka anak dapat terlatih dalam aspek perkembangan tersebut. Dalam permainan ini, kontrol gerakan motorik tangan juga berperan sehingga gerakan lato-latonya bisa berhasil," kata Efriyani.
"Jika dilihat lebih lanjut, dari aspek sosial, kegiatan bermain ini sedang marak dimainkan oleh semua orang, maka bisa menjadi suatu media yang dapat membantu interaksi sosial anak, seperti dengan cara bermain bersama. Selain itu, sense kompetisi juga dapat tumbuh pada anak,” tambahnya.
Menurutnya, meskipun lato-lato merupakan permainan sederhana, tetapi perlu diperhatikan kesesuaiannya dengan usia anak. Untuk itu, diperlukan peran orang tua dalam mengedukasi dan mendampingi mereka saat bermain lato-lato. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah material mainan tersebut karena belum lama ini terdapat kasus anak yang harus dioperasi matanya akibat terkena pecahan lato-lato.
“Pertama tentunya, menyeleksi dulu apakah alat permainan ini sesuai dan cocok untuk anaknya. Kedua, ketika orang tua sudah tahu mana permainan yang aman dan cocok untuk anaknya, orang tua bisa memberikan contoh bagaimana memainkannya terlebih dahulu jika anak memang mengalami kesulitan memainkannya," ujarnya.