Kunci Sukses Mahasiswa adalah Penelitian Lapangan
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa Universitas Budi Luhur (UBL) belajar trik sukses dari Chief Executive Officer (CEO) PT Ajinomoto Indonesia Grup Mr Kaoru Kurashima.
"Penelitian lapangan adalah kuncinya," kata Mr Kaoru Kurashima, dihadapan mahasiswa, Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Ditambahkan dia, tanpa melakukan penelitian lapangan, Ajinomoto tidak akan bisa berkembang seperti saat ini, sejak didirikan pada 1909 di Kawasaki.
"Saat ini, Ajinomoto telah memiliki kantor cabang di 130 negara, dengan 128 pabrik yang tersebar di benua Asia, Eropa, Amerika dan Afrika," terangnya.
Ditambahkan dia, sales terbesar Ajinomoto berada di Jepang, yaitu 43%. Negara-negara Asia 28%, negara-negara Amerika 18%, dan negara-negara Eropa 11%.
"Di Indonesia, PT Ajinomoto mulai masuk tahun 1969 sebagai perusahaan Jepang pertama yang masuk ke Indonesia dengan pabrik di Mojokerto," terangnya.
Dia melanjutkan, salah satu kunci sukses Ajinomoto adalah bagian pengembangan produk. Mereka yang berada dalam bagian ini harus belajar tentang bagaimana orang Indonesia memasak dan bumbu apa saja yang mereka digunakan.
"Sehingga perusahaan dapat memproduksi bumbu yang dapat diterima oleh lidah orang Indonesia. Dibanding konsumen negara lain, konsumen Indonesia memiliki lidah yang cerdas," sambungnya.
Dari uji coba rasa makanan yang dilakukan pihaknya, orang Indonesia sangat bisa membedakan masakan berbumbu dari bahan artifisial dan bahan alam asli. Oleh karenanya Ajinomoto membuat bumbu-bumbu dari bahan asli.
"Bila tidak, konsumen Indonesia tidak akan membeli. Produk Ajinomoto yang beredar di Jepang adalah yang buatan pabrik Indonesia," pungkasnya.
"Penelitian lapangan adalah kuncinya," kata Mr Kaoru Kurashima, dihadapan mahasiswa, Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Ditambahkan dia, tanpa melakukan penelitian lapangan, Ajinomoto tidak akan bisa berkembang seperti saat ini, sejak didirikan pada 1909 di Kawasaki.
"Saat ini, Ajinomoto telah memiliki kantor cabang di 130 negara, dengan 128 pabrik yang tersebar di benua Asia, Eropa, Amerika dan Afrika," terangnya.
Ditambahkan dia, sales terbesar Ajinomoto berada di Jepang, yaitu 43%. Negara-negara Asia 28%, negara-negara Amerika 18%, dan negara-negara Eropa 11%.
"Di Indonesia, PT Ajinomoto mulai masuk tahun 1969 sebagai perusahaan Jepang pertama yang masuk ke Indonesia dengan pabrik di Mojokerto," terangnya.
Dia melanjutkan, salah satu kunci sukses Ajinomoto adalah bagian pengembangan produk. Mereka yang berada dalam bagian ini harus belajar tentang bagaimana orang Indonesia memasak dan bumbu apa saja yang mereka digunakan.
"Sehingga perusahaan dapat memproduksi bumbu yang dapat diterima oleh lidah orang Indonesia. Dibanding konsumen negara lain, konsumen Indonesia memiliki lidah yang cerdas," sambungnya.
Dari uji coba rasa makanan yang dilakukan pihaknya, orang Indonesia sangat bisa membedakan masakan berbumbu dari bahan artifisial dan bahan alam asli. Oleh karenanya Ajinomoto membuat bumbu-bumbu dari bahan asli.
"Bila tidak, konsumen Indonesia tidak akan membeli. Produk Ajinomoto yang beredar di Jepang adalah yang buatan pabrik Indonesia," pungkasnya.
(san)