SNMPTN dan SBMPTN Tahun Depan Gratis Lagi
A
A
A
JAKARTA - Rencana Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun depan berbayar akhirnya ditarik. Pemerintah malah akan menggratiskan juga Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengatakan, tahun depan biaya pendaftaran SNMPTN dan SBMPTN akan digratiskan. Kementerian bersama DPR, kata dia, akan memperjuangkan anggaran untuk pos pendaftaran masuk PTN baik jalur undangan maupun tulis tersebut dalam anggaran negara 2016.
“Ini akan bermanfaat bagi kita semuanya. Terus terang jika kami tidak berpihak kepada masyarakat kami nanti akan didemo,” katanya di Kantor Kemenristek Dikti, Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Mantan Rektor Undip ini menjelaskan, pendaftaran SNMPTN tetap gratis seperti tahun sebelumnya karena subsidi Rp200 miliar akan digelontorkan ke panitia SNMPTN. Sementara SBMPTN gratis juga akan diperjuangkan melalui pemotongan anggaran yang tidak perlu.
Menurut Nasir, anggaran-anggaran di internal Kemenristek Dikti akan dikurangi bersama dengan pembahasan bersama Komisi X DPR. Pemotongan anggaran yang tidak perlu, lanjut Nasir, contohnya pada biaya penegerian perguruan tinggi swasta.
Biaya yang bisa dihemat dari satu penegerian kampus swasta itu, terang Nasir, bisa mencapai Rp20-50 miliar tergantung dari besar kecilnya kampus. Dana itu tidak hanya untuk biaya operasional namun juga pembiayaan bagi para dosen. Dia mengungkapkan, ada 18 PTS dalam antrian untuk dinegerikan.
“Maka tahun depan kami akan melakukan moratorium penegerian kampus swasta. Biaya yang bisa dihemat itu bisa dipindahkan ke SNMPTN dan SBMPTN,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, selain boros juga ada beberapa masalah setelah kampus swasta itu dinegerikan. Misalnya, tuntutan para pegawai kampus untuk meminta dijadikan pegawai negeri.
Nasir mengaku heran dengan tuntutan itu karena sebelum kampusnya dinegerikan seluruh pegawai diwajibkan menandatangani surat bersedia tidak diangkat menjadi pegawai negeri. Tuntutan itu dinilainya bentuk pengkhianatan setelah peraturan presiden (Perpres) penegerian kampus swasta itu diterbitkan.
Disampaikannya, anggaran yang dihemat itu selain untuk menggratiskan SNMPTN dan SBMPTN juga akan dipakai untuk pos beasiswa Bidik Misi dan beasiswa Program Prestasi Akademik. Dana untuk PPA akan diprediksi menyedot hingga Rp300 miliar. Sementara untuk Bidik Misi kuotanya akan disamakan dengan kuota tahun lalu yakni 60.000 mahasiswa.
“Kami sebenarnya ingin kuota Bidik Misi 75.000 orang. Namun karena anggarannya kurang maka kuotanya sama dengan tahun lalu. Begitupula dengan PPA kami pertahankan agar anggaran negara bisa dinikmati anak bangsa,” pungkasnya.
PILIHAN:
Pendaftaran SNMPTN Tak Gratis Lagi
Kasus Pelindo II, Bareskrim Sudah Periksa 20 Saksi
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengatakan, tahun depan biaya pendaftaran SNMPTN dan SBMPTN akan digratiskan. Kementerian bersama DPR, kata dia, akan memperjuangkan anggaran untuk pos pendaftaran masuk PTN baik jalur undangan maupun tulis tersebut dalam anggaran negara 2016.
“Ini akan bermanfaat bagi kita semuanya. Terus terang jika kami tidak berpihak kepada masyarakat kami nanti akan didemo,” katanya di Kantor Kemenristek Dikti, Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Mantan Rektor Undip ini menjelaskan, pendaftaran SNMPTN tetap gratis seperti tahun sebelumnya karena subsidi Rp200 miliar akan digelontorkan ke panitia SNMPTN. Sementara SBMPTN gratis juga akan diperjuangkan melalui pemotongan anggaran yang tidak perlu.
Menurut Nasir, anggaran-anggaran di internal Kemenristek Dikti akan dikurangi bersama dengan pembahasan bersama Komisi X DPR. Pemotongan anggaran yang tidak perlu, lanjut Nasir, contohnya pada biaya penegerian perguruan tinggi swasta.
Biaya yang bisa dihemat dari satu penegerian kampus swasta itu, terang Nasir, bisa mencapai Rp20-50 miliar tergantung dari besar kecilnya kampus. Dana itu tidak hanya untuk biaya operasional namun juga pembiayaan bagi para dosen. Dia mengungkapkan, ada 18 PTS dalam antrian untuk dinegerikan.
“Maka tahun depan kami akan melakukan moratorium penegerian kampus swasta. Biaya yang bisa dihemat itu bisa dipindahkan ke SNMPTN dan SBMPTN,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, selain boros juga ada beberapa masalah setelah kampus swasta itu dinegerikan. Misalnya, tuntutan para pegawai kampus untuk meminta dijadikan pegawai negeri.
Nasir mengaku heran dengan tuntutan itu karena sebelum kampusnya dinegerikan seluruh pegawai diwajibkan menandatangani surat bersedia tidak diangkat menjadi pegawai negeri. Tuntutan itu dinilainya bentuk pengkhianatan setelah peraturan presiden (Perpres) penegerian kampus swasta itu diterbitkan.
Disampaikannya, anggaran yang dihemat itu selain untuk menggratiskan SNMPTN dan SBMPTN juga akan dipakai untuk pos beasiswa Bidik Misi dan beasiswa Program Prestasi Akademik. Dana untuk PPA akan diprediksi menyedot hingga Rp300 miliar. Sementara untuk Bidik Misi kuotanya akan disamakan dengan kuota tahun lalu yakni 60.000 mahasiswa.
“Kami sebenarnya ingin kuota Bidik Misi 75.000 orang. Namun karena anggarannya kurang maka kuotanya sama dengan tahun lalu. Begitupula dengan PPA kami pertahankan agar anggaran negara bisa dinikmati anak bangsa,” pungkasnya.
PILIHAN:
Pendaftaran SNMPTN Tak Gratis Lagi
Kasus Pelindo II, Bareskrim Sudah Periksa 20 Saksi
(kri)