PAUD di Indonesia Dinilai Minim Ide

Sabtu, 28 November 2015 - 16:47 WIB
PAUD di Indonesia Dinilai Minim Ide
PAUD di Indonesia Dinilai Minim Ide
A A A
JAKARTA - Kondisi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) di Indonesia memprihatinkan. Selain minim fasilitas, juga minim ide pengembangan metode belajar mengajar.

Pendiri Kids Republic Zita Anjani mengaku prihatin pada kondisi PAUD dan TK di Indonesi‎a. Selain minim fasilitas, PAUD dan TK di Indonesia juga minim ide dalam mengembangkan metode pembelajaran.
Diakui Zita, padahal usia prasekolah merupakan saat yang sangat penting bagi anak, atau yang biasa disebut sebagai golden age.
"Usia PAUD dan TK sangat penting, tidak kalah dengan usia sekolah menengah, bahkan universitas sekalipun," kata Zita di Jakarta, Sabtu (28/11/2015).
"Di usia prasekolah ini, kemampuan otak anak bekerja sangat maksimal. Yakni 80 persen sanggup menyerap informasi yang ada di sekitarnya," imbuhnya.
Menurut Zita, kondisi itu juga yang melatarbelakangi digagasnya gerakan mengajar 1.000 guru yang diprakarsai Kids Republic. Program ini diharapkan menjadi media untuk terjadinya transfer ilmu kepada guru-guru PAUD dan TK se-Indonesia.
"Program ini ingin memperkenalkan metode montessori sebagai model pembelajaran yang banyak diterapkan di PAUD dan TK di negara-negara maju," ucapnya.
Metode montessori pada praktiknya memaksimalkan‎ fungsi tangan pada anak. Meski banyak diterapkan di negara-negara maju, metode ini sangat cocok diterapkan pada PAUD dan TK yang minim fasilitas.
Alat-alat peraganya pun dapat dengan mudah didapat, seperti mangkok, sendok, beras, dan berbagai alat yang ada di setiap rumah.
"Intinya metode belajar yang menggunakan tangan. Kalau mereka sudah mengerti memegang, menggenggam, baru mereka siap masuk ke calistung (baca, tulis, hitung)," paparnya.
Metode montessori juga sangat pas dengan kebijakan pemerintah yang melarang pembelajaran calistung di paud dan TK. Menurut Zita, berbagai hasil penelitian dan riset juga mengungkapkan, anak-anak di usia PAUD dan TK belum saatnya diajarkan calistung.
"Otak mereka belum siap menerima calistung, sehingga tidak boleh dipaksakan. Kita hanya mempersiapkan mereka, agar siap untuk menerima calistung," jelas Dia.
Koordinator Akademik Sekolah Kids Republic Jakarta, Nur Aisyah menambahkan, PAUD dan TK pada prinsipnya harus dapat memfasilitasi masa keemassan anak.
"Sebab masa keemasan anak tidak dapat terulang, masa di mana pertumbuhan otak tercepat dan hanya terjadi di masa tahun-tahun pertama kehidupan anak," pungkasnya.
Pilihan:

Eks Pemimpin KPK Ikut Komentar Soal Skandal Freeport
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8907 seconds (0.1#10.140)