Studi Tanoto dan School of Parenting Ungkap Permasalahan Pengasuhan Anak Usia Dini

Jum'at, 05 April 2024 - 15:17 WIB
loading...
Studi Tanoto dan School...
Tanoto Foundation dan School of Parentang kolaborasi luncurkan studi demi peningkatan pengasuhan anak usia dini. Foto/Tanoto Foundation.
A A A
JAKARTA - Praktik pengasuhan anak usia dini yang tidak tepat di Indonesia ternyata masih tinggi. Berdasarkan hal ini Tanoto Foundation dan School of Parentang kolaborasi luncurkan studi demi peningkatan pengasuhan anak usia dini.

Menurut Laporan Anak Usia Dini Indonesia tahun 2021, 4 dari 10 anak usia dini di Indonesia masih menerima pengasuhan yang tidak tepat.

Bukan hanya itu, menurut Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) tahun 2023, terdapat 5.604 kasus kekerasan terhadap anak, di mana 730 korbannya merupakan anak-anak berusia 0 hingga 5 tahun. Dapat dikatakan pola pengasuhan dari orang tua di Indonesia relatif masih belum mendukung pertumbuhan anak yang optimal.

Berdasarkan hal ini, Tanoto Foundation bekerja sama dengan School of Parenting menyelenggarakan studi dengan judul “Optimizing Child Development Through the First Three Years: The Important of Responsive Parenting and Early Learning Stimulation”.

Studi kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui praktik pengasuhan anak yang responsif dan ketersediaan bahan belajar di sekitar anak pada anak usia 0-3 tahun di Indonesia yang hasilnya dapat menjadi dasar untuk intervensi dan penelitian lebih lanjut terhadap keluarga Indonesia.

Temuan dari studi ini dipaparkan oleh tim studi dalam acara Asian Conference on Psychology & the Behavioral Sciences (ACP 2024) ke-14 di Tokyo, Jepang, pada hari Jumat, 29 Maret 2024.

Dalam paparan ini tim studi mengemukakan bahwa perbedaan tingkat pendidikan, ekonomi, dan tempat tinggal pengasuh menjadi elemen yang berpengaruh terhadap optimalnya pengasuhan anak.

Fitriana Herarti, ECED Ecosystem Lead, Tanoto Foundation mengatakan, semakin tinggi tingkat pendidikan dan ekonomi orang tua atau pengasuh, cenderung semakin baik pula kualitas pengasuhan terhadap anak.

Menurutnya, pengasuh dengan pendidikan yang lebih tinggi memberikan permainan yang lebih bervariasi, seperti mainan fisik-motorik, edukatif, dan imajinatif seperti bermain peran, yang memberikan kesempatan anak bermain secara konstruktif.

"Sedangkan sebaliknya pengasuh dengan pendidikan dan ekonomi yang lebih rendah memberikan lebih banyak aktivitas fisik seperti berlari, menarik, dan mendorong yang hanya melatih motorik," ujarnya, melalui siaran pers, Jumat (5/4/2024).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5630 seconds (0.1#10.140)