Anggota SGRC Merasa Diintimidasi
A
A
A
DEPOK - Komunitas Support Group and Resource Center On Sexuality Studies (SGRC) yang beranggotakan mahasiswa dan alumni Universitas Indonesia (UI) menegaskan bukan bagian dari kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
Keberadaan SGRC justru memberikan edukasi dan advokasi seputar seksualitas. Co Founder dan Koordinator SGRC UI Nadya Karima Melati mengaku kecewa terhadap pemberitaan sejumlah media massa. Dia merasa terkesan dicap merupakan komunitas dan bagian dari kelompok LGBT.
“Karena pemberitaan di salah satu media yang menyamakan kami dengan LGBT membuat kami terintimidasi,” ungkap Nadya di Kampus UI Depok, Senin (25/1/2016).
Empat mahasiswa yang wajah dan namanya tercantum dalam poster atau flyer yang tersebar mengalami intimidasi dan teror. Menurut dia, orang tua mereka juga tidak terima dengan pemberitaan tersebut.
“Ada yang masih depresi enggak bisa ngomong, salah satu dari empat orang yang wajahnya terpasang di flyer itu terima surat kaleng, lalu ada yang enggak bisa keluar rumah, salah satu founder diusir dari rumah,” kata Nadya. (Baca juga: Rektor Minta SGRC UI Ubah Nama)
Dia menyebutkan ada 222 anggota dan pengurus SGRC yang saat ini tersudutkan. Hal tersebut, kata dia, membuat mereka tidak nyaman untuk melakukan aktivitas.
“Masalah ini lagi kami urus. Bukan kenapa-kenapa, teman-teman saya kena intimidasi semua tanpa pengecualian ada 222 orang. Kami kan juga mahasiswa yang masih ditanyakan orang tua kenapa masuk komunitas LGBT dan lainnya. Mulai dimarahin orang tua,” tuturnya.
PILIHAN:
Bambang Soesatyo Resmi Dilantik Jadi Ketua Komisi III DPR
Keberadaan SGRC justru memberikan edukasi dan advokasi seputar seksualitas. Co Founder dan Koordinator SGRC UI Nadya Karima Melati mengaku kecewa terhadap pemberitaan sejumlah media massa. Dia merasa terkesan dicap merupakan komunitas dan bagian dari kelompok LGBT.
“Karena pemberitaan di salah satu media yang menyamakan kami dengan LGBT membuat kami terintimidasi,” ungkap Nadya di Kampus UI Depok, Senin (25/1/2016).
Empat mahasiswa yang wajah dan namanya tercantum dalam poster atau flyer yang tersebar mengalami intimidasi dan teror. Menurut dia, orang tua mereka juga tidak terima dengan pemberitaan tersebut.
“Ada yang masih depresi enggak bisa ngomong, salah satu dari empat orang yang wajahnya terpasang di flyer itu terima surat kaleng, lalu ada yang enggak bisa keluar rumah, salah satu founder diusir dari rumah,” kata Nadya. (Baca juga: Rektor Minta SGRC UI Ubah Nama)
Dia menyebutkan ada 222 anggota dan pengurus SGRC yang saat ini tersudutkan. Hal tersebut, kata dia, membuat mereka tidak nyaman untuk melakukan aktivitas.
“Masalah ini lagi kami urus. Bukan kenapa-kenapa, teman-teman saya kena intimidasi semua tanpa pengecualian ada 222 orang. Kami kan juga mahasiswa yang masih ditanyakan orang tua kenapa masuk komunitas LGBT dan lainnya. Mulai dimarahin orang tua,” tuturnya.
PILIHAN:
Bambang Soesatyo Resmi Dilantik Jadi Ketua Komisi III DPR
(hyk)