Pemerintah Diminta Kaji Rencana Impor Rektor untuk PTN
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemen Ristekdikti) berencana mendatangkan warga negara asing (WNI) untuk menjadi rektor di perguruan tinggi negeri (PTN).
Menanggapi hal ini, anggota Kelompok Kerja (Pokja) Forum Rektor Indonesia, Edi Suandi Hamid meminta publik memverifikasi kebenaran rencana tersebut. Pasalnya Menristekdikti, M Nasir tidak menyinggung rencana tersebut saat bertemu dengannya, kemarin. (Baca juga: Pemerintah Akan Rekrut Orang Asing untuk Jadi Rektor PTN)
Edi menduga ihwal pemerintah ingin mendatangkan WNA menjadi rektor di PTN bermula dari rasa keprihatinan terhadap dunia perguruan tinggi yang dianggap gagal bersaing dengan perguruan tinggi di luar negeri.
Dia menyebut, perguruan tinggi negeri dianggap tak sampai menembus 400 besar perguruan tinggi di dunia. Bahkan di level Asia tak mencapai target 10 besar.
"Maka semangatnya apakah ini untuk memperbaiki, apakah sistemnya atau dari segi sumber dayanya. Kalau itu (sumber daya manusia) maka ada di pimpinan masing-masing perguruan tinggi," tutur Edi saat dihubungi Sindonews, Jumat (3/6/2016).
Menurut dia, jika rencana itu benar ingin dilakukan pemerintah, maka ia berharap, pemerintah terlebih dahulu mengkaji rencana tersebut. Namun, ia juga berpesan agar rencana itu jangan terburu-buru untuk ditolak.
"Tapi sekali lagi jika itu benar, harapannya itu dikaji saja dulu secara mendalam, apakah ini sistemnya atau di pimpinan (rektornya)," ujar mantan Rektor Universitas Islam Indonesia ini.
Menanggapi hal ini, anggota Kelompok Kerja (Pokja) Forum Rektor Indonesia, Edi Suandi Hamid meminta publik memverifikasi kebenaran rencana tersebut. Pasalnya Menristekdikti, M Nasir tidak menyinggung rencana tersebut saat bertemu dengannya, kemarin. (Baca juga: Pemerintah Akan Rekrut Orang Asing untuk Jadi Rektor PTN)
Edi menduga ihwal pemerintah ingin mendatangkan WNA menjadi rektor di PTN bermula dari rasa keprihatinan terhadap dunia perguruan tinggi yang dianggap gagal bersaing dengan perguruan tinggi di luar negeri.
Dia menyebut, perguruan tinggi negeri dianggap tak sampai menembus 400 besar perguruan tinggi di dunia. Bahkan di level Asia tak mencapai target 10 besar.
"Maka semangatnya apakah ini untuk memperbaiki, apakah sistemnya atau dari segi sumber dayanya. Kalau itu (sumber daya manusia) maka ada di pimpinan masing-masing perguruan tinggi," tutur Edi saat dihubungi Sindonews, Jumat (3/6/2016).
Menurut dia, jika rencana itu benar ingin dilakukan pemerintah, maka ia berharap, pemerintah terlebih dahulu mengkaji rencana tersebut. Namun, ia juga berpesan agar rencana itu jangan terburu-buru untuk ditolak.
"Tapi sekali lagi jika itu benar, harapannya itu dikaji saja dulu secara mendalam, apakah ini sistemnya atau di pimpinan (rektornya)," ujar mantan Rektor Universitas Islam Indonesia ini.
(dam)