Turki Harus Beri Solusi, Tak Bisa Asal Suruh Tutup 9 Sekolah
Turki Harus Beri Solusi, Tak Bisa Asal Suruh Tutup 9 Sekolah
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Turki dinilai tidak berhak meminta Pemerintah Indonesia menutup sembilan sekolah yang diduga terkait gerakan Fethullan Gulen. Adapun Fethullah Fulen adalah sosok yang disebut Pemerintah Turki sebagai otak di balik upaya kudeta gagal beberapa waktu lalu.
Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah mengatakan, Pemerintah Turki harus memberikan solusi, tidak bisa asal meminta Indonesia menutup sembilan sekolah tersebut.
"Ini semua proses pembelajaran sudah berlangsung, enggak bisa asal tutup dong, ini (Indonesia) bukan Turki," ujar Ferdiansyah saat dihubungi wartawan, Selasa (2/8/2016).
Dia menilai, jangan sampai permintaan Pemerintah Turki itu merugikan para murid dan pengajar di sekolah tersebut. "Harus ada konsekuensinya bila mana ditutup," tutur politikus Partai Golkar ini.
Maka itu dia sepakat permintaan Turki itu perlu dikaji terlebih dahulu kebenarannya. "Kita punya kedaulatan sendiri," ungkapnya.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia tidak bisa asal menutup jika sembilan sekolah tersebut tidak memiliki pelanggaran. "Bicara hubungan bilateral, harus Pemerintah Turki menyampaikan alasannya apa dan solusinya seperti apa. Jangan membuat susah Pemerintah Indonesia," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Turki melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta meminta agar sembilan sekolah yang ada di Indonesia ditutup. Alasannya, sembilan sekolah tersebut terkait kelompok Fethullah Gulen, sosok yang dituduh Pemerintah Turki sebagai dalang upaya Kudeta.
Berikut sembilan sekolah di Indonesia yang diminta Turki untuk ditutup:
1. Pribadi Bilingual Boarding School, Depok
2. Pribadi Bilingual Boarding School, Bandung
3. Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School, Tangerang Selatan
4. Semesta Bilingual Boarding School, Semarang
5. Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School, Yogyakarta
6. Sragen Bilingual Boarding School, Sragen
7. Fatih Boy’s Sekolah, Aceh
8. Fatih Girl’s School, Aceh
9. Banua Bilingual Boarding School, Kalimantan Selatan.
Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah mengatakan, Pemerintah Turki harus memberikan solusi, tidak bisa asal meminta Indonesia menutup sembilan sekolah tersebut.
"Ini semua proses pembelajaran sudah berlangsung, enggak bisa asal tutup dong, ini (Indonesia) bukan Turki," ujar Ferdiansyah saat dihubungi wartawan, Selasa (2/8/2016).
Dia menilai, jangan sampai permintaan Pemerintah Turki itu merugikan para murid dan pengajar di sekolah tersebut. "Harus ada konsekuensinya bila mana ditutup," tutur politikus Partai Golkar ini.
Maka itu dia sepakat permintaan Turki itu perlu dikaji terlebih dahulu kebenarannya. "Kita punya kedaulatan sendiri," ungkapnya.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia tidak bisa asal menutup jika sembilan sekolah tersebut tidak memiliki pelanggaran. "Bicara hubungan bilateral, harus Pemerintah Turki menyampaikan alasannya apa dan solusinya seperti apa. Jangan membuat susah Pemerintah Indonesia," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Turki melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta meminta agar sembilan sekolah yang ada di Indonesia ditutup. Alasannya, sembilan sekolah tersebut terkait kelompok Fethullah Gulen, sosok yang dituduh Pemerintah Turki sebagai dalang upaya Kudeta.
Berikut sembilan sekolah di Indonesia yang diminta Turki untuk ditutup:
1. Pribadi Bilingual Boarding School, Depok
2. Pribadi Bilingual Boarding School, Bandung
3. Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School, Tangerang Selatan
4. Semesta Bilingual Boarding School, Semarang
5. Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School, Yogyakarta
6. Sragen Bilingual Boarding School, Sragen
7. Fatih Boy’s Sekolah, Aceh
8. Fatih Girl’s School, Aceh
9. Banua Bilingual Boarding School, Kalimantan Selatan.
(maf)
Explore More