Menristek Ingin Lulusan Perguruan Tinggi Tak Hanya Kuasai Iptek
A
A
A
JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menegaskan nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan dalam hati setiap warga negara Indonesia.
Tidak hanya ada di dalam hati, nilai-nilai Pancasila juga harus diamalkan dalam perbuatan sehari-hari.
Menurut dia, Pancasila adalah semangat dan jiwa perjuangan para pejuang kemerdekaan yang telah menjadi jati diri bangsa Indonesia.
"Sudah sepatutnya kita jadikan momen Kesaktian Pancasila ini bukan hanya sebagai seremonial semata, melainkan harus bisa dimaknai sebagai komitmen kita untuk terus berkarya dan bekerja keras, mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran demi kemajuan, kesejahteraan bangsa, negara, serta rakyat Indonesia tercinta," kata Nasir kepada melalui siaran persnya, Senin (3/10/2016).
Dia menilai pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) telah membawa kemajuan manusia ke kemajuan peradaban (modernisasi).
Menurut dia, kini manusia mampu mengendalikan alam melalui ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui teknologi dan inovasi.
Oleh karena itu, kata dia, tidak bisa dipungkiri kemajuan suatu bangsa tergantung penguasaan iptek. "Di sisi lain, dampak globalisasi atau modernisasi ini juga membawa manusia kepada situasi yang cepat berubah, sehingga pergeseran nilai-nilai tatanan sosial dan budaya dalam masyarakat pun tidak dapat dihindarkan lagi," tuturnya.
Dia mengatakan, hal tersebut relevan terjadi di Indonesia. Persoalan karakter bangsa yang semakin melemah menjadi "ganjalan" dalam pembangunan bangsa di berbagai bidang.
"Bung Karno semasa beliau menjadi Presiden Republik Indonesia selalu mempidatokan tentang pentingnya pembangunan karakter (character building). Character building seperti yang dikatakan Bung Karno, bahwa nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme harus terus dibangun dan diwariskan kepada generasi selanjutnya," tutur Nasir.
Nasir mengajak segenap komponen pembangun bangsa memberikan perhatian yang besar agar pendidikan nasional, khususnya pendidikan tinggi tidak hanya menghasilkan lulusan yang unggul dalam iptek, tapi memahami permasalahan Indonesia seutuhnya.
Dengan kemampuan itu, kata dia, lulusan perguruan tinggi dapat memberikan sumbangsih berharga bagi kesejahteraan bangsa.
Tidak hanya ada di dalam hati, nilai-nilai Pancasila juga harus diamalkan dalam perbuatan sehari-hari.
Menurut dia, Pancasila adalah semangat dan jiwa perjuangan para pejuang kemerdekaan yang telah menjadi jati diri bangsa Indonesia.
"Sudah sepatutnya kita jadikan momen Kesaktian Pancasila ini bukan hanya sebagai seremonial semata, melainkan harus bisa dimaknai sebagai komitmen kita untuk terus berkarya dan bekerja keras, mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran demi kemajuan, kesejahteraan bangsa, negara, serta rakyat Indonesia tercinta," kata Nasir kepada melalui siaran persnya, Senin (3/10/2016).
Dia menilai pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) telah membawa kemajuan manusia ke kemajuan peradaban (modernisasi).
Menurut dia, kini manusia mampu mengendalikan alam melalui ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui teknologi dan inovasi.
Oleh karena itu, kata dia, tidak bisa dipungkiri kemajuan suatu bangsa tergantung penguasaan iptek. "Di sisi lain, dampak globalisasi atau modernisasi ini juga membawa manusia kepada situasi yang cepat berubah, sehingga pergeseran nilai-nilai tatanan sosial dan budaya dalam masyarakat pun tidak dapat dihindarkan lagi," tuturnya.
Dia mengatakan, hal tersebut relevan terjadi di Indonesia. Persoalan karakter bangsa yang semakin melemah menjadi "ganjalan" dalam pembangunan bangsa di berbagai bidang.
"Bung Karno semasa beliau menjadi Presiden Republik Indonesia selalu mempidatokan tentang pentingnya pembangunan karakter (character building). Character building seperti yang dikatakan Bung Karno, bahwa nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme harus terus dibangun dan diwariskan kepada generasi selanjutnya," tutur Nasir.
Nasir mengajak segenap komponen pembangun bangsa memberikan perhatian yang besar agar pendidikan nasional, khususnya pendidikan tinggi tidak hanya menghasilkan lulusan yang unggul dalam iptek, tapi memahami permasalahan Indonesia seutuhnya.
Dengan kemampuan itu, kata dia, lulusan perguruan tinggi dapat memberikan sumbangsih berharga bagi kesejahteraan bangsa.
(dam)