UI Nilai Penelitian Bidang MIPA Masih Kurang Didukung
A
A
A
JAKARTA - Gairah penelitian di bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA) mulai menunjukkan peningkatan di Indonesia. Sayangnya masih ada beberapa kendala yang menghambat perkembangan di bidang ini.
Dukungan dan penghargaan yang selayaknya, tidak diberikan bagi penelitian dan pengembangan matematika dan ilmu pengetahuan alam. Hal seperti ini memang lazim terjadi di Negara berkembang seperti Indonesia.
"Kami melihat meningkatnya beberapa kelompok penelitian yang sukses memberikan kontribusi bagi negara ini," kata Wakil Dekan 1 Fakultas FMIPA UI Ridla Bakri, dalam siaran pers, di Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Hal tersebut lanjut Bakri, menunjukkan adanya kesadaran bahwa kita bertanggung jawab untuk mengembangkan pengetahuan terkait matematika dan ilmu pengetahuan alam.
"Kelompok penelitian ini mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut di antaranya terkait dana penelitian dan juga minimnya alat penelitian," ucapnya.
"Padahal sudah jelas terbukti bahwa matematika dan ilmu pengetahuan alam secara susbtansial memberikan kontribusi pada kehidupan sehari-hari, selain juga mendukung pengembangan teknologi terbaru," imbuhnya.
Di sisi lain menurut Bakri, masih ada keterbatasan pengalaman, keahlian dan juga komunikasi di antara para peneliti. Menurutnya, hal yang terakhir sesungguhnya sangat penting.
"Karena seperti yang telah diketahui, perkembangan matematika dan ilmu pengetahuan alam diuntungkan dari pertukaran ide yang terjadi selama simposium, konferensi, dan forum formal lainnya," lanjut ahli toksikologi tersebut.
Hal inilah yang mendasari FMIPA dan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) untuk menyelenggarakan International Symposium on Current Progress in Mathematics and Sciences (ISCPMS) 2016.
Simposium yang diselenggarakan untuk kedua kalinya ini mengambil tema “Expanding the possibilities for innovation and interdisciplinary collaboration among researchers in sciences and mathematics”.
Hadir membuka acara Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti M Dimyati di Hotel Margo Depok, Selasa 1 November 2016.
Menurut Bakri, simposium internasional harus bisa menyediakan forum yang nyaman dan ramah bagi para peneliti. Dengan demikian bisa memotivasi mereka untuk meningkatkan kemampuan dan produktivitas mereka dalam aktivitas penelitian.
"Simposium akan mengekspos kemajuan terkini dari matematika dan ilmu pengetahuan alam. Hal ini sangat penting bagi semua peneliti yang tertarik untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, Khususnya terkait pengembangan di bidang mereka terutama untuk mendukung teknologi baru," pungkasnya.
Dukungan dan penghargaan yang selayaknya, tidak diberikan bagi penelitian dan pengembangan matematika dan ilmu pengetahuan alam. Hal seperti ini memang lazim terjadi di Negara berkembang seperti Indonesia.
"Kami melihat meningkatnya beberapa kelompok penelitian yang sukses memberikan kontribusi bagi negara ini," kata Wakil Dekan 1 Fakultas FMIPA UI Ridla Bakri, dalam siaran pers, di Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Hal tersebut lanjut Bakri, menunjukkan adanya kesadaran bahwa kita bertanggung jawab untuk mengembangkan pengetahuan terkait matematika dan ilmu pengetahuan alam.
"Kelompok penelitian ini mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut di antaranya terkait dana penelitian dan juga minimnya alat penelitian," ucapnya.
"Padahal sudah jelas terbukti bahwa matematika dan ilmu pengetahuan alam secara susbtansial memberikan kontribusi pada kehidupan sehari-hari, selain juga mendukung pengembangan teknologi terbaru," imbuhnya.
Di sisi lain menurut Bakri, masih ada keterbatasan pengalaman, keahlian dan juga komunikasi di antara para peneliti. Menurutnya, hal yang terakhir sesungguhnya sangat penting.
"Karena seperti yang telah diketahui, perkembangan matematika dan ilmu pengetahuan alam diuntungkan dari pertukaran ide yang terjadi selama simposium, konferensi, dan forum formal lainnya," lanjut ahli toksikologi tersebut.
Hal inilah yang mendasari FMIPA dan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) untuk menyelenggarakan International Symposium on Current Progress in Mathematics and Sciences (ISCPMS) 2016.
Simposium yang diselenggarakan untuk kedua kalinya ini mengambil tema “Expanding the possibilities for innovation and interdisciplinary collaboration among researchers in sciences and mathematics”.
Hadir membuka acara Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti M Dimyati di Hotel Margo Depok, Selasa 1 November 2016.
Menurut Bakri, simposium internasional harus bisa menyediakan forum yang nyaman dan ramah bagi para peneliti. Dengan demikian bisa memotivasi mereka untuk meningkatkan kemampuan dan produktivitas mereka dalam aktivitas penelitian.
"Simposium akan mengekspos kemajuan terkini dari matematika dan ilmu pengetahuan alam. Hal ini sangat penting bagi semua peneliti yang tertarik untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, Khususnya terkait pengembangan di bidang mereka terutama untuk mendukung teknologi baru," pungkasnya.
(maf)