Presiden BEM UMM Ajak Mahasiswa Kritisi Kebijakan Tak Berpihak Rakyat
A
A
A
JAKARTA - Badan Eksekutif Universitas Muhammadiyah Malang (BEM UMM) mengingatkan elemen mahasiswa harus sensitif terhadap pesoalan bangsa dan tak berhenti mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat.
“Generasi muda tidak boleh kosong pengetahuan dan gagasan kreatif untuk memikirkan bangsa ini,” kata Presiden BEM UMM Faiz Mirwan Hamid dalam pertemuan Pra-Temu BEM Nusantara ke-10 di auditorium Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Jumat, 11 November 2016 kemarin.
Faiz mengatakan, mahasiswa juga harus mengubah poros gerakan bertujuan untuk peningkatan kapasitas akademik ataupun kualitas softskill dalam berkompetisi di dunia kerja yang semakin kompetitif. “Mahasiswa harus memiliki skill, disiplin kerja, manajemen waktu, dan kompeten di bidang tertentu untuk bersaing di dunia kerja,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, mahasiswa harus cerdik melihat perkembangan globalisasi, mengingat disitu lah sebagai arena pertarungan hidup sesungguhnya. “Dalam konteks inilah, semangat pembaharuan pada pertemuan BEM Nusantara harus melahirkan solusi progresif untuk bangsa Indonesia,” katanya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan mahasiswa sebagai pemuda harus memiliki semangat menjadi pemenang dalam berproses dalam dunia akademik. Gatot mengingatkan, ancaman negara hari ini adalah persoalan sandang, pangan dan papan.
Menurut Gatot, bangsa Indonesia harus benar-benar menjaga kesatuan Republik Indonesia yang terancam dari pencurian sumber daya alam, terorisme, narkoba, dan lain sebagainya. Gatot menjelaskan, bangsa ini lahir karena adanya pemuda-pemuda yang memiliki inisiatif.
"Karena memang sejak bangsa ini mau lahir yang mempunyai inisiatif adalah pemuda," ujarnya.
“Generasi muda tidak boleh kosong pengetahuan dan gagasan kreatif untuk memikirkan bangsa ini,” kata Presiden BEM UMM Faiz Mirwan Hamid dalam pertemuan Pra-Temu BEM Nusantara ke-10 di auditorium Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Jumat, 11 November 2016 kemarin.
Faiz mengatakan, mahasiswa juga harus mengubah poros gerakan bertujuan untuk peningkatan kapasitas akademik ataupun kualitas softskill dalam berkompetisi di dunia kerja yang semakin kompetitif. “Mahasiswa harus memiliki skill, disiplin kerja, manajemen waktu, dan kompeten di bidang tertentu untuk bersaing di dunia kerja,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, mahasiswa harus cerdik melihat perkembangan globalisasi, mengingat disitu lah sebagai arena pertarungan hidup sesungguhnya. “Dalam konteks inilah, semangat pembaharuan pada pertemuan BEM Nusantara harus melahirkan solusi progresif untuk bangsa Indonesia,” katanya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan mahasiswa sebagai pemuda harus memiliki semangat menjadi pemenang dalam berproses dalam dunia akademik. Gatot mengingatkan, ancaman negara hari ini adalah persoalan sandang, pangan dan papan.
Menurut Gatot, bangsa Indonesia harus benar-benar menjaga kesatuan Republik Indonesia yang terancam dari pencurian sumber daya alam, terorisme, narkoba, dan lain sebagainya. Gatot menjelaskan, bangsa ini lahir karena adanya pemuda-pemuda yang memiliki inisiatif.
"Karena memang sejak bangsa ini mau lahir yang mempunyai inisiatif adalah pemuda," ujarnya.
(whb)