Terakreditasi A, Unsri Optimis Wujudkan Kampus World Class
A
A
A
PALEMBANG - Setelah berhasil meraih akreditasi A, Universitas Sriwijaya (Unsri) makin optimis mewujudkan kampus world class. Hal ini diungkapkan Rektor Unsri Anis Saggaff di Palembang, Kamis (19/1/2017).
Dalam kunjungan Koran SINDO dan SINDOnews.com, Anis menyatakan Unsri makin siap menuju kampus world class. Perwujudan world class di antaranya dilakukan dengan penambahan jumlah program studi (prodi) pada strata pasca sarjana dan meningkatkan mutu akreditasi program strata satu. Dengan mewujudkan itu, maka Unsri yakin akan mampu menjadi world class di Indonesia.
“Keinginan selanjutnya dengan akreditasi A, bagaimana Unsri akan world class. Mewujudkan hal itu juga butuh kerja bersama-sama (jemaah), karena keberhasilan akreditasi A juga diperoleh Unsri karena kerja tim,” ujar Anis.
Sebelumnya, Unsri sempat mendapatkan akreditasi B. Hal ini membuat Unsri makin bersemangat dan bekerja keras memperoleh akreditasi yang lebih tinggi. Bahkan, kata Anis, saat pertama mengajukan proses akreditasi, banyak pihak yang menyatakan Unsri belum sanggup.
“Namun dengan kenyakinan dan kerja sama-sama, akhirnya Unsri bisa memperolehnya,” kata dia.
Unsri memperoleh akreditasi B, akibat kurang persyaratan pada sisi penerbitan jurnal. Akan tetapi, kata Anis, hal tersebut lebih karena kesalahan persepsi (menilai) makna publikasi. Dengan semangat kerja keras dan memperoleh informasi kriteria publikasi yang tepat, jika publikasi berupa jurnal maka seluruh civitas Unsri makin bersemangat mengejar akreditas A.
“Malah sekarang publikasi yang paling aktif yang di website Dikti, malah termasuk Program Teknik Unsri. Karena kami memperbaiki kekurangan tadi,” ungkap guru besar Fakultas Teknik Sipil ini.
Setelah memperbanyak publikasi, kata Anis, akhirnya Unsri berhasil memperoleh akreditasi A. Hal ini juga diapresiasikan oleh para civitas Unsri. Semangat kerja sama (kerja jemaah) tersebutkan yang terus dibudayakan agar bisa menuju pencapaian world class.
“Sejak memimpin Unsri, saya tularkan bagaimana saling bekerja sama, atau istilahnya kerja berjamaah, kerja gotong royong sehingga menumbuhkan keinginan memajukan Unsri. Hasil kerja jemaah juga bisa dirasakan sama-sama. Apalagi mewujudkan world class ini,” ungkap dia.
Menuju kampus world class, dikatakan Anis juga penuh tantangan. Misalnya, jumlah prodi di pasca sarjana mencapai 40% dan sebanyak 70% dari program pasca sarjana itu juga berakreditasi terbaik. Untuk mewujudkannya, Unsri akan membagi konsentrasi belajar mahasiswanya, yakni mahasiswa strata satu akan seluruhnya belajar di Indralaya dan yang Unsri di Bukit akan lebih difokuskan pada kuliah pasca sarjana.
“Secara potensi, saya optimis Unsri akan bisa mencapai world class,” ucap Anis.
Pertemuan Rektor Unsri bersama Koran SINDO dan SINDOnews.com kemarin, guna menjelang pelaksanaan seminar nasional bersama Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Rencananya, seminar nasional ini akan digelar di Kampus Unsri Bukit pada Februari mendatang. Sebelumnya, Koran SINDO dan SINDOnews.com juga sudah menggelar acara serupa di beberapa kota besar di Pulau Sumatera.
Dalam kunjungan Koran SINDO dan SINDOnews.com, Anis menyatakan Unsri makin siap menuju kampus world class. Perwujudan world class di antaranya dilakukan dengan penambahan jumlah program studi (prodi) pada strata pasca sarjana dan meningkatkan mutu akreditasi program strata satu. Dengan mewujudkan itu, maka Unsri yakin akan mampu menjadi world class di Indonesia.
“Keinginan selanjutnya dengan akreditasi A, bagaimana Unsri akan world class. Mewujudkan hal itu juga butuh kerja bersama-sama (jemaah), karena keberhasilan akreditasi A juga diperoleh Unsri karena kerja tim,” ujar Anis.
Sebelumnya, Unsri sempat mendapatkan akreditasi B. Hal ini membuat Unsri makin bersemangat dan bekerja keras memperoleh akreditasi yang lebih tinggi. Bahkan, kata Anis, saat pertama mengajukan proses akreditasi, banyak pihak yang menyatakan Unsri belum sanggup.
“Namun dengan kenyakinan dan kerja sama-sama, akhirnya Unsri bisa memperolehnya,” kata dia.
Unsri memperoleh akreditasi B, akibat kurang persyaratan pada sisi penerbitan jurnal. Akan tetapi, kata Anis, hal tersebut lebih karena kesalahan persepsi (menilai) makna publikasi. Dengan semangat kerja keras dan memperoleh informasi kriteria publikasi yang tepat, jika publikasi berupa jurnal maka seluruh civitas Unsri makin bersemangat mengejar akreditas A.
“Malah sekarang publikasi yang paling aktif yang di website Dikti, malah termasuk Program Teknik Unsri. Karena kami memperbaiki kekurangan tadi,” ungkap guru besar Fakultas Teknik Sipil ini.
Setelah memperbanyak publikasi, kata Anis, akhirnya Unsri berhasil memperoleh akreditasi A. Hal ini juga diapresiasikan oleh para civitas Unsri. Semangat kerja sama (kerja jemaah) tersebutkan yang terus dibudayakan agar bisa menuju pencapaian world class.
“Sejak memimpin Unsri, saya tularkan bagaimana saling bekerja sama, atau istilahnya kerja berjamaah, kerja gotong royong sehingga menumbuhkan keinginan memajukan Unsri. Hasil kerja jemaah juga bisa dirasakan sama-sama. Apalagi mewujudkan world class ini,” ungkap dia.
Menuju kampus world class, dikatakan Anis juga penuh tantangan. Misalnya, jumlah prodi di pasca sarjana mencapai 40% dan sebanyak 70% dari program pasca sarjana itu juga berakreditasi terbaik. Untuk mewujudkannya, Unsri akan membagi konsentrasi belajar mahasiswanya, yakni mahasiswa strata satu akan seluruhnya belajar di Indralaya dan yang Unsri di Bukit akan lebih difokuskan pada kuliah pasca sarjana.
“Secara potensi, saya optimis Unsri akan bisa mencapai world class,” ucap Anis.
Pertemuan Rektor Unsri bersama Koran SINDO dan SINDOnews.com kemarin, guna menjelang pelaksanaan seminar nasional bersama Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Rencananya, seminar nasional ini akan digelar di Kampus Unsri Bukit pada Februari mendatang. Sebelumnya, Koran SINDO dan SINDOnews.com juga sudah menggelar acara serupa di beberapa kota besar di Pulau Sumatera.
(kri)