Usung Inovasi Kompor Briket, Unhan Berjaya di Malaysia
A
A
A
JAKARTA - Universitas Pertahanan (Unhan) meraih juara ketiga pada 16th Malaysia Technology Expo (MTE) di Kuala Lumpur tanggal 16-18 Pebruari 2017.
Dua mahasiswi semester 2 dari Program Studi (Prodi) Ketahanan Energi Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP), Anggun Andreyani dan Asih Tri Marini memamerkan inovasi teknologi hasil penelitian di Unhan pada kategori Youth (18-25 tahun) berjudul Briquette Electric Stove: Appropriate Technology Innovation with Efforts to Optimize the Use of Briquette as Alternative Renewable Energy.
Acara tahunan yang diselenggarakan oleh PROTEMP Group and Malaysian Association of Research Scientists (MARS) bertujuan menghubungkan para penemu dan technopreneur dengan calon investor yang membantu komersialisasi produk.
"Event ini terbagi ke dalam 21 exhibit profile yang diikuti oleh para ilmuwan, lembaga penelitian dari perusahaan, instansi pemerintah dan nonpemerintah," ujar Dosen Fakultas Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan, Susaningtyas Kertopati, Sabtu (18/2/2017).
Mantan anggota Komisi I DPR ini menilai, event ini lebih bergengsi dibandingkan event sejenis yang diselenggarakan secara international, seperti 5th Malaysia International Design Expo & Awards (MIDEAS); the 4th Asian Youth Innovation Awards & Expo, dan the 4th Leap to Commercialization.
"Tahun ini MTE diikuti 500 penemunan terdiri atas 130 peserta pameran berbagai negara dan mampu menarik minat sekitar 10.000 pengunjung," ujarnya.
Dekan FMP Laksda TNI Amarulla Octavian menjelaskan, keberhasilan inovasi Unhan terletak pada originalitas teknik pengoperasian kompor briket listrik yang mampu menyalakan briket di bawah satu menit memanfaatkan busi pemanas.
"Keunggulan produk lainnya adalah mampu menghemat energi18,03% dibandingkan penggunaan gas LPG tanpa menimbulkan polusi udara," katanya.
Diamenambahkan, di Indonesia penerapan teknologi kompor briket listrik pun cukup mudah digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah dengan harga yang terjangkau.
Octavian yakin teknologi ini mampu berkontribusi memecahkan masalah energi terutama bagi masyarakat perdesaan di pulau-pulau terluar yang masih sulit mengakses gas LPG sekaligus mendukung Program Nasional Bauran Energi dari Kementerian ESDM, yaitu biomassa, menuju ketahanan energi.
"Ke depan, para mahasiswa Unhan akan lebih dipacu mengikuti berbagai event internasional dalam rangka mewujudkan Unhan sebagai World Class University," kata Octavian.
Foto bersama mahasiswa Unhan dengan Deputi Menteri Edukasi dan PendidikanTinggi II Malaysia Datuk P. Kamalanathan dan sebagian peserta Expo lainnya dari Indonesia.
Dua mahasiswi semester 2 dari Program Studi (Prodi) Ketahanan Energi Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP), Anggun Andreyani dan Asih Tri Marini memamerkan inovasi teknologi hasil penelitian di Unhan pada kategori Youth (18-25 tahun) berjudul Briquette Electric Stove: Appropriate Technology Innovation with Efforts to Optimize the Use of Briquette as Alternative Renewable Energy.
Acara tahunan yang diselenggarakan oleh PROTEMP Group and Malaysian Association of Research Scientists (MARS) bertujuan menghubungkan para penemu dan technopreneur dengan calon investor yang membantu komersialisasi produk.
"Event ini terbagi ke dalam 21 exhibit profile yang diikuti oleh para ilmuwan, lembaga penelitian dari perusahaan, instansi pemerintah dan nonpemerintah," ujar Dosen Fakultas Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan, Susaningtyas Kertopati, Sabtu (18/2/2017).
Mantan anggota Komisi I DPR ini menilai, event ini lebih bergengsi dibandingkan event sejenis yang diselenggarakan secara international, seperti 5th Malaysia International Design Expo & Awards (MIDEAS); the 4th Asian Youth Innovation Awards & Expo, dan the 4th Leap to Commercialization.
"Tahun ini MTE diikuti 500 penemunan terdiri atas 130 peserta pameran berbagai negara dan mampu menarik minat sekitar 10.000 pengunjung," ujarnya.
Dekan FMP Laksda TNI Amarulla Octavian menjelaskan, keberhasilan inovasi Unhan terletak pada originalitas teknik pengoperasian kompor briket listrik yang mampu menyalakan briket di bawah satu menit memanfaatkan busi pemanas.
"Keunggulan produk lainnya adalah mampu menghemat energi18,03% dibandingkan penggunaan gas LPG tanpa menimbulkan polusi udara," katanya.
Diamenambahkan, di Indonesia penerapan teknologi kompor briket listrik pun cukup mudah digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah dengan harga yang terjangkau.
Octavian yakin teknologi ini mampu berkontribusi memecahkan masalah energi terutama bagi masyarakat perdesaan di pulau-pulau terluar yang masih sulit mengakses gas LPG sekaligus mendukung Program Nasional Bauran Energi dari Kementerian ESDM, yaitu biomassa, menuju ketahanan energi.
"Ke depan, para mahasiswa Unhan akan lebih dipacu mengikuti berbagai event internasional dalam rangka mewujudkan Unhan sebagai World Class University," kata Octavian.
Foto bersama mahasiswa Unhan dengan Deputi Menteri Edukasi dan PendidikanTinggi II Malaysia Datuk P. Kamalanathan dan sebagian peserta Expo lainnya dari Indonesia.
(dam)