Mulai Tergerusnya Nilai Toleransi Sejak Dini

Senin, 01 Mei 2017 - 10:58 WIB
Mulai Tergerusnya Nilai...
Mulai Tergerusnya Nilai Toleransi Sejak Dini
A A A
HARI Pendidikan Nasional, 2 Mei, rasanya menjadi momen buat pemerintah untuk mengkaji sistem pendidikan. Bukan semata karena sistem yang sekarang belum mumpuni, tapi nilai toleransi harus sudah dikedepankan.

Bukan tanpa alasan. Di media sosial belum lama ini banyak postingan bagaimana seorang anak menangis karena dicap kafir oleh teman-temannya. Kejadian di Jakarta itu bukan satu-satunya, sebab di Bali, Made Tasya Nuarta sempat enggan sekolah lantaran salah seorang guru bernama Yayan menganggap dirinya memakan uang haram karena profesi ayahnya yang seorang pematung. Padahal, kenang Made, sekolah itu memiliki murid berlatar belakang beragam suku, agama dan ras atau SARA.

Gejala merasuknya perilaku intoleransi di sekolah ini ditangkap Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Maria Ulfah Anshor. Menurut Maria, gejala itu sebenarnya sudah ada sejak dulu, hanya saja menguat setelah ada Pilkada DKI Jakarta 2017. "Fenomena isu rasial dan agama terkait Pilkada DKI Jakarta itu jadi tontonan warga sehari-hari, dan berefek pada anak-anak yang belum punya filter," paparnya.

Jelas intoleransi yang sudah merebak sejak anak-anak sangat berbahaya di negeri majemuk ini. Orang tua, guru dan masyarakat diharapkan tidak lagi melibatkan anak dalam konflik politik di pilkada atau forum-forum politik praktis.

Malah lewat suvei SETARA Institute for Democracy and Peace (SIDP) dan Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) terungkap hal yang mengkhawatirkan. Survei yang dilakukan pada siswa SMU Negeri di Jakarta dan Bandung pada 2015 menyebutkan sejumlah 8,5% siswa setuju agar dasar negara diganti dengan agama dan 9,8% siswa mendukung gerakan Islamic State of Syria and Iraq (ISIS). Meski jumlah persentasenya berada di bawah 10%, tetapi fakta ini mengkhawatirkan, mengingat sekolah negeri sangat menekankan pendidikan kebangsaan.

Bagaimana seharusnya mengembalikan kesadaran perbedaan itu bukan suatu ancaman. Simak ulasan lengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi No.9/VI/2017, yang terbit Senin (1/5/2017)
Mulai Tergerusnya Nilai Toleransi Sejak Dini
(bbk)
Berita Terkait
PAUD Bantu Stimulasi...
PAUD Bantu Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Dukung Pendidikan Anak...
Dukung Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Warna Warni
Riset Profesor Universitas...
Riset Profesor Universitas Helsinki: Pentingnya Mendidik Resiliensi pada Anak Berdasarkan Kepedulian
Studi Tanoto dan School...
Studi Tanoto dan School of Parenting Ungkap Permasalahan Pengasuhan Anak Usia Dini
Asah Kreativitas di...
Asah Kreativitas di Tengah Pandemi dengan Lomba Media Kreasi
Patut Ditiru, Ini 10...
Patut Ditiru, Ini 10 Negara dengan Rasio Guru dan Siswa Ideal
Berita Terkini
Pendaftaran OSN 2025...
Pendaftaran OSN 2025 Diperpanjang hingga 2 Mei, Cek Infonya di Sini
49 menit yang lalu
Berapa Gaji Lulusan...
Berapa Gaji Lulusan S1 Columbia University? Angkanya Bikin Penasaran!
11 jam yang lalu
PIS Buka Beasiswa Crewing...
PIS Buka Beasiswa Crewing Talent Scouting, Lulus Dikontrak Jadi Pelaut di Kapal Pertamina
12 jam yang lalu
Haier Group Perkuat...
Haier Group Perkuat Hubungan Budaya Lewat Peluncuran Beasiswa di Indonesia
14 jam yang lalu
Riwayat Pendidikan Danjen...
Riwayat Pendidikan Danjen Kopassus Mayjen TNI Djon Afriandi, Lulusan Terbaik Akmil 1995
16 jam yang lalu
8 Beasiswa SMA Luar...
8 Beasiswa SMA Luar Negeri Terbaik 2025, Mana Negara Favoritmu?
17 jam yang lalu
Infografis
Rupiah Jeblok ke Level...
Rupiah Jeblok ke Level Terendah Sejak Krisis 1998
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved