Indonesia Perlu Mengembangkan Pendidikan Berbasis STEM
A
A
A
JAKARTA - Pendidikan berbasis science, technology, engineering, and math (STEM) perlu dikembangkan di sistem pendidikan Indonesia. STEM dan digitalisasi pembelajaran membuat belajar semakin menyenangkan.
Direktur School Development Outreach Gusman Yahya mengatakan, pendidikan berbasis STEM tengah berkembang luas di dunia. Pendidikan ini dinilai sangat efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara holistik.
Model pendidikan ini akan mendorong pelajar memahami seluk-beluk sains dan teknologi, bereksplorasi, bereksperimen, serta berkarya. ”Dengan cara demikian rasa percaya diri pelajar tumbuh sehingga turut andil dalam penciptaan inovasi untuk kemajuan negeri,” katanya, saat MoU antara Kabupaten Musi Banyuasin, Sampoerna University (SU) dan Schoology, Selasa (1/8/2017).
School Development Outreach merupakan layanan pengembangan pendidikan di bawah SU. Mereka mempunyai program Lighthouse School Program dengan menggandeng Schoology yang telah menerapkan sistem pembelajaran digital di 130 negara. ”Dia menjelaskan, program Lighthouse ini tidak hanya mengenalkan pendidikan berbasis STEM namun juga pengembangan profesional guru, kualitas manajemen sekolah siswa dan sekolah dan pemberdayaan komunitas sekolah,” ujarnya.
Menurutnya, yang membedakan program ini dengan yang lain ialah program ini mengadopsi teknologi informasi terbaru. Pihaknya menekankan bagaimana teknologi dipakai untuk mengubah interaksi guru dan murid.
''Intinya digitalisasi dalam proses belajar. Misalnya kirim PR via elektronik dan juga data report,'' tuturnya.
Managing Director Schoology Asia Rizal Hamzah mengatakan, Schoology didesain khusus untuk siswa dan guru untuk belajar dan berkolaborasi dengan siswa dari negara lain. Mereka bisa mendapat pengalaman belajar internasional dan mencari inspirasi dan diskusi dengan seluruh siswa dan guru di Amerika, Eropa, Malaysia, Singapura, Jepang, serta Korea. “Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung ini akan membuat proses belajar semakin menyenangkan,” katanya.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan, pihaknya mau bekerja sama dengan SU sebab ingin siswa dan guru di daerahnya menerapkan pendidikan dunia berbasis digital.
''Kami melihat selama ini pelajar dan pendidik di daerah kurang banyak mendapat pengalaman langsung seperti apa pendidikan di negara lain. Kami ingin masyarakat kami siap menghadapi persaingan global serta dapat memberi dampak kemajuan ekonomi dan sosial bagi daerah secara berkelanjutan,'' katanya.
Direktur School Development Outreach Gusman Yahya mengatakan, pendidikan berbasis STEM tengah berkembang luas di dunia. Pendidikan ini dinilai sangat efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara holistik.
Model pendidikan ini akan mendorong pelajar memahami seluk-beluk sains dan teknologi, bereksplorasi, bereksperimen, serta berkarya. ”Dengan cara demikian rasa percaya diri pelajar tumbuh sehingga turut andil dalam penciptaan inovasi untuk kemajuan negeri,” katanya, saat MoU antara Kabupaten Musi Banyuasin, Sampoerna University (SU) dan Schoology, Selasa (1/8/2017).
School Development Outreach merupakan layanan pengembangan pendidikan di bawah SU. Mereka mempunyai program Lighthouse School Program dengan menggandeng Schoology yang telah menerapkan sistem pembelajaran digital di 130 negara. ”Dia menjelaskan, program Lighthouse ini tidak hanya mengenalkan pendidikan berbasis STEM namun juga pengembangan profesional guru, kualitas manajemen sekolah siswa dan sekolah dan pemberdayaan komunitas sekolah,” ujarnya.
Menurutnya, yang membedakan program ini dengan yang lain ialah program ini mengadopsi teknologi informasi terbaru. Pihaknya menekankan bagaimana teknologi dipakai untuk mengubah interaksi guru dan murid.
''Intinya digitalisasi dalam proses belajar. Misalnya kirim PR via elektronik dan juga data report,'' tuturnya.
Managing Director Schoology Asia Rizal Hamzah mengatakan, Schoology didesain khusus untuk siswa dan guru untuk belajar dan berkolaborasi dengan siswa dari negara lain. Mereka bisa mendapat pengalaman belajar internasional dan mencari inspirasi dan diskusi dengan seluruh siswa dan guru di Amerika, Eropa, Malaysia, Singapura, Jepang, serta Korea. “Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung ini akan membuat proses belajar semakin menyenangkan,” katanya.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan, pihaknya mau bekerja sama dengan SU sebab ingin siswa dan guru di daerahnya menerapkan pendidikan dunia berbasis digital.
''Kami melihat selama ini pelajar dan pendidik di daerah kurang banyak mendapat pengalaman langsung seperti apa pendidikan di negara lain. Kami ingin masyarakat kami siap menghadapi persaingan global serta dapat memberi dampak kemajuan ekonomi dan sosial bagi daerah secara berkelanjutan,'' katanya.
(poe)