Penulis Mapala Muhammadiyah Gagas Pembentukan Jurnalis Alam Bebas
A
A
A
TANGERANG - Sejumlah penulis yang berasal dari organisasi pencinta alam perguruan tinggi (PT) Muhammadiyah se-Indonesia menggagas pembentukan wadah, yang diberi nama Jurnalis Alam Bebas.
Ide ini berangkat dari banyaknya kegiatan alam bebas berupa kegiatan petualangan maupun perjalanan yang dilakukan organisasi mahasiswa pencinta alam di tiap-tiap kampus perguruan tinggi Muhammadiyah yang ada di Indonesia. Meski sejauh ini kegiatan yang dilakukan sudah kerap ditulis dan dibagikan ke banyak media, baik cetak maupun elektronik, namun hal itu baru dilakukan orang-per orang.
Chiko Luciano, salah satu inisiator pembentukan wadah ini mengatakan, nantinya anggota pencinta alam yang memiliki bakat dan hobi menulis dapat berbagi ilmu tentang menulis, dan yang punya hobi menulis pun bersemangat untuk tetap berkarya.
“Masih banyak teman-teman kita yang belum menyadari bahwa menulis itu sangat penting. Padahal, pengalaman ini sangat besar manfaatnya dan bisa menjadi inspirasi banyak orang,” kata Chiko di Tangerang, Kamis (17/8/2017).
Chiko melanjutkan, wadah ini nantinya seperti magnet bagi yang hobi menulis berita tentang petualangan. Termasuk jika ada yang ingin belajar tentang menulis, tinggal bergabung saja di perkumpulan ini. Menulis perjalanan dalam suatu petualangan juga dirasa sangat penting, di mana saat momen-momen yang paling berharga dapat diceritakan dalam bentuk tulisan dan dibaca banyak orang.
“Kalau orang-orang yang senang menjelajah alam bebas tidak menuangkan cerita dan pengalamannya ke dalam tulisan, kan sangat disayangkan sekali," tukasnya.
Rencananya, lanjut Chiko, wadah ini akan dideklarasikan di akhir penutupan kegiatan Jambore ke-XI Mapala Muhammadiyah se-Indonesia, yang kini tengah berlangsung di kampus Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT).
“Acaranya santai saja. Para penulis akan berkumpul sambil kongkow ngopi-ngopi santai di depan kampus Universitas Muhammadiyah Tangerang, tepatnya di samping warung Bang Ade. Pembahasannya seperti membuat nama perkumpulannya, struktur organisasi, visi dan misi, dan lain-lain,” ujar Chiko.
Iwa, salah satu anggota Mapala UMY mengatakan perkumpulan jurnalis alam bebas ini dirasa sangat membantu mengembangkan kemampuan menulisnya, juga dapat berbagi ilmu dan menambah wawasan. “Jadi banyak info menarik yang bisa didapat dan dibagi ke kawan-kawan mapala di seluruh Indonesia,” katanya.
Anggota dari Mapala Kanpas Pekalongan, Gendang juga menyatakan, pembentukan wadah jurnalis alam bebas cukup menarik, karena di beberapa kota masih jarang adanya bidang tersebut, khususnya kota Pekalongan.
“Sangat senang sekali dengan dibentuknya perkumpulan ini, karena di mapalaku belum ada bidang khusus jurnalistik. Jadi aku sangat apresiasi sekali dengan dibentuknya perkumpulan ini. Selain tambah ilmu juga tambah teman yang satu hobi menulis,” tukasnya.
Hal senada juga disampaikan anggota mapala lainnya Arie Slyder. Pencinta alam yang juga wartawan di sebuah media di Bengkulu ini mengakui, sebenarnya sangat banyak sumber daya manusia (SDM) di bidang menulis yang tersebar di tiap organisasi mahasiswa pencinta alam perguruan tinggi Muhammadiyah se-Indonesia.
“Kalau perlu ada divisi jurnalis alam bebasnya di organisasi mapala masing-masing, sambil dijadikan moment bagi kita untuk berbagi ilmu kepada generasi selanjutnya," pungkasnya.
Ide ini berangkat dari banyaknya kegiatan alam bebas berupa kegiatan petualangan maupun perjalanan yang dilakukan organisasi mahasiswa pencinta alam di tiap-tiap kampus perguruan tinggi Muhammadiyah yang ada di Indonesia. Meski sejauh ini kegiatan yang dilakukan sudah kerap ditulis dan dibagikan ke banyak media, baik cetak maupun elektronik, namun hal itu baru dilakukan orang-per orang.
Chiko Luciano, salah satu inisiator pembentukan wadah ini mengatakan, nantinya anggota pencinta alam yang memiliki bakat dan hobi menulis dapat berbagi ilmu tentang menulis, dan yang punya hobi menulis pun bersemangat untuk tetap berkarya.
“Masih banyak teman-teman kita yang belum menyadari bahwa menulis itu sangat penting. Padahal, pengalaman ini sangat besar manfaatnya dan bisa menjadi inspirasi banyak orang,” kata Chiko di Tangerang, Kamis (17/8/2017).
Chiko melanjutkan, wadah ini nantinya seperti magnet bagi yang hobi menulis berita tentang petualangan. Termasuk jika ada yang ingin belajar tentang menulis, tinggal bergabung saja di perkumpulan ini. Menulis perjalanan dalam suatu petualangan juga dirasa sangat penting, di mana saat momen-momen yang paling berharga dapat diceritakan dalam bentuk tulisan dan dibaca banyak orang.
“Kalau orang-orang yang senang menjelajah alam bebas tidak menuangkan cerita dan pengalamannya ke dalam tulisan, kan sangat disayangkan sekali," tukasnya.
Rencananya, lanjut Chiko, wadah ini akan dideklarasikan di akhir penutupan kegiatan Jambore ke-XI Mapala Muhammadiyah se-Indonesia, yang kini tengah berlangsung di kampus Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT).
“Acaranya santai saja. Para penulis akan berkumpul sambil kongkow ngopi-ngopi santai di depan kampus Universitas Muhammadiyah Tangerang, tepatnya di samping warung Bang Ade. Pembahasannya seperti membuat nama perkumpulannya, struktur organisasi, visi dan misi, dan lain-lain,” ujar Chiko.
Iwa, salah satu anggota Mapala UMY mengatakan perkumpulan jurnalis alam bebas ini dirasa sangat membantu mengembangkan kemampuan menulisnya, juga dapat berbagi ilmu dan menambah wawasan. “Jadi banyak info menarik yang bisa didapat dan dibagi ke kawan-kawan mapala di seluruh Indonesia,” katanya.
Anggota dari Mapala Kanpas Pekalongan, Gendang juga menyatakan, pembentukan wadah jurnalis alam bebas cukup menarik, karena di beberapa kota masih jarang adanya bidang tersebut, khususnya kota Pekalongan.
“Sangat senang sekali dengan dibentuknya perkumpulan ini, karena di mapalaku belum ada bidang khusus jurnalistik. Jadi aku sangat apresiasi sekali dengan dibentuknya perkumpulan ini. Selain tambah ilmu juga tambah teman yang satu hobi menulis,” tukasnya.
Hal senada juga disampaikan anggota mapala lainnya Arie Slyder. Pencinta alam yang juga wartawan di sebuah media di Bengkulu ini mengakui, sebenarnya sangat banyak sumber daya manusia (SDM) di bidang menulis yang tersebar di tiap organisasi mahasiswa pencinta alam perguruan tinggi Muhammadiyah se-Indonesia.
“Kalau perlu ada divisi jurnalis alam bebasnya di organisasi mapala masing-masing, sambil dijadikan moment bagi kita untuk berbagi ilmu kepada generasi selanjutnya," pungkasnya.
(thm)