Pemuda dari 35 Negara Bertukar Gagasan di Youth Involvement Forum

Senin, 27 November 2017 - 22:16 WIB
Pemuda dari 35 Negara Bertukar Gagasan di Youth Involvement Forum
Pemuda dari 35 Negara Bertukar Gagasan di Youth Involvement Forum
A A A
JAKARTA - Terhitung 250 pemuda dari 35 negara menghadiri Youth Involvement Forum (YIF) yang diinisiasi oleh Indonesia Youth Forum, di Banyuwangi, Jawa Timur, 24-27 November 2017.

Mereka duduk bersama dan bertukar ide serta gagasan inovatif sekaligus mengenali khazanah seni-budaya daerah di tempat yang dikenal dengan Sunrise of Java ini.

Salah satu narasumber acara ini adalah Moh Bruri Triyono selaku Tim Satgas Revitalisasi Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dia mengungkapkan pendidikan vokasi yang mengusung konsep link and match antara sekolah menengah kejuruan, ketenagakerjaan dan industri diharapkan mampu menghasilkan tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.

Hal tersebut diyakini mampu meningkatkan produktifitas dan daya saing nasional. “Konsep link and match menjadi solusi atas persaingan global yang semakin ketat. Untuk mewujudkan hal tersebut, komunikasi dan koordinasi di semua lini harus lebih diintensifkan. Karena hal ini menyangkut daya saing SDM yang inheren dengan harga diri bangsa. Pesantren harus melihat itu sebagai satu ghiroh (semangat) zaman,” tambah Bruri.

Direktur Politik dan Komunikasi Kementerian PPN Bappenas, Wariki Sutikno menuturkan, SMK komunitas sebagai salah satu instrumen penting dalam pendidikan vokasi mencoba menjembatani antara pesantren dan pendidikan vokasi untuk menjawab tantangan 'zaman now' dan pertanyaan besar kebutuhan future jobs.

Menurut dia, santri dituntut menguasai dinamika zaman yang kian canggih dan kompetitif di masa mendatang. Dengan demikian, sambung dia, pesantren mampu bergerak maju mengikuti pergerakan zaman.

“Kolaborasi antara SDM, kelembagaan dan teknologi perlu diutamakan. Agar narasi besar yang sedang bersama kita bangun mengenai pendidikan vokasi mampu menjawab SDM yg memiliki kompetensi yang kompetitif,” tandas Wariki.

Muhammad Abdul Idris yang merupakan Founder Indonesia Youth Forum juga memberikan komentar mengenai hal ini,

Dia mengatakan, soft skill dan hard skill juga penting untuk dipelajari para santri agar mampu bersaing di era milenial.

“Santri harus siap bersaing di zaman now dengan tidak melupakan zaman old. Santri harus bisa menjawab tantangan zaman dengan tekat, kepercayaan diri dan bekal skill yang sudah diajarkan dan diperoleh dari pesantrennya masing masing.” ungkap Idris.

Revitalisasi pendidikan vokasi dinilai tidak sebatas meng-upgrade kualitas daya saing SDM saja, akan tetapi kemampuan menggerakkan partisipasi aktif masyarakat agar mampu menjadikan kebudayaan, destinasi pariwisata, kreatifitas yang berbasis local wisdom menjadi produk yang kompetitif.

"Agar revitalisasi pendidikan vokasi mampu melibatkan semua pihak,” tambah Idris.

Agenda Youth Involvement Forum secara resmi ditutup Senin (27/11/2017) diakhiri oleh Tour de Pesantren di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng semalam.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7558 seconds (0.1#10.140)
pixels