Wapres JK Berharap Hasil Riset Bisa Dijual
A
A
A
MALANG - Hasil riset perguruan tinggi, sangat dibutuhkan untuk kemajuan bangsa, dan pengembangan inovasi yang bernilai bisnis. Hal ini yang mendasari Universitas Brawijaya (UB) Malang, mendirikan Jusuf Kalla Innovation and Entrepreneurship Centre (JKIEC).
Peresmian lembaga ini langsung dilakukan oleh Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK). Dia hadir di kampus Universitas Brawijaya (UB) Malang, untuk menjadi pembicara utama dan meresmikan mulai beroperasinya JKIEC.
Menurut JK, perguruan tinggi sebagai lembaga akademis harus mampu menghasilkan banyak riset. Salah satu hasil riset itu adalah teknologi, yang tentunya harus memiliki nilai bisnis.
"Teknologi merupakan hasil dari riset, dan riset merupakan hasil pendidikan. Peran perguruan tinggi sangat penting untuk kemajuan bangsa," tuturnya, kemarin.
Universitas, menurutnya beda dengan museum. Museum hanya melihat sejarah ke belakang. Sedangkan universitas harus mampu melihat 10 sampai 20 tahun ke depan.
"Kalau universitas hanya bisa melihat ke belakang, maka apa bedanya dengan museum," imbuhnya.
Hasil riset yang bisa diadopsi oleh dunia usaha, harus memiliki tiga hal. Yakni, hasil riset harus mampu mendukung produksi lebih baik, meningkatkan kualitas menjadi lebih baik, dan bisa menekan biaya produksi sehingga bisa meningkatkan daya saing harga produk di pasaran.
Agar hasil riset bisa memiliki nilai bisnis, dan pengembangan riset tidak sampai kekurangan sumber pembiayaan. Maka, dibutuhkan lembaga yang bisa menjebatani semua hal itu. Dia berharap JKIEC bisa menjadi lembaga yang menjembatani antara dunia usaha, dunia pendidikan, pemerintah, dan pembiayaan untuk riset.
Baginya, tidak ada negara yang bisa maju dan berkembang hanya mengandalkan satu sisi saja. Sisi sumber daya alam, dan teknologi harus mampu berkembang beriringan.
"Lihat saja Venezuela, sangat kaya akan minyak, tetapi akhirnya menjadi negara paling miskin karena tidak memiliki teknologi untuk mengolah sumber daya alam yang dimilikinya," tegasnya.
Selain riset dan teknologi. Menurutnya, mahasiswa juga harus diajari membangun jiwa enterpreneurship. Apabila mahasiswa tidak mampu berwirausaha, maka akan terus menjadi konsumen.
Rektor UB Malang, M. Bisri mengatakan, JKIEC sengaja dibangun untuk mengembangkan kerjasama dengan dunia usaha, dan mengembangna riset akademis yang dibutuhkan oleh dunia usaha.
"Sejak lama kami merintis lembaga ini. Tepatnya dimulai sejak tahun 2007 silam," ujarnya.
Ke depan, dia menyatakan, perguruan tinggi bukan menjadi menara gading yang hanya bisa membuat riset dan wacana intelektual saja. Tetapi, perguruan tinggi bisa melakukan hilirisasi riset, dan turut membangun teknologi strategis untuk kemajuan bangsa.
JKIEC, didirikan dengan landasan pentingnya kontribusi perguruan tinggi dalam menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Terutama, kaitannya dengan inovasi teknologi, dan pengembangan kewirausahaan masyarakat.
"Hilirisasi hasil riset, merupakan salah satu ikhtiar dari UB dalam mengembangkan hasil-hasil riset yang sesuai dengan kebutuhan pasar atau masyarakat," tegas Bisir.
Peresmian lembaga ini langsung dilakukan oleh Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK). Dia hadir di kampus Universitas Brawijaya (UB) Malang, untuk menjadi pembicara utama dan meresmikan mulai beroperasinya JKIEC.
Menurut JK, perguruan tinggi sebagai lembaga akademis harus mampu menghasilkan banyak riset. Salah satu hasil riset itu adalah teknologi, yang tentunya harus memiliki nilai bisnis.
"Teknologi merupakan hasil dari riset, dan riset merupakan hasil pendidikan. Peran perguruan tinggi sangat penting untuk kemajuan bangsa," tuturnya, kemarin.
Universitas, menurutnya beda dengan museum. Museum hanya melihat sejarah ke belakang. Sedangkan universitas harus mampu melihat 10 sampai 20 tahun ke depan.
"Kalau universitas hanya bisa melihat ke belakang, maka apa bedanya dengan museum," imbuhnya.
Hasil riset yang bisa diadopsi oleh dunia usaha, harus memiliki tiga hal. Yakni, hasil riset harus mampu mendukung produksi lebih baik, meningkatkan kualitas menjadi lebih baik, dan bisa menekan biaya produksi sehingga bisa meningkatkan daya saing harga produk di pasaran.
Agar hasil riset bisa memiliki nilai bisnis, dan pengembangan riset tidak sampai kekurangan sumber pembiayaan. Maka, dibutuhkan lembaga yang bisa menjebatani semua hal itu. Dia berharap JKIEC bisa menjadi lembaga yang menjembatani antara dunia usaha, dunia pendidikan, pemerintah, dan pembiayaan untuk riset.
Baginya, tidak ada negara yang bisa maju dan berkembang hanya mengandalkan satu sisi saja. Sisi sumber daya alam, dan teknologi harus mampu berkembang beriringan.
"Lihat saja Venezuela, sangat kaya akan minyak, tetapi akhirnya menjadi negara paling miskin karena tidak memiliki teknologi untuk mengolah sumber daya alam yang dimilikinya," tegasnya.
Selain riset dan teknologi. Menurutnya, mahasiswa juga harus diajari membangun jiwa enterpreneurship. Apabila mahasiswa tidak mampu berwirausaha, maka akan terus menjadi konsumen.
Rektor UB Malang, M. Bisri mengatakan, JKIEC sengaja dibangun untuk mengembangkan kerjasama dengan dunia usaha, dan mengembangna riset akademis yang dibutuhkan oleh dunia usaha.
"Sejak lama kami merintis lembaga ini. Tepatnya dimulai sejak tahun 2007 silam," ujarnya.
Ke depan, dia menyatakan, perguruan tinggi bukan menjadi menara gading yang hanya bisa membuat riset dan wacana intelektual saja. Tetapi, perguruan tinggi bisa melakukan hilirisasi riset, dan turut membangun teknologi strategis untuk kemajuan bangsa.
JKIEC, didirikan dengan landasan pentingnya kontribusi perguruan tinggi dalam menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Terutama, kaitannya dengan inovasi teknologi, dan pengembangan kewirausahaan masyarakat.
"Hilirisasi hasil riset, merupakan salah satu ikhtiar dari UB dalam mengembangkan hasil-hasil riset yang sesuai dengan kebutuhan pasar atau masyarakat," tegas Bisir.
(maf)