Perlu Ciptakan Jiwa Kewirausahaan sejak Dini
A
A
A
JAKARTA - Indonesia akan maju jika banyak enterpreneur dari generasi muda yang dilahirkan. Karena itu, perlu ada stimulus untuk memunculkan jiwa-jiwa kewirausahaan sejak dini.
Rektor Podomoro University Cosmas Batubara mengatakan, pemerintah memang menginginkan jumlah pelaku bisnis startup bertambah. Namun, apakah calon yang menguasai enterpreneurship sudah ada? Karena itu, selagi masih di perguruan tinggi, pembibitan calon enterpreneurship sudah harus diterapkan.
"Para enterpreneur muda inilah yang akan melanjutkan perjuangan bangsa dari segi ekonomi, menaikkan laju pembangunan, dan melahirkan pemerataan ke depan," kata dia.
Mantan menteri ketenagakerjaan ini mengatakan, mahasiswanya sudah diajarkan membuat business plan sejak semester pertama agar ada learning by doing. Tujuannya adalah mereka bisa belajar mengembangkan ide bisnis, bekerja dalam tim, menjadi pemimpin, dan menumbuhkan kepercayaan diri. Mata kuliahnya pun dibuat khusus yakni Thinking and Acting Like an Entrepreneurial Leader (TAEL). TAEL adalah mata kuliah unggulan wajib.
"Dalam mata kuliah TAEL, seluruh mahasiswa diarahkan memiliki pola pikir entrepreneurial dan diminta terjun langsung membuat bisnis sejak tahun pertama kuliah," papar dia.
Diawali dari mata kuliah TAEL berlanjut ke kompetisinya. Tahun ini ada 32 business plan dari mahasiswa angkatan 2017 yang sudah dipresentasikan di hadapan para entrepreneurs experts. Dari 32 business plan ini akan dipilih 16 business plan yang akan dijalankan di semester kedua. 16 business plan yang telah terpilih akan didanai dan dimentori oleh Podomoro University Centre of Entrepreneurial Leadership (PUCEL) agar business plan ini menjadi bisnis nyata. Hasilnya, kampusnya telah berhasil mencetak beberapa mahasiswa yang sukses mengembangkan dan merintis bisnis dari awal.
Tiga di antaranya bahkan lolos seleksi Expo Kewirausahaan yang digelar Kemenristek Dikti dan satu di antaranya berhasil memperoleh nominasi sebagai wirausahawan terbaik kategori industri makanan dan minuman. Mereka di antaranya, pertama, Jessica Syela, pemilik usaha Bakery Bali Banana yang membuka toko di Bali. Jessica membuat cake paduan rasa yang lembut dengan taburan puss pastry yang renyah. Jessica ingin memberi oleh-oleh khas Bali yang berbeda bagi wisatawan.
Kedua, start-up yang bergerak di bidang jasa pakaian kostum Claudio & Louis. Lius Kemilau dan Rafael Valentino adalah angkatan 2014 yang merintis usaha penyediaan kaos dan seragam untuk keperluan event pribadi dan perusahaan dengan mutu tinggi dan harga terjangkau. Ketiga, Jaeysen Canily yang berhasil memproduksi sepatu berbahan dasar kulit berkualitas tinggi yang diberi nama Cadmus.
Pengamat pendidikan tinggi Edy Suandi Hamid mengatakan, memang sudah seharusnya pengajaran di kampus lebih banyak diterjunkan praktisi bisnis untuk mengajar tentang kewirausahaan. Tidak hanya pengalaman yang bisa diserap, namun juga mahasiswa tidak bosan karena hanya menerima teori.
Rektor Podomoro University Cosmas Batubara mengatakan, pemerintah memang menginginkan jumlah pelaku bisnis startup bertambah. Namun, apakah calon yang menguasai enterpreneurship sudah ada? Karena itu, selagi masih di perguruan tinggi, pembibitan calon enterpreneurship sudah harus diterapkan.
"Para enterpreneur muda inilah yang akan melanjutkan perjuangan bangsa dari segi ekonomi, menaikkan laju pembangunan, dan melahirkan pemerataan ke depan," kata dia.
Mantan menteri ketenagakerjaan ini mengatakan, mahasiswanya sudah diajarkan membuat business plan sejak semester pertama agar ada learning by doing. Tujuannya adalah mereka bisa belajar mengembangkan ide bisnis, bekerja dalam tim, menjadi pemimpin, dan menumbuhkan kepercayaan diri. Mata kuliahnya pun dibuat khusus yakni Thinking and Acting Like an Entrepreneurial Leader (TAEL). TAEL adalah mata kuliah unggulan wajib.
"Dalam mata kuliah TAEL, seluruh mahasiswa diarahkan memiliki pola pikir entrepreneurial dan diminta terjun langsung membuat bisnis sejak tahun pertama kuliah," papar dia.
Diawali dari mata kuliah TAEL berlanjut ke kompetisinya. Tahun ini ada 32 business plan dari mahasiswa angkatan 2017 yang sudah dipresentasikan di hadapan para entrepreneurs experts. Dari 32 business plan ini akan dipilih 16 business plan yang akan dijalankan di semester kedua. 16 business plan yang telah terpilih akan didanai dan dimentori oleh Podomoro University Centre of Entrepreneurial Leadership (PUCEL) agar business plan ini menjadi bisnis nyata. Hasilnya, kampusnya telah berhasil mencetak beberapa mahasiswa yang sukses mengembangkan dan merintis bisnis dari awal.
Tiga di antaranya bahkan lolos seleksi Expo Kewirausahaan yang digelar Kemenristek Dikti dan satu di antaranya berhasil memperoleh nominasi sebagai wirausahawan terbaik kategori industri makanan dan minuman. Mereka di antaranya, pertama, Jessica Syela, pemilik usaha Bakery Bali Banana yang membuka toko di Bali. Jessica membuat cake paduan rasa yang lembut dengan taburan puss pastry yang renyah. Jessica ingin memberi oleh-oleh khas Bali yang berbeda bagi wisatawan.
Kedua, start-up yang bergerak di bidang jasa pakaian kostum Claudio & Louis. Lius Kemilau dan Rafael Valentino adalah angkatan 2014 yang merintis usaha penyediaan kaos dan seragam untuk keperluan event pribadi dan perusahaan dengan mutu tinggi dan harga terjangkau. Ketiga, Jaeysen Canily yang berhasil memproduksi sepatu berbahan dasar kulit berkualitas tinggi yang diberi nama Cadmus.
Pengamat pendidikan tinggi Edy Suandi Hamid mengatakan, memang sudah seharusnya pengajaran di kampus lebih banyak diterjunkan praktisi bisnis untuk mengajar tentang kewirausahaan. Tidak hanya pengalaman yang bisa diserap, namun juga mahasiswa tidak bosan karena hanya menerima teori.
(amm)