UPN Wakili Indonesia dalam dCATCH 2018 di Bangkok
A
A
A
YOGYAKARTA - Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta mewakili Indonesia dalam ajang gelaran de-Centralized Asian Transnational Challenges (d'CATCH) di Bangkok, Thailand.
Sebanyak 15 mahasiswa dan seorang dosen pembimbing jurusan Ilmu Komunikasi UPN Veteran akan berlaga bersama lima negera lain dalam ajang komunikasi antar budaya pada 21-27 Januari mendatang.
Dosen jurusan Ilmu Komunikasi UPN, Senja Yustitia menyebut gelaran ini adalah yang ke 15 kali dan diselenggarakan rutin setiap tahunnya.
Nantinya setiap tim dari lima negara akan membawakan video dengan tema yang telah ditentukan untuk kemudian dipresentasikan dan didiskusikan bersama. "Jadi mahasiswa kami sudah berproses sejak lama untuk membuat video itu," terangnya Rabu (17/1/2018).
Gelaran d'CATCH kali ini mengusung tema 'NEXT' yang dibagi kedalam 5 sub-tema yakni Alternative, Media, Food, Lifestyle, dan Relationship.
"Ada tiga mahasiswa kami yang terbagi ke dalam tema-tema tersebut. Mereka sudah bekerja sejak beberapa bulan lalu dan siap untuk berdiskusi dengan mahasiswa lain di Bangkok," tambah M Edy Susilo Koordinator dCATCH Indonesia tahun 2018.
Selain mempresentasikan dan mendiskusikan masing-masing video yang di bawah oleh setiap tim, para mahasiswa dari lima negara ini akan melakukan produksi bersama di Bangkok untuk menghubungkan masing-masing video dalam jalinan cerita yang sama.
"Ada banyak cerita menarik yang diangkat dalam video tim Indonesia. Misalnya pada video tema Food, mahasiswa yang diwakili oleh Awaludin, Jihan dan Nabila menceritakan tentang kopi di tanah air yang kini tidak hanya dipandang sebagai kuliner namun juga komoditas industry," jelas Susilo.
Pada tema alternatif yang diwakili oleh mahasiwa Dovara, Dina dan Laili mengangkat fenomena musisi alternatif di Indonesia yang menjadi kekuatan baru pada dunia musik.
Sementara keprihatinan mahasiswa tentang pelanggaran hak cipta juga coba diangkat pada video tema media yang beranggotakan Malida, Nada serta Rio. Mahasiswa tidak hanya berkutat pada bahasan-bahasan serius, namun juga berusaha menunjukkan problem nyata di kalangan generasi muda.
Hal itu terlihat pada video tema relationship yang menyoroti aplikasi online yang diguakankan untuk menemukan pasangan hidup. Tema ini dibawakan oleh Monica, Rizky dan Radika. Menurut mereka tak jarang aplikasi ini tidak berakhir denga kebahagian seperti yang diharapkan justru berakhir dengan kesedihan.
"Video tema lifestyle juga melihat kondisi terkini anak muda yakni banyaknya orang yang menekuni hobi lari. Di video ini, Alifa, Clariza dan Erni mempertanyakan benarkah mereka lari untuk kesehatan atau justru hanya sebagai eksistensi semata," tambahnya.
Sebanyak 15 mahasiswa dan seorang dosen pembimbing jurusan Ilmu Komunikasi UPN Veteran akan berlaga bersama lima negera lain dalam ajang komunikasi antar budaya pada 21-27 Januari mendatang.
Dosen jurusan Ilmu Komunikasi UPN, Senja Yustitia menyebut gelaran ini adalah yang ke 15 kali dan diselenggarakan rutin setiap tahunnya.
Nantinya setiap tim dari lima negara akan membawakan video dengan tema yang telah ditentukan untuk kemudian dipresentasikan dan didiskusikan bersama. "Jadi mahasiswa kami sudah berproses sejak lama untuk membuat video itu," terangnya Rabu (17/1/2018).
Gelaran d'CATCH kali ini mengusung tema 'NEXT' yang dibagi kedalam 5 sub-tema yakni Alternative, Media, Food, Lifestyle, dan Relationship.
"Ada tiga mahasiswa kami yang terbagi ke dalam tema-tema tersebut. Mereka sudah bekerja sejak beberapa bulan lalu dan siap untuk berdiskusi dengan mahasiswa lain di Bangkok," tambah M Edy Susilo Koordinator dCATCH Indonesia tahun 2018.
Selain mempresentasikan dan mendiskusikan masing-masing video yang di bawah oleh setiap tim, para mahasiswa dari lima negara ini akan melakukan produksi bersama di Bangkok untuk menghubungkan masing-masing video dalam jalinan cerita yang sama.
"Ada banyak cerita menarik yang diangkat dalam video tim Indonesia. Misalnya pada video tema Food, mahasiswa yang diwakili oleh Awaludin, Jihan dan Nabila menceritakan tentang kopi di tanah air yang kini tidak hanya dipandang sebagai kuliner namun juga komoditas industry," jelas Susilo.
Pada tema alternatif yang diwakili oleh mahasiwa Dovara, Dina dan Laili mengangkat fenomena musisi alternatif di Indonesia yang menjadi kekuatan baru pada dunia musik.
Sementara keprihatinan mahasiswa tentang pelanggaran hak cipta juga coba diangkat pada video tema media yang beranggotakan Malida, Nada serta Rio. Mahasiswa tidak hanya berkutat pada bahasan-bahasan serius, namun juga berusaha menunjukkan problem nyata di kalangan generasi muda.
Hal itu terlihat pada video tema relationship yang menyoroti aplikasi online yang diguakankan untuk menemukan pasangan hidup. Tema ini dibawakan oleh Monica, Rizky dan Radika. Menurut mereka tak jarang aplikasi ini tidak berakhir denga kebahagian seperti yang diharapkan justru berakhir dengan kesedihan.
"Video tema lifestyle juga melihat kondisi terkini anak muda yakni banyaknya orang yang menekuni hobi lari. Di video ini, Alifa, Clariza dan Erni mempertanyakan benarkah mereka lari untuk kesehatan atau justru hanya sebagai eksistensi semata," tambahnya.
(maf)