Lawan Hoax, Ratusan Pelajar dan Mahasiswa Ikut Forum Literasi
A
A
A
PADANG - Ratusan pelajar dan mahasiswa antusias mengikuti Forum Literasi Digital Citizenship untuk Generasi Milenial yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dan Pemerintah Provinsi Sumatera, di Kota Padang, Rabu (7/2/2018).
Sekretaris Jenderal PWI Pusat Hendri Bangun yang membuka kegiatan forum literasi mengatakan, literasi dan edukasi bagi generasi milenial sangat penting terus digalakkan di Indonesia untuk menangkal informasi hoax.
Menurut dia, generasi milenial inilah yang secara langsung aktif bergelut dengan internet dan media sosial.
Hendri juga memuji antusiasme pelajar dan mahasiwa Sumbar mengikuti forum literasi yang merupakan bagian dari rangkaian acara Hari Pers Nasional (HPN) 2018.
“Baru di HPN 2018 di Padang, pelajar dan mahasiswa begitu antusias,” ungkapnya dalam kegiatan yang digelar di Hotel Basco itu.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, di era digital, semua orang menjadi pemilik media karena dapat memproduksi dan menyebarkan informasi. Pola perubahan inilah yang dinamakan dengan mediamorfosis.
“Mediamorfosis sangat berpengaruh pada perubahan pada kehidupan budaya, politik, ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Selain informasi hoax, yang perlu diantisipasi pada mediamorfosisis ini informasi mengenai pornografi, paham radikalisme dan terorisme. Tahun lalu, Kemkominfo memblokir aplikasi Telegram karena memuat konten radikalime dan terorisme.
Niken juga mengajak generasi milenial untuk bijak mematuhi rambu-rambu etika di media sosial dengan menjadi penyebar informasi yang positif, benar dan bertanggung jawab.
“Jika menemukan berita yang diduga hoax, silakan laporkan ke Kementerian Kominfo,” katanya.
Akademisi dan penulis, Agus Sudibyo mengatakan, generasi milenial harus dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk menjadi entrepreneur muda yang sukses.
Dia mengatakan, smartphone, internet, dan media sosial bisa digunakan untuk berbisnis online.
Agus juga mengulas soal digital citizenship atau kewargaan digital yang membuat pergaulan semakin luas, lintas negara dan lintas etnis.
Menurut dia, digital citizenship ini harus bisa dimanfaatkan untuk membangun solidaritas sosial lebih luas dengan memanfaatkan internet untuk hal-hal yang positif
Sekretaris Jenderal PWI Pusat Hendri Bangun yang membuka kegiatan forum literasi mengatakan, literasi dan edukasi bagi generasi milenial sangat penting terus digalakkan di Indonesia untuk menangkal informasi hoax.
Menurut dia, generasi milenial inilah yang secara langsung aktif bergelut dengan internet dan media sosial.
Hendri juga memuji antusiasme pelajar dan mahasiwa Sumbar mengikuti forum literasi yang merupakan bagian dari rangkaian acara Hari Pers Nasional (HPN) 2018.
“Baru di HPN 2018 di Padang, pelajar dan mahasiswa begitu antusias,” ungkapnya dalam kegiatan yang digelar di Hotel Basco itu.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, di era digital, semua orang menjadi pemilik media karena dapat memproduksi dan menyebarkan informasi. Pola perubahan inilah yang dinamakan dengan mediamorfosis.
“Mediamorfosis sangat berpengaruh pada perubahan pada kehidupan budaya, politik, ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Selain informasi hoax, yang perlu diantisipasi pada mediamorfosisis ini informasi mengenai pornografi, paham radikalisme dan terorisme. Tahun lalu, Kemkominfo memblokir aplikasi Telegram karena memuat konten radikalime dan terorisme.
Niken juga mengajak generasi milenial untuk bijak mematuhi rambu-rambu etika di media sosial dengan menjadi penyebar informasi yang positif, benar dan bertanggung jawab.
“Jika menemukan berita yang diduga hoax, silakan laporkan ke Kementerian Kominfo,” katanya.
Akademisi dan penulis, Agus Sudibyo mengatakan, generasi milenial harus dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk menjadi entrepreneur muda yang sukses.
Dia mengatakan, smartphone, internet, dan media sosial bisa digunakan untuk berbisnis online.
Agus juga mengulas soal digital citizenship atau kewargaan digital yang membuat pergaulan semakin luas, lintas negara dan lintas etnis.
Menurut dia, digital citizenship ini harus bisa dimanfaatkan untuk membangun solidaritas sosial lebih luas dengan memanfaatkan internet untuk hal-hal yang positif
(dam)