Kampus Diharapkan Menjadi Pusat Inovasi
A
A
A
MALANG - Gerakan perubahan, banyak dibangun dari dalam kampus. Hal ini sudah dibuktikan oleh sejarah panjang Bangsa Indonesia. Kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi, memiliki banyak potensi untuk melakukan gerakan perubahan, karena kampus merupakan pusat inovasi.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, tentunya kampus memiliki modal besar untuk menciptakan dan membangun inovasi. Inovasi sangat dibutuhkan, untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
Keberadaannya sebagai pusat inovasi, tentunya menuntut lembaga pergurun tinggi, baik negeri maupun swasta untuk bergerak menyesuaikan kebutuhan jaman. “Kita terus berovasi. Makanya sekarang kita bangun program-program baru untuk menjawab kebutuhan masyarakat,” tegas Rektor Universitas Muhammadyah Malang (UMM), Fauzan.
Dia sudah meluncurkan program UMM Pasti. Yakni, program yang memberikan kepastian bagi para mahasiswa dan orang tuanya, dalam mendapatkan layanan pendidikan. Baik itu kesesuaian program study dengan kebutuhan di masyarakat, maupun kepastian administrasi, serta waktu penyelesaian pendidikan.
Berbagai lompatan juga dilakukan, untuk mendukung daya inovasi dan kreativitas para mahasiswa. Salah satunya, dengan memberikan ruang lebih luas bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian dan pengembangan terhadap ilmu yang didapatkannya.
"Hasil penelitian dan inovasi mahasiswa ini, bisa dikembangkan dan dikerjasamakan dengan industri atau diadopsi masyarakat secara langsung. Kalau inovasinya sudah mampu dipakai dunia industri, mahasiswa itu bisa bebas skripsi sehingga bisa cepat lulus," tegasnya.
Dicontohkan Fauzan, saat tim robotik UMM mampu meraih juara di tingkat internasional. Para mahasiswa yang tergabung dalam tim robotik tersebut, langsung dibebaskan dari skripsi karena inovasi yang dikembangkannya sudah setara dengan skripsi.
Selain itu, UMM juga berupaya mengembangkan departemen vokasi. Di mana, departemen ini akan mengembangkan banyak program studi yang menjadi kebutuhan masyarakat. "Harapannya akan semakin banyak melahirkan inovasi sesuai kebutuhan industri maupun masyarakat," tegasnya.
Upaya membangun inovasi, untuk menjawab kebutuhan masyarakat ini, juga dilakukan oleh Universitas Brawijaya (UB) Malang. Perguruan tinggi negeri terbesar di Malang Raya tersebut, juga fokus membangun pengembangan penelitian para mahasiswa dan dosennya, untuk menjadi solusi persoalan-persoalan di masyarakat.
Rektor UB Malang, M. Bisri mengatakan, setiap jurusan di UB pasti memiliki banyak penrlitian yang mengakar kepada persoalan di masyarakat. "Hasil-hasil penelitian inilah, yang coba kita terus kembangkan, sehingga bisa menjadi produk untuk menjawab kebutuhan masyarakat," tuturnya.
Di kampus UB, juga ada program kreativitas mahasiswa (PKM). Mereka secara berkelompok membangun inovasi diberbagai bidang, untuk dijadikan teknologi tepat guna, maupun produk yang bermanfaat bagi masyarakat serta dunia industri. Setiap tahunnya, ada ribuan PKM, dan hasilnya sudah sangat banyak.
Sayangnya, inovasi-inovasi yang telah dibangun di dalam kampus ini, masih belum banyak termanfaatkan dengan baik. "Dibutuhkan jembatan yang bisa menghubungkan antara hasil penelitian yang inovatif di dalam kampus, dengan masyarakat maupun dunia industri," ujar Bisri.
UB sendiri, juga sedang mengembangkan pusat penelitian, termasuk pembangunan bank benih hasil penelitian dosen dan mahasiswa. Harapannya, benih-benih berkualitas tinggi yang telah dihasilkan tersebut, bisa disebar luaskan ke masyarakat, dengan dukungan pemerintah.
Upaya membangun kampus sebagai pusat inovasi ini, terurai saat Pimpinan Redaksi Koran Sindo, Pung Purwanto, dan General Manager (GM) Biro Koran Sindo, Doni Irawan, melakukan kunjungan ke kampus UMM dan UB Malang.
"Antara kampus dan media masa, bisa berjalan beriringan dan saling memberikan dukungan. Media sebagai ruang dialog, bisa menjadi sarana untuk mendorong, dan memberikan dukungan pengembangan inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi. Sehingga, inovasi dari dalam kampus, bisa lebih dipahami, dan dijembatani untuk sampai ke masyarakat dan dunia industri," ujar Pung Purwanto.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, tentunya kampus memiliki modal besar untuk menciptakan dan membangun inovasi. Inovasi sangat dibutuhkan, untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
Keberadaannya sebagai pusat inovasi, tentunya menuntut lembaga pergurun tinggi, baik negeri maupun swasta untuk bergerak menyesuaikan kebutuhan jaman. “Kita terus berovasi. Makanya sekarang kita bangun program-program baru untuk menjawab kebutuhan masyarakat,” tegas Rektor Universitas Muhammadyah Malang (UMM), Fauzan.
Dia sudah meluncurkan program UMM Pasti. Yakni, program yang memberikan kepastian bagi para mahasiswa dan orang tuanya, dalam mendapatkan layanan pendidikan. Baik itu kesesuaian program study dengan kebutuhan di masyarakat, maupun kepastian administrasi, serta waktu penyelesaian pendidikan.
Berbagai lompatan juga dilakukan, untuk mendukung daya inovasi dan kreativitas para mahasiswa. Salah satunya, dengan memberikan ruang lebih luas bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian dan pengembangan terhadap ilmu yang didapatkannya.
"Hasil penelitian dan inovasi mahasiswa ini, bisa dikembangkan dan dikerjasamakan dengan industri atau diadopsi masyarakat secara langsung. Kalau inovasinya sudah mampu dipakai dunia industri, mahasiswa itu bisa bebas skripsi sehingga bisa cepat lulus," tegasnya.
Dicontohkan Fauzan, saat tim robotik UMM mampu meraih juara di tingkat internasional. Para mahasiswa yang tergabung dalam tim robotik tersebut, langsung dibebaskan dari skripsi karena inovasi yang dikembangkannya sudah setara dengan skripsi.
Selain itu, UMM juga berupaya mengembangkan departemen vokasi. Di mana, departemen ini akan mengembangkan banyak program studi yang menjadi kebutuhan masyarakat. "Harapannya akan semakin banyak melahirkan inovasi sesuai kebutuhan industri maupun masyarakat," tegasnya.
Upaya membangun inovasi, untuk menjawab kebutuhan masyarakat ini, juga dilakukan oleh Universitas Brawijaya (UB) Malang. Perguruan tinggi negeri terbesar di Malang Raya tersebut, juga fokus membangun pengembangan penelitian para mahasiswa dan dosennya, untuk menjadi solusi persoalan-persoalan di masyarakat.
Rektor UB Malang, M. Bisri mengatakan, setiap jurusan di UB pasti memiliki banyak penrlitian yang mengakar kepada persoalan di masyarakat. "Hasil-hasil penelitian inilah, yang coba kita terus kembangkan, sehingga bisa menjadi produk untuk menjawab kebutuhan masyarakat," tuturnya.
Di kampus UB, juga ada program kreativitas mahasiswa (PKM). Mereka secara berkelompok membangun inovasi diberbagai bidang, untuk dijadikan teknologi tepat guna, maupun produk yang bermanfaat bagi masyarakat serta dunia industri. Setiap tahunnya, ada ribuan PKM, dan hasilnya sudah sangat banyak.
Sayangnya, inovasi-inovasi yang telah dibangun di dalam kampus ini, masih belum banyak termanfaatkan dengan baik. "Dibutuhkan jembatan yang bisa menghubungkan antara hasil penelitian yang inovatif di dalam kampus, dengan masyarakat maupun dunia industri," ujar Bisri.
UB sendiri, juga sedang mengembangkan pusat penelitian, termasuk pembangunan bank benih hasil penelitian dosen dan mahasiswa. Harapannya, benih-benih berkualitas tinggi yang telah dihasilkan tersebut, bisa disebar luaskan ke masyarakat, dengan dukungan pemerintah.
Upaya membangun kampus sebagai pusat inovasi ini, terurai saat Pimpinan Redaksi Koran Sindo, Pung Purwanto, dan General Manager (GM) Biro Koran Sindo, Doni Irawan, melakukan kunjungan ke kampus UMM dan UB Malang.
"Antara kampus dan media masa, bisa berjalan beriringan dan saling memberikan dukungan. Media sebagai ruang dialog, bisa menjadi sarana untuk mendorong, dan memberikan dukungan pengembangan inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi. Sehingga, inovasi dari dalam kampus, bisa lebih dipahami, dan dijembatani untuk sampai ke masyarakat dan dunia industri," ujar Pung Purwanto.
(maf)