Perguruan Tinggi Diharapkan Bisa Kembangkan Energi Nonfosil
A
A
A
SOLO - Kiprah Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dalam mengembangkan green energy mendapat apresiasi dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Energi tersebut diproyeksikan menjadi tumpuan dalam rangka ketahanan energi nasional di masa depan.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi R Gunung Sardjono Hadi mengatakan, perguruan tinggi (PT) harus jadi pelopor pengembangan energi non fosil. Seperti UNS mengembangkan baterai lithium yang segera diproduksi massal oleh Pertamina.
"UNS jadi pelopor baterai lithium, lalu perguruan tinggi lain jadi pelopor energi lainnya," ungkap Gunung Sardjono Hadi saat memberi kuliah umum di Kampus UNS Solo, Jawa Tengah, Kamis (15/3/2018).
Dengan demikian, ke depan Indonesia dapat menjadi negara yang berdikari energi. Dalam rangka ketahanan energi nasional, PT Pertamina Hulu Energi menggandeng perguruan tinggi sebagai upaya peningkatan kemitraan dan sinergi dengan dunia pendidikan.
Menurutnya, Pertamina mengemban amanah penting sebagai bagian dari upaya menciptakan ketahanan energi nasional. Terlebih, tantangan sektor energi di masa depan bakal semakin berat.
Sehingga diperlukan generasi penerus yang handal dan mampu menjawab tantangan di masa depan. Kegiatan di sektor hulu yang kini dijalankan Pertamina, sangat dinamis dan menantang.
Kata dia, upaya penambahan cadangan migas serta turunnya harga minyak mentah dunia merupakan dua hal yang kini menjadi tantangan utama. Di sisi lain, terdapat peluang pengembangan energi baru dan terbarukan, seperti panas bumi dan gas metana batubara (coalbed methane).
Wakil Rektor IV UNS Solo Prof Dr Widodo Muktiyo mengemukakan, selain kuliah umum dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan MoU antara UNS dengan Pertamina Hulu Energi.
Kerja sama kedua belah pihak mencakup bidang penelitian, pemanfaatan sumber daya manusia dan Ilmu pengetahuan, serta pengabdian kepada masyarakat. Selain itu juga kerjasama dalam hal pendidikan dan pelatihan (diklat) serta penelitian dan pengembangan (Litbang).
Kerja sama harus selalu ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan. "Misal mahasiswa UNS untuk magang atau dosen UNS melakukan penelitian di PT Pertamina Hulu Energi," terang Widodo Muktiyo.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi R Gunung Sardjono Hadi mengatakan, perguruan tinggi (PT) harus jadi pelopor pengembangan energi non fosil. Seperti UNS mengembangkan baterai lithium yang segera diproduksi massal oleh Pertamina.
"UNS jadi pelopor baterai lithium, lalu perguruan tinggi lain jadi pelopor energi lainnya," ungkap Gunung Sardjono Hadi saat memberi kuliah umum di Kampus UNS Solo, Jawa Tengah, Kamis (15/3/2018).
Dengan demikian, ke depan Indonesia dapat menjadi negara yang berdikari energi. Dalam rangka ketahanan energi nasional, PT Pertamina Hulu Energi menggandeng perguruan tinggi sebagai upaya peningkatan kemitraan dan sinergi dengan dunia pendidikan.
Menurutnya, Pertamina mengemban amanah penting sebagai bagian dari upaya menciptakan ketahanan energi nasional. Terlebih, tantangan sektor energi di masa depan bakal semakin berat.
Sehingga diperlukan generasi penerus yang handal dan mampu menjawab tantangan di masa depan. Kegiatan di sektor hulu yang kini dijalankan Pertamina, sangat dinamis dan menantang.
Kata dia, upaya penambahan cadangan migas serta turunnya harga minyak mentah dunia merupakan dua hal yang kini menjadi tantangan utama. Di sisi lain, terdapat peluang pengembangan energi baru dan terbarukan, seperti panas bumi dan gas metana batubara (coalbed methane).
Wakil Rektor IV UNS Solo Prof Dr Widodo Muktiyo mengemukakan, selain kuliah umum dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan MoU antara UNS dengan Pertamina Hulu Energi.
Kerja sama kedua belah pihak mencakup bidang penelitian, pemanfaatan sumber daya manusia dan Ilmu pengetahuan, serta pengabdian kepada masyarakat. Selain itu juga kerjasama dalam hal pendidikan dan pelatihan (diklat) serta penelitian dan pengembangan (Litbang).
Kerja sama harus selalu ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan. "Misal mahasiswa UNS untuk magang atau dosen UNS melakukan penelitian di PT Pertamina Hulu Energi," terang Widodo Muktiyo.
(maf)