Stabil dan Hemat Biaya, Desain Kapal Mahasiswa ITS Menang di AS

Sabtu, 24 Maret 2018 - 07:27 WIB
Stabil dan Hemat Biaya, Desain Kapal Mahasiswa ITS Menang di AS
Stabil dan Hemat Biaya, Desain Kapal Mahasiswa ITS Menang di AS
A A A
SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Jawa Timur, (Jatim), kembali mengangkat pamor Indonesia tentang kekuatan maritim di level internasional.

Basudewa, tim yang terdiri dari mahasiswa Departemen Teknik Perkapalan dan Teknik Sistem Perkapalan ITS berhasil meraih peringkat dua dalam ajang Worldwide Ferry Safety Design Competition yang diadakan oleh Worldwide Ferry Safety Association di Amerika Serikat (AS).

Penghargaan prestasi membanggakan itu pun secara resmi diserahkan langsung di New York, AS, Kamis 22 Maret 2018 waktu setempat atau Jumat 23 Maret waktu Indonesia. Keberhasilan tim ITS dalam ajang desain kapal ferry ini seakan menegaskan status Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia.

Tim Basudewa yang digawangi Jangka Ruliyanto, Raja Andhika RR, Rahmat Diko Edfi, Novario Adiguna, Alvinur, Yudha, dan Riyan Bagus g berhasil mengharumkan nama Indonesia di Negeri Paman Sam. Tim Basudewa sendiri berada di bawah bimbingan Agoes Santoso dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) dan Hasanuddin dari Departemen Teknik Perkapalan.

Jangka Ruliyanto menuturkan, pada Worldwide Ferry Safety Design Competition ini penilaian desain kapal ditentukan pada keamanan, faktor ramah lingkungan, mudah dibangun, dan biaya pembangunan yang murah. Desain kapal sendiri dirancang berdasarkan studi kasus yang berada pada selat antara Singapura, Malaysia dan Batam.
"Penilaian terhadap desain kapal ferry peserta kompetisi ini dilakukan secara online jarak jauh," ujar Jangka, kemarin.

Secara struktur, lanjutnya, desain kapal ferry rancangan Tim Basudewa memiliki keunggulan di bagian stabilitas, konstruksi kapal, serta disesuaikan dengan karakter dermaga dan laut yang mengacu pada ombak di Selat Singapura sebagai studi kasus.

Sementara sistem keamanan kapal ferry ini dirancang berdasarkan regulasi Safety of Life at Seas (Solas) 3 dan 4, di mana kapal memiliki pemadam api dan rute evakuasi sebagai standar keselamatan.

Selain itu, kapal ferry yang didesain tim mahasiswa ITS ini digerakkan menggunakan teknologi twin-screw water jet sebagai tenaga penggerak dengan menggunakan bahan bakar hibrida sebagai sumber energi.

Bagi Jangka, penggunaan bahan bakar hibrida lebih hemat dari segi biaya operasional dibanding kapal ferry di Selat Singapura pada umumnya. "Penghematan biaya bisa mencapai 17,21%," ungkapnya.

Kompetisi ini sendiri diikuti oleh 19 negara, termasuk AS, Jerman, Prancis, Belanda, dan negara maju lainnya. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi tim ITS, karena mampu mengungguli negara-negara maju yang terkenal dengan teknologi terbarunya.

"Kita bersanding dengan Singapura yang berhasil meraih juara satu dan India juara 3 serta Belanda sebagai juara 4. Alhamdulillah Asia meraih tiga besar," sambungnya.

Agoes Santoso, salah satu pembimbing tim Basudewa menambahkan, 19 negara yang mengikuti kompetisi ini semua siap dengan kualitas hasil dan mental. Mereka memiliki persiapan yang panjang dan melelahkan.

"Kita tidak menyangka bisa juara dua. Yang kami tanamkan adalah terus semangat menghasilkan desain kapal yang nyaman, handal, ramah lingkungan dan efisien," jelas dosen Siskal tersebut.

Sementara itu, Kepala Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS M Badrus Zaman mengatakan, kompetisi level dunia pada sektor teknologi maritim harus sering diikuti.

Hal ini juga dalam rangka menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia, dalam hal ini ITS, mampu bersaing pada level dunia. "Momentum ini juga menunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi poros maritim dunia," tegas doktor lulusan Kobe University, Jepang ini.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7543 seconds (0.1#10.140)