Mahasiswa UII Ciptakan Aplikasi Pelayanan Radiologi
A
A
A
YOGYAKARTA - Jumlah dokter spesialis radiologi yang tidak sebanding dengan kebutuhan pelayanan di rumah sakit hingga sekarang masih menjadi
permasalahan utama assesment kasus gawat darurat pasien. Ini lantaran belum semua rumah sakit memiliki dokter spesialis radiologi, sehingga satu dokter harus mengampu di beberapa rumah sakit.
Data per 31 Desember, dokter spesialis radiologi di Indonesia tercatat ada 2.558 orang dari kebutuhan 3.620 dokter spesialis radiologi atau masih kekurangan 1.052 dokter. Akibatnya layanan dokter spesialis radiologi kurang maksimal. Kesulitan mendapatkan akses layanan
radiologi itu semakin terasa ketika pada kasus-kasus gawat darurat di luar jam kerja. Padahal diagnosa sangat penting untuk mengambil
tindakan.
Hal inilah yang mendorong mahasiswa program pascasarjana (PPs) Infomatika Medis Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam
Indonesia (FTI UII) Yogyakarta, Mei Prabowo mengembangkan aplikasi pelayanan radiologi berbasis Sistem Pengiriman Data Citra Medis
(SPDCM) yang dapat mengirim data citra medis secara cepat dan akurat.
Termasuk dapat meningkakan kinerja dokter radiologi. Sebab dengan adanya aplikasi pengiriman data citra medis ini kasus-kasus
kegawatdaruratan dapat ditangani secara cepat sehingga upaya penegakan diagnosis bisa segera dilakukan. Aplikasi ini, juga mengintegrasi user-user terkait, misalnya Bagian Radiologi, Dokter Spesialis Radiologi, Dokter Perujuk, dan perawat dalam proses pelayanan pasien radiologi, sehingga terbentuklah sebuah layanan interprestasi teleradiologi.
“Selain pasien akan terlayani cepat meski dokter spessialis radiologi tidak ada di tempat. Pencatatan administrasi juga tidak terabaikan,” papar Mei Prabowo soal temuannya tersebut.
Mei Prabowo menjelaskan aplikasi pengiriman data citra medis yang dikembangkan ini terintegrasi dengan smartphone android. Smartphone
android digunakan oleh dokter spesialis radiologi untuk menerima citra medis yang berformat *dcm sebagaimana biasanya yang dibaca di unit radiologi.
Alur kerjanya, pasien menjalani layanan radiologi atas perintah dokter pemberi rujukan dan hasil citra radiologi ini dikirim langsung dari pusat layanan radiologi rumah sakit ke dokter spesialois radiologi.
Aplikasi pengiriman data citra medis ini, terbagi menjadi dua modul yaitu Web Base Aplication dan mobile Aplication. Modul Web-based,
digunakan oleh bagian Radiologi dan perawat untuk melacak aliran informasi hasil pembacaan sedang Modul mobileApps, memungkinkan dokter Radiologi dan dokter perujuk untuk berdiskusi tentang hasil pembacaan citra medis pasien.
“Selama ini untuk mengolah data-data radiologi, mulai dari membuat foto, pembacaan foto oleh dokter radiologi paling cepat membutuhkan
waktu 12 jam. Namun dengan aplikasi ini pengolahan data radiologi bisa dalam waktu lima menit,” terangnya.
Dari segi keamanan data, SPDCM ini juga dilengkapi dengan fitur Otentifikasi, Otorisasi, Integritas, Penelusuran jejak, Pemulihan
pascakejadian, Penyimpanan dan transmisi. Sistem ini telah dimodelkan dan diuji untuk mendukung layanan Bagian Radiologi di Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda, Tegal.
"Hasil pengujian aplikasi user tentang kegunaan aplikasi pengiriman data citra medis ini menunjukan 82,60%, kemudahaan pengunaan 77,89%, kemampuan user dalam mempelajari aplikasi 79,40% serta kepuasan user 78,97%," paparnya.
Kepala Pusat Studi Informatika Medis PPs FTI UII, Izzati Muhimmah menambahkan melalui uji tersebut dapat diketahui bahwa aplikasi yang
dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan user.
“Namun yang lebih penting lagi dengan adanya aplikasi ini diharapkan kasus-kasus kegawatdaruratan dapat ditangani secara cepat termasuk upaya penegakan diagnosis dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih singkat,” tambahnya.
permasalahan utama assesment kasus gawat darurat pasien. Ini lantaran belum semua rumah sakit memiliki dokter spesialis radiologi, sehingga satu dokter harus mengampu di beberapa rumah sakit.
Data per 31 Desember, dokter spesialis radiologi di Indonesia tercatat ada 2.558 orang dari kebutuhan 3.620 dokter spesialis radiologi atau masih kekurangan 1.052 dokter. Akibatnya layanan dokter spesialis radiologi kurang maksimal. Kesulitan mendapatkan akses layanan
radiologi itu semakin terasa ketika pada kasus-kasus gawat darurat di luar jam kerja. Padahal diagnosa sangat penting untuk mengambil
tindakan.
Hal inilah yang mendorong mahasiswa program pascasarjana (PPs) Infomatika Medis Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam
Indonesia (FTI UII) Yogyakarta, Mei Prabowo mengembangkan aplikasi pelayanan radiologi berbasis Sistem Pengiriman Data Citra Medis
(SPDCM) yang dapat mengirim data citra medis secara cepat dan akurat.
Termasuk dapat meningkakan kinerja dokter radiologi. Sebab dengan adanya aplikasi pengiriman data citra medis ini kasus-kasus
kegawatdaruratan dapat ditangani secara cepat sehingga upaya penegakan diagnosis bisa segera dilakukan. Aplikasi ini, juga mengintegrasi user-user terkait, misalnya Bagian Radiologi, Dokter Spesialis Radiologi, Dokter Perujuk, dan perawat dalam proses pelayanan pasien radiologi, sehingga terbentuklah sebuah layanan interprestasi teleradiologi.
“Selain pasien akan terlayani cepat meski dokter spessialis radiologi tidak ada di tempat. Pencatatan administrasi juga tidak terabaikan,” papar Mei Prabowo soal temuannya tersebut.
Mei Prabowo menjelaskan aplikasi pengiriman data citra medis yang dikembangkan ini terintegrasi dengan smartphone android. Smartphone
android digunakan oleh dokter spesialis radiologi untuk menerima citra medis yang berformat *dcm sebagaimana biasanya yang dibaca di unit radiologi.
Alur kerjanya, pasien menjalani layanan radiologi atas perintah dokter pemberi rujukan dan hasil citra radiologi ini dikirim langsung dari pusat layanan radiologi rumah sakit ke dokter spesialois radiologi.
Aplikasi pengiriman data citra medis ini, terbagi menjadi dua modul yaitu Web Base Aplication dan mobile Aplication. Modul Web-based,
digunakan oleh bagian Radiologi dan perawat untuk melacak aliran informasi hasil pembacaan sedang Modul mobileApps, memungkinkan dokter Radiologi dan dokter perujuk untuk berdiskusi tentang hasil pembacaan citra medis pasien.
“Selama ini untuk mengolah data-data radiologi, mulai dari membuat foto, pembacaan foto oleh dokter radiologi paling cepat membutuhkan
waktu 12 jam. Namun dengan aplikasi ini pengolahan data radiologi bisa dalam waktu lima menit,” terangnya.
Dari segi keamanan data, SPDCM ini juga dilengkapi dengan fitur Otentifikasi, Otorisasi, Integritas, Penelusuran jejak, Pemulihan
pascakejadian, Penyimpanan dan transmisi. Sistem ini telah dimodelkan dan diuji untuk mendukung layanan Bagian Radiologi di Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda, Tegal.
"Hasil pengujian aplikasi user tentang kegunaan aplikasi pengiriman data citra medis ini menunjukan 82,60%, kemudahaan pengunaan 77,89%, kemampuan user dalam mempelajari aplikasi 79,40% serta kepuasan user 78,97%," paparnya.
Kepala Pusat Studi Informatika Medis PPs FTI UII, Izzati Muhimmah menambahkan melalui uji tersebut dapat diketahui bahwa aplikasi yang
dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan user.
“Namun yang lebih penting lagi dengan adanya aplikasi ini diharapkan kasus-kasus kegawatdaruratan dapat ditangani secara cepat termasuk upaya penegakan diagnosis dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih singkat,” tambahnya.
(kri)