Menteri Nasir Tantang Akademsi Tulis Ide tentang Penyelamatan Citarum

Jum'at, 04 Mei 2018 - 09:26 WIB
Menteri Nasir Tantang...
Menteri Nasir Tantang Akademsi Tulis Ide tentang Penyelamatan Citarum
A A A
BANDUNG - Menteri Ristekdikti Mohamad Nasir menantang mahasiswa, dosen, dan peneliti menyumbang ide normalisasi Sungai Citarum. Salah satunya, M Nasir menantang kalangan pendidikan tinggi membuat tulisan yang berisi ide terhadap penyelamatan Citarum.

Tulisan yang layak akan diseleksi untuk kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku “Indonesia untuk Citarum Harum”. Lomba yang digelar Kemenristek Dikti bersama Bitread Publishing ini diharapkan dapat menemukan ide dan gagasan berkualitas.

“Saya berharap seluruh kalangan pendidikan tinggi dapat berkontribusi kepada masyarakat luas dengan memberikan berbagai gagasan maupun motivasi untuk mewujudkan Citarum harum. Ini sebagai bentuk Tri Dharma perguruan tinggi,” ujar M Nasir di Unpad, Bandung, Kamis (3/5/2018).

Menurut dia, Citarum merupakan salah satu sungai terpenting di Indonesia. Sungai tersebut memiliki predikat sebagai sungai terpanjang dan terbesar di tatar Pasundan.

Jutaan orang mengandalkan Sungai Citarum untuk memenuhi hajat hidupnya. Sungai yang mengaliri 12 wilayah administrasi kabupaten/kota itu juga menjadi sumber pasokan air minum bagi masyarakat di Jakarta, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Bandung.

Tak kurang dari 420.000 hektare wilayah pertanian di Jawa Barat juga bergantung pada sungai tersebut. Selain itu, potensi sebesar 20% GDP (Gross Domestic Product) terkandung di sepanjang aliran Sungai Citarum.

“Perguruan tinggi harus peka terhadap tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, karena dengan kepekaan itulah perguruan tinggi dapat secara cepat memberikan rekomendasi serta solusi untuk menjawab segala permasalahan. Harapan ini dapat diwujudkan oleh para ahli di bidangnya masing-masing, yang umumnya dihasilkan oleh perguruan tinggi,” papar dia.

Menurut Founder Bitread, Anita Hairunnisa, kompetisi menulis tentang Citarum terinspirasi dari Hackhaton. Jika dalam Hackaton para peserta berlomba untuk membuat sebuah aplikasi atau meretas sebuah perangkat lunak, maka pada Writingthon, peserta secara maraton bersama-sama membuat sebuah naskah buku.

Kompetisi dibuka pada 2 Mei 2018, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Pada fase ini, para peserta mulai mengirimkan tulisan dari sub tema yang ditentukan, yakni lingkungan/sosial ekonomi (mahasiswa), humaniora (dosen dan tenaga pengajar), dan kesehatan/teknologi (peneliti).

Pengiriman karya tulis ditutup pada 30 Mei 2018. Hasil seleksi akan diumumkan pada 11 Juni 2018. Rencananya, buku dari tulisan itu akan diterbitkan dan diluncurkan pada 10 Agustus 2018 di Riau dalam momentum Hakteknas.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1293 seconds (0.1#10.140)