UII Gandeng Mabes Polri Kembangkan Kurikulum Forensik
A
A
A
SLEMAN - Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta bekerja sama dengan Mabes Polri di bidang pendidikan dalam hal pengembangan kurikulum forensik.
Sebagai langkah awal Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII Allwar dan Kepala Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Alex Mandalika melakukan penandatangan kerjasama di kampus UII. Dilanjutkan kuliah umum tentang kimia forensik yang disampaikan Kepala Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Alex Mandalika.
Kepala Bidang Narkotika, Psikotropika dan Obat Berbahaya Forensik (Bidnarkobafor) Mabes Polri, Kombes Pol Sodiq Pratomo dan seluruh ketua program studi (prodi) di lingkungan FMIPA UII juga hadir dalam penandatangan kerja sama itu.
Dekan FMIPA UII Allwar mengatakan kerja sama ini kelanjutan dari program inisiasi FMIPA yang mengirimkan mahasiswa praktek kerja lapangan (PKL) ke labfor Mabes Polri. Terutama untuk mengetahui bagaimana cara kerja labfor itu, sehingga mahasiswa tidak hanya menerima teori tapi langsung di lapangan.
“Dari sinilah pemikiran muncul, alangkah baiknya ada kerja sama yang dikolaborasikan dan menawarkannya ke Mabes Polri. TernyataMabes Polri menyambut baik ide tersebut dan disepakati adanya kerjasama ini,” kata Allwar di sela-sela MoU tersebut.
Allwar menjelaskan dengan adanya kerjasama ini, selain mahasiswa UII dapat PKL di labfor mabes Polri, nantinya mabes Polri juga akan mengirimkan ahli-ahli forensik untuk memberikan kuliah umum di UI. Seiring dengan perkembangan ilmu fotensik juga tidak menutup kemungkinan akan ada kurikulum forensik. Termasuk program S2 dan S3 Forensik. Apalagi forensik itu multidimensi, bukan hanya dari kimia, namun juga ilmu lainnya, seperti fisika, biologi, eletronik, statistik, dan kedokteran.
“Diharapkan dengan langkah ini akan lahir ahli forensik baru. Sebab hingga sekarang ahli forensik yang dimiliki Indonesia masih sangat kurang,” paparnya.
Menurut Allwar kerja sama ini tidak hanya bermanfaat bagi UII, tetapi juga mabes Polri, terutama sosialiasi tentang labfor. Sebab selama ini masyarakat hanya mengetahui labfor tersebut berurusan dengan kasus kriminal. Padahal juga menyangkut di bidang lain, seperti kimia, fisika, biologi, kedokteran dan elektronik.
Kepala Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Alex Mandalika dalam kuliah umunnya mengatakan jika labfor itu memiliki sumber daya laboratorium untuk melakukan pengujian barang bukti yang masih banyak membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten.
“Karena itu, sejak 2017 Kapolri memberikan perhatian besar terhadap pengembangan pusat laboratorium forensik, sehingga perlu adanya kerja sama dengan sivitas akademika dalam pengembangannya,” terangnya.
Menurut Alek karena forensik terus berkembang, maka Puslabfor terus bersinergi dengan instansi lain, seperti BPPOM, BNN, Labkesda, dan perguruan tinggi, terutama menjawab tantangan ke depan dan mengungkap kasus yang berkembang di masyarakat.
(wib)
Sebagai langkah awal Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII Allwar dan Kepala Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Alex Mandalika melakukan penandatangan kerjasama di kampus UII. Dilanjutkan kuliah umum tentang kimia forensik yang disampaikan Kepala Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Alex Mandalika.
Kepala Bidang Narkotika, Psikotropika dan Obat Berbahaya Forensik (Bidnarkobafor) Mabes Polri, Kombes Pol Sodiq Pratomo dan seluruh ketua program studi (prodi) di lingkungan FMIPA UII juga hadir dalam penandatangan kerja sama itu.
Dekan FMIPA UII Allwar mengatakan kerja sama ini kelanjutan dari program inisiasi FMIPA yang mengirimkan mahasiswa praktek kerja lapangan (PKL) ke labfor Mabes Polri. Terutama untuk mengetahui bagaimana cara kerja labfor itu, sehingga mahasiswa tidak hanya menerima teori tapi langsung di lapangan.
“Dari sinilah pemikiran muncul, alangkah baiknya ada kerja sama yang dikolaborasikan dan menawarkannya ke Mabes Polri. TernyataMabes Polri menyambut baik ide tersebut dan disepakati adanya kerjasama ini,” kata Allwar di sela-sela MoU tersebut.
Allwar menjelaskan dengan adanya kerjasama ini, selain mahasiswa UII dapat PKL di labfor mabes Polri, nantinya mabes Polri juga akan mengirimkan ahli-ahli forensik untuk memberikan kuliah umum di UI. Seiring dengan perkembangan ilmu fotensik juga tidak menutup kemungkinan akan ada kurikulum forensik. Termasuk program S2 dan S3 Forensik. Apalagi forensik itu multidimensi, bukan hanya dari kimia, namun juga ilmu lainnya, seperti fisika, biologi, eletronik, statistik, dan kedokteran.
“Diharapkan dengan langkah ini akan lahir ahli forensik baru. Sebab hingga sekarang ahli forensik yang dimiliki Indonesia masih sangat kurang,” paparnya.
Menurut Allwar kerja sama ini tidak hanya bermanfaat bagi UII, tetapi juga mabes Polri, terutama sosialiasi tentang labfor. Sebab selama ini masyarakat hanya mengetahui labfor tersebut berurusan dengan kasus kriminal. Padahal juga menyangkut di bidang lain, seperti kimia, fisika, biologi, kedokteran dan elektronik.
Kepala Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Alex Mandalika dalam kuliah umunnya mengatakan jika labfor itu memiliki sumber daya laboratorium untuk melakukan pengujian barang bukti yang masih banyak membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten.
“Karena itu, sejak 2017 Kapolri memberikan perhatian besar terhadap pengembangan pusat laboratorium forensik, sehingga perlu adanya kerja sama dengan sivitas akademika dalam pengembangannya,” terangnya.
Menurut Alek karena forensik terus berkembang, maka Puslabfor terus bersinergi dengan instansi lain, seperti BPPOM, BNN, Labkesda, dan perguruan tinggi, terutama menjawab tantangan ke depan dan mengungkap kasus yang berkembang di masyarakat.
(wib)