UIII Diharapkan Jadi Pusat Kajian Peradaban Islam

Rabu, 06 Juni 2018 - 13:39 WIB
UIII Diharapkan Jadi Pusat Kajian Peradaban Islam
UIII Diharapkan Jadi Pusat Kajian Peradaban Islam
A A A
DEPOK - Pemerintah telah memulai pembangunan kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Kampus ini diharapkan dapat menjadi pusat kajian peradaban Islam di masa yang akan datang.

Rencana pembangunan kampus ini telah digodok sejak dua tahun lalu. Sebagaimana prinsip riset yang selalu melihat ke depan, desain bangunan UIII pun akan futuristik. “Baik dari sisi desain, tata ruang, kampusnya, ini betul-betul sebuah kampus masa depan. Kita berharap UIII benar-benar jadi pusat kajian, penelitian per adaban Islam di negara kita, Indonesia,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat peletakan batu pertama pembangunan Kampus UIII di Depok, Jawa Barat, kemarin.

Jokowi menjelaskan, Indonesia sebagai negara ber penduduk muslim terbesar di dunia sudah sewajarnya menjadi rujukan bagi negara lain.

Terutama rujukan dalam kemajuan peradaban Islam di dunia. “Inilah (UIII) nanti tempatnya,“ kata Jokowi. Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini tidak mudah mencari lahan yang tepat untuk pembangunan kampus UIII Pulau Jawa. Pasalnya, Jokowi menginginkan agar kampus ter sebut dibangun di atas lahan 1.000 hektare.

Di sisi lain tim pembangunan tidak setuju jika UIII dibangun di luar Jawa. “Ya sudah sekarang dibangun saja di Jawa, dicarikan lahan yang mendekati 1.000 hektare. Ternyata kita mendapatkan lahan 142 hektare. Memang jauh dari 1.000 hektare, tapi setelah melihat di lapangan tadi, saya juga kaget ternyata 142 hektare sebuah lahan yang juga luas. Alhamdulillah. Saya tidak bayangkan kalau dapat yang 1.000 hektare,” ujar Jokowi.

Lebih lanjut pembangunan UIII ini menelan anggaran kurang lebih Rp3,5 triliun. Pembangunan ini pun merupakan salah satu program strategis nasional pemerintah. Rencananya, untuk tahun ini pemerintah mengalokasikan Rp700 miliar untuk pembangunan tahap pertama.

“Selesai total kurang lebih 4 tahun. Tahun depan insyaallah sudah bisa kita gunakan kampus ini untuk 1, 2, 3 mata kuliah yang sudah kita siapkan. Kita berharap ide-ide yang ada ini bisa mempercepat hadirnya kesejahteraan umat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” paparnya.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan alasan pembangunan UIII ini adalah tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik di bidang pendidikan tinggi Islam, tapi juga memenuhi kebutuhan masyarakat global. Selain itu, sekaligus untuk meneguhkan kepemimpinan Indonesia di dunia Islam internasional.

Hal ini berbeda dari kampus-kampus Islam yang sudah ada, yang mana tugas dan fungsi UIII tidak hanya sebagai penyelenggara proses belajar mengajar, riset, dan pengabdian masyarakat semata. “Lebih dari itu kampus ini dimaksudkan sebagai upaya kita untuk membangun peradaban Islam Indonesia dan mengontribusikannya bagi peradaban global melalui jalur pendidikan,“ katanya.

Lukman mengatakan, selama ini jika membicarakan peradaban Islam maka yang selalu mengemuka adalah peradaban Islam Arab, peradaban Persia, atau peradaban Turki, tanpa menyebut peradaban Islam Indonesia. Padahal sejarah peradaban Islam di Indonesia telah melewati rentang waktu yang amat panjang.

“Serta telah mewariskan satu karakter, yaitu Islam wasathiyah yang terbukti andal mengembangkan nilainilai Islam dalam lingkungan budaya yang plural dan toleran,” ujarnya. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, peradaban Islam di Indonesia saat ini menjadi salah satu pusat perhatian dunia.

Secara umum dunia mengapresiasi muslim Indonesia yang memiliki kemampuan mengelola keragaman budayanya, menjaga toleransi, dan keharmonisan antarwarganya. “Serta terbuka terhadap nilai-nilai dan universalitas demokrasi dan hak asasi manusia. Hal ini telah berhasil mengikat dunia muslim untuk belajar dan mengambil inspirasi dari Indonesia,” kata Lukman.

Politikus PPP itu mengatakan, UIII hanya akan membuka tingkat pendidikan magister dan doktor. Kampus tersebut akan dibangun di atas tiga nilai dasar, yakni nilai-nilai ke islaman, wawasan dan proyeksi global, serta nilai-nilai keindonesiaan. Untuk mewujudkan visi dan misi itu, kampus ini tidak hanya akan memiliki fakultas-fakultas dan perpustakaan, akan tetapi juga pusat peradaban Islam, pusat kajian strategis Islam, pusat studi kawasan Islam, serta museum seni dan budaya Islam yang akan men jadi pusat reservasi ragam artifak dan manuskrip Islam Nusantara.

“Kampus ini akan memiliki tujuh fakultas, yakni kajian Islam, ilmu sosial, humaniora, ekonomi Islam, sains dan teknologi, pendidikan, serta arsitektur dan seni. Untuk tahun pertama tiga program studi yang akan dibuka adalah Islamic studies , political science dan education ,” paparnya.

Gedung-gedung yang akan dibangun antara lain rektorat, masjid, perpustakaan, museum seni dan budaya Islam, pusat kajian peradaban Islam, performing art center , convention center , sport center , serta university mall. Bangunan tersebut dirancang bersahabat dan menyatu dengan alam. Dari 142,5 hektare hanya 30 persennya yang diisi dengan bangunan, sisanya sebagai lahan hijau. (Dita Angga/ R Ratna Purnama)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6408 seconds (0.1#10.140)