Mahasiswa ITB Temukan Membran Penyimpan Energi Tinggi

Jum'at, 20 Juli 2018 - 10:43 WIB
Mahasiswa ITB Temukan Membran Penyimpan Energi  Tinggi
Mahasiswa ITB Temukan Membran Penyimpan Energi Tinggi
A A A
BANDUNG - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menemukan membran penukar ion heterogen yang mampu menyimpan energi seperti baterai. Penemuan ini dipercaya sebagai langkah awal bagi masa depan penyelamatan energi.

Teknologi itu merupakan temuan Khoiruddin, mahasiswa Program Studi Doktor Teknik Kimia ITB. Temuan itu sekaligus menjadi disertasinya untuk program Doktor Teknik Kimia dengan judul Preparasi dan Karakterisasi Membran Penukar Ion Heterogen Berbasis Polivinil Klorida. Penyimpan energi ini telah disidangkan dan dipertahankan di depan penguji pada 6 Juli 2018.

Dalam siaran pers ITB yang diterima SINDOnews, penelitian tentang membran penukar ion heterogen memiliki banyak manfaat. Misalnya bisa digunakan untuk produksi air ultramurni, pembangkit energi listrik fuel cell, dan penyimpanan energi (energy storage).

“Membran penukar ion yang kami kembangkan ini memiliki karakteristik pemisahan yang cukup baik, proses fabrikasinya juga relatif sederhana, dan dibuat dari material yang murah dan banyak tersedia di pasaran, seperti PVC,” katanya.

Temuan tersebut penting lantaran kondisi cadangan energi dari bahan bakar fosil semakin lama semakin menipis. Banyak penelitian dilakukan untuk menemukan energi baru tersalurkan. Juga penelitian bagaimana menyimpan energi-energi alternatif tersebut.

“Membran penukar ion dapat berperan dalam bidang penyimpanan energi, contohnya redox flow battery,” terangnya.

Redox flow battery merupakan salah satu jenis baterai yang andal dan mampu menyimpan energi lebih lama dibanding jenis baterai lainnya. Baterai jenis ini mampu menyimpan energi dalam skala sedang hingga besar dengan memanfaatkan sistem elektrokimia.

Menurut dia, membran itu kualitasnya cukup bagus. Sudah diuji dalam skala lab, dan tidak kalah dengan membran yang dikembangkan oleh peneliti lain.

Penelitian dilaluinya selama empat tahun sejak 2014. Penelitian yang awalnya didanai sendiri oleh pembimbing, kemudian mendapatkan bantuan beasiswa disertasi dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) 2016.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5699 seconds (0.1#10.140)