21 Juta Orang Gunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia Online
A
A
A
JAKARTA - Digitalisasi kamus bahasa Indonesia semakin memperkenalkan bahasa Indonesia ke dunia. Hingga kini, kamus Bahasa Indonesia telah diakses 21 juta orang secara daring (dalam jaringan) atau online.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dadang Sunendar mengatakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi 5 Daring diluncurkan pada 28 Oktober 2016 lalu.
Dadang menjelaskan, sambutan masyarakat sangat besar tidak hanya dari dalam negeri namun juga masyarakat internasional pun turut mengakses kamus bahasa Indonesia tersebut. Tercatat KBBI Daring telah diakses oleh 21 juta orang.
“Sejak diluncurkannya 21 bulan yang lalu jumlah pencariannya sampai dengan saat ini lebih dari 21 juta pencarian, penggunanya bertambah terus,” katanya pada pembukaan Seminar Leksikografi (LSI) di Jakarta kemarin.
Dadang mengatakan, berdasarkan catatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) dengan melihat alamat dari laman pemerintah “go.id”, sampai dengan hari ini alamat aman daring kbbi.kemdikbud.go.id menjadi nomor satu di Indonesia.
Menurut dia, rata-rata pengakses laman kamus per harinya mencapai 23.000-24.000 orang. Dia berharap dengan kecanggihan dunia digital ini maka bahasa Indonesia akan semakin mendunia.
Selain layanan daring, aplikasi KBBI versi luring dapat diunduh bagi pengguna telepon pintar. Aplikasi luring tersedia bagi pengguna sistem operasi iOS dan Android. Dadang mengajak masyarakat memanfaatkan KBBI sesuai kebutuhan terlebih ke depan kecenderungannya kamus tidak lagi dicetak namun didaringkan.
"Aplikasi KBBI Luring untuk Android tembus satu juta unduhan di Google Play Store dengan nilai 4,7 dari skala 5. Terima kasih atas kepercayaan warganet," ujar Dadang.
Sementara itu, seminar yang mengambil tema “Leksikografi di Era Digital” dianggap sangat relevan dibicarakan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat mewarnai kehidupan kita saat ini.
Menurut Dadang, tidak ada satu aspek kehidupan pun saat ini yang tidak bersentuhan dengan teknologi. “Dengan penyelenggaraan SLI dapat memberikan masukan tentang cara penggunaan KBBI, dan membuat aplikasi daringnya semakin menarik,“ Dadang berharap.
Di sisi lain Badan Bahasa juga mendorong profesi leksikografi atau penyusun kamus menjadi satu profesi yang utuh. Dadang juga meminta penyelenggara bersama seluruh peserta dan pemakalah dapat membahas lebih dalam tentang persyaratan-persyaratan menjadi leksikograf, dan bahasan lainnya untuk mendukung leksikografi menjadi suatu profesi.
Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, salah satu keunggulan manusia diukur dari kemampuannya berbahasa. Indonesia membutuhkan ahli bahasa yang tersertifikasi.
Karena itu, Muhadjir berharap agar Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) bisa menjadi lembaga sertifikasi bahasa dan sastra di Indonesia.
“Bahasa adalah alat ukur terhadap tingkat peradaban manusia, oleh karena itu di balik sertifikat ahli bahasa tersimpan tanggung jawab yang mulia dalam menjaga kewibawaan suatu bangsa, jika tugas ini dijalankan dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan oleh para ahli bahasa, para ahli surga,” kata mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini. (Neneng Zubaidah)
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dadang Sunendar mengatakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi 5 Daring diluncurkan pada 28 Oktober 2016 lalu.
Dadang menjelaskan, sambutan masyarakat sangat besar tidak hanya dari dalam negeri namun juga masyarakat internasional pun turut mengakses kamus bahasa Indonesia tersebut. Tercatat KBBI Daring telah diakses oleh 21 juta orang.
“Sejak diluncurkannya 21 bulan yang lalu jumlah pencariannya sampai dengan saat ini lebih dari 21 juta pencarian, penggunanya bertambah terus,” katanya pada pembukaan Seminar Leksikografi (LSI) di Jakarta kemarin.
Dadang mengatakan, berdasarkan catatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) dengan melihat alamat dari laman pemerintah “go.id”, sampai dengan hari ini alamat aman daring kbbi.kemdikbud.go.id menjadi nomor satu di Indonesia.
Menurut dia, rata-rata pengakses laman kamus per harinya mencapai 23.000-24.000 orang. Dia berharap dengan kecanggihan dunia digital ini maka bahasa Indonesia akan semakin mendunia.
Selain layanan daring, aplikasi KBBI versi luring dapat diunduh bagi pengguna telepon pintar. Aplikasi luring tersedia bagi pengguna sistem operasi iOS dan Android. Dadang mengajak masyarakat memanfaatkan KBBI sesuai kebutuhan terlebih ke depan kecenderungannya kamus tidak lagi dicetak namun didaringkan.
"Aplikasi KBBI Luring untuk Android tembus satu juta unduhan di Google Play Store dengan nilai 4,7 dari skala 5. Terima kasih atas kepercayaan warganet," ujar Dadang.
Sementara itu, seminar yang mengambil tema “Leksikografi di Era Digital” dianggap sangat relevan dibicarakan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat mewarnai kehidupan kita saat ini.
Menurut Dadang, tidak ada satu aspek kehidupan pun saat ini yang tidak bersentuhan dengan teknologi. “Dengan penyelenggaraan SLI dapat memberikan masukan tentang cara penggunaan KBBI, dan membuat aplikasi daringnya semakin menarik,“ Dadang berharap.
Di sisi lain Badan Bahasa juga mendorong profesi leksikografi atau penyusun kamus menjadi satu profesi yang utuh. Dadang juga meminta penyelenggara bersama seluruh peserta dan pemakalah dapat membahas lebih dalam tentang persyaratan-persyaratan menjadi leksikograf, dan bahasan lainnya untuk mendukung leksikografi menjadi suatu profesi.
Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, salah satu keunggulan manusia diukur dari kemampuannya berbahasa. Indonesia membutuhkan ahli bahasa yang tersertifikasi.
Karena itu, Muhadjir berharap agar Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) bisa menjadi lembaga sertifikasi bahasa dan sastra di Indonesia.
“Bahasa adalah alat ukur terhadap tingkat peradaban manusia, oleh karena itu di balik sertifikat ahli bahasa tersimpan tanggung jawab yang mulia dalam menjaga kewibawaan suatu bangsa, jika tugas ini dijalankan dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan oleh para ahli bahasa, para ahli surga,” kata mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini. (Neneng Zubaidah)
(nfl)