Kuatkan Nasionalisme, Kemenag Gelar Perkemahan Pramuka Santri Nusantara
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Dit Pdpontren) kembali menggelar Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN). PPSN kali ini merupakan kali kelima yang diselenggarakan oleh Dit Pdpontren pada tanggal 24-30 Oktober 2018 di Bumi Perkemahan Abdurrahman Sayoeti-Musa Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
PPSN tahun ini mengangkat tema “Pramuka Santri Menebar Kedamaian untuk Indonesia yang Kuat dan Berkarakter” dengan motto ”Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan”. Sedangkan slogan yang digunakan dalam PPSN V ini adalah ”Berkah Negeriku, Pramuka Santri Cinta Indonesia”. Sementara prinsip kegiatan ini adalah ”Bina Diri, Bina Satuan dan Bina Masyarakat”.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakan, PPSN merupakan ajang silaturrahim dan lomba giat kepramukaan bagi santri pondok pesantren seluruh Indonesia. Acara ini kata dia, merupakan wadah pertemuaan Pramuka Penegak untuk menggalang persaudaraan, menambah pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan meningkatkan rasa pengabdian yang tinggi terhadap masyarakat.
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010, Gerakan Pramuka kian penting dan menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan karakter bangsa. Pembangunan kepribadian ini, kata dia, ditujukan untuk mengembangkan potensi diri yang memiliki akhlak mulia, pengendalian diri dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan seluruh masyarakat.
“PPSN ditujukan juga untuk menguatkan spirit nasionalisme dan cinta tanah air yang akhir-akhir ini mulai terdegradasi. Selain itu, Pramuka selaras dengan nilai-nilai Islam dan kultur ke-Indonesia-an,” kata Kamaruddin melalui rilis yang diterima SINDOnews, Kamis (27/9/2018).
PPSN menjadi rangkaian peringatan Hari Santri 2018. Dalam kegiatan PPSN sendiri memuat berbagai kegiatan yang berkaitan dengan semangat peringatan perjuangan para ulama dan santri yang menjadi landasan spirit penetapan Hari Santri melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015.
Menurut Kamaruddin, PPSN adalah event pramuka yang unik. Pasalnya, PPSN tertanam ruh pesantren dan jiwa pramuka sekaligus. Sejarah kaum “sarungan” pesantren telah menorehkan sederet kisah patriotisme dalam melawan penjajah hingga membawa bangsa ini ke gerbang kemerdekaan.
“Bagi lingkungan pondok pesantren, gerakan pramuka sudah sangat familiar mengingat aspek historis sejarah pembentukan gerakan-gerakan kepanduan oleh kalangan muslim saat perjuangan kemerdekaan. Karenanya, suburnya gerakan pramuka di lingkungan pondok pesantren bukan suatu ahistoris, namun memiliki dasar dan pondasi kuat,” jelasnya.
Pada PPSN ke-5 tahun 2018 di Jambi rencananya akan dihadiri oleh 5.000 pramuka santri penegak dari seluruh propinsi. Selama bergulirnya PPSN, para pramuka santri penegak akan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang tidak terlepaskan dari tiga spirit, yakni spirit budaya pesantren, spirit budaya nusantara, serta spirit budaya nasionalisme.
Seluruh rangkaian kegiatan PPSN menjadi satu kesatuan guna menseleksi pramuka santri terbaik yang akan mewakili seluruh provinsi dalam keikutsertaan pada ajang 2nd Asean Scetro (Jakarta-Vietnam–Kamboja–Thailand–Malaysia–Singapore–Jakarta) mendatang.
PPSN tahun ini mengangkat tema “Pramuka Santri Menebar Kedamaian untuk Indonesia yang Kuat dan Berkarakter” dengan motto ”Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan”. Sedangkan slogan yang digunakan dalam PPSN V ini adalah ”Berkah Negeriku, Pramuka Santri Cinta Indonesia”. Sementara prinsip kegiatan ini adalah ”Bina Diri, Bina Satuan dan Bina Masyarakat”.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakan, PPSN merupakan ajang silaturrahim dan lomba giat kepramukaan bagi santri pondok pesantren seluruh Indonesia. Acara ini kata dia, merupakan wadah pertemuaan Pramuka Penegak untuk menggalang persaudaraan, menambah pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan meningkatkan rasa pengabdian yang tinggi terhadap masyarakat.
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010, Gerakan Pramuka kian penting dan menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan karakter bangsa. Pembangunan kepribadian ini, kata dia, ditujukan untuk mengembangkan potensi diri yang memiliki akhlak mulia, pengendalian diri dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan seluruh masyarakat.
“PPSN ditujukan juga untuk menguatkan spirit nasionalisme dan cinta tanah air yang akhir-akhir ini mulai terdegradasi. Selain itu, Pramuka selaras dengan nilai-nilai Islam dan kultur ke-Indonesia-an,” kata Kamaruddin melalui rilis yang diterima SINDOnews, Kamis (27/9/2018).
PPSN menjadi rangkaian peringatan Hari Santri 2018. Dalam kegiatan PPSN sendiri memuat berbagai kegiatan yang berkaitan dengan semangat peringatan perjuangan para ulama dan santri yang menjadi landasan spirit penetapan Hari Santri melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015.
Menurut Kamaruddin, PPSN adalah event pramuka yang unik. Pasalnya, PPSN tertanam ruh pesantren dan jiwa pramuka sekaligus. Sejarah kaum “sarungan” pesantren telah menorehkan sederet kisah patriotisme dalam melawan penjajah hingga membawa bangsa ini ke gerbang kemerdekaan.
“Bagi lingkungan pondok pesantren, gerakan pramuka sudah sangat familiar mengingat aspek historis sejarah pembentukan gerakan-gerakan kepanduan oleh kalangan muslim saat perjuangan kemerdekaan. Karenanya, suburnya gerakan pramuka di lingkungan pondok pesantren bukan suatu ahistoris, namun memiliki dasar dan pondasi kuat,” jelasnya.
Pada PPSN ke-5 tahun 2018 di Jambi rencananya akan dihadiri oleh 5.000 pramuka santri penegak dari seluruh propinsi. Selama bergulirnya PPSN, para pramuka santri penegak akan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang tidak terlepaskan dari tiga spirit, yakni spirit budaya pesantren, spirit budaya nusantara, serta spirit budaya nasionalisme.
Seluruh rangkaian kegiatan PPSN menjadi satu kesatuan guna menseleksi pramuka santri terbaik yang akan mewakili seluruh provinsi dalam keikutsertaan pada ajang 2nd Asean Scetro (Jakarta-Vietnam–Kamboja–Thailand–Malaysia–Singapore–Jakarta) mendatang.
(kri)