Wacana Impor Guru Dikritik, Seharusnya Fokus Pada Pendidikan Murah
A
A
A
JAKARTA - Wacana mengimpor guru yang digelontorkan oleh kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sama saja melecehkan guru lokal. Politisi PPP Teddy Yulianto menyatakan kualitas guru Indonesia tidak perlu diragukan.
"Dasarnya apa ingin mengimpor guru dari luar negeri. Kualitas guru lokal tidak kalah kok dengan guru-guru dari negara lain. Ini bisa diartikan pelecehan terhadap guru-guru lokal," ujar Teddy Yulianto yang caleg DPRD DKI dari PPP dapil Jakarta Selatan ini melalui siaran pers, Jumat (23/11/2018).
Teddy heran dengan pemikiran Wakil Badan Pemenangan (BPN) Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera. Ditegaskannya, justru tidak sedikit orang-orang pintar Indonesia menjadi dosen di universitas-universitas luar negeri.
"Panggil mereka kembali ke Tanah Air untuk bersama-sama memajukan pendidikan di negara ini. Enggak perlu impor guru," tuturnya.
Menurut Teddy, justru yang harus diprioritaskan adalah keberpihakan dan jaminan dari pemerintah pusat maupun daerah dan seluruh stake holder terhadap tersedianya fasilitas pendidikan bagi rakyat Indonesia, yaitu terciptanya pendidikan murah.
Dia berpendapat, program Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang merupakan program pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla harus dilanjutkan, bahkan jika bisa diperluas fungsi dan manfaatnya. "Misalnya, KIP ini juga bisa digunakan untuk membayar kursus atau les," ucap Teddy.
Secara pribadi, Teddy mengaku dirinya telah memfasilitasi anak-anak dari kalangan keluarga tidak mampu agar tetap mendapatkan pendidikan yang layak. Dijelaskannya, melalui Yayasan Teddy Yulianto, pihaknya mendirikan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diberi nama Flying Star.dan juga mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Starisa School.
"Kami juga menjalankan program Kejar Paket A, B, dan C. Insya Allah dalam waktu dekat ini kami akan launching Program Keaksaraan, yaitu belajar secara online melalui YouTube dan media sosial lainnya," kata Teddy.
"Dasarnya apa ingin mengimpor guru dari luar negeri. Kualitas guru lokal tidak kalah kok dengan guru-guru dari negara lain. Ini bisa diartikan pelecehan terhadap guru-guru lokal," ujar Teddy Yulianto yang caleg DPRD DKI dari PPP dapil Jakarta Selatan ini melalui siaran pers, Jumat (23/11/2018).
Teddy heran dengan pemikiran Wakil Badan Pemenangan (BPN) Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera. Ditegaskannya, justru tidak sedikit orang-orang pintar Indonesia menjadi dosen di universitas-universitas luar negeri.
"Panggil mereka kembali ke Tanah Air untuk bersama-sama memajukan pendidikan di negara ini. Enggak perlu impor guru," tuturnya.
Menurut Teddy, justru yang harus diprioritaskan adalah keberpihakan dan jaminan dari pemerintah pusat maupun daerah dan seluruh stake holder terhadap tersedianya fasilitas pendidikan bagi rakyat Indonesia, yaitu terciptanya pendidikan murah.
Dia berpendapat, program Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang merupakan program pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla harus dilanjutkan, bahkan jika bisa diperluas fungsi dan manfaatnya. "Misalnya, KIP ini juga bisa digunakan untuk membayar kursus atau les," ucap Teddy.
Secara pribadi, Teddy mengaku dirinya telah memfasilitasi anak-anak dari kalangan keluarga tidak mampu agar tetap mendapatkan pendidikan yang layak. Dijelaskannya, melalui Yayasan Teddy Yulianto, pihaknya mendirikan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diberi nama Flying Star.dan juga mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Starisa School.
"Kami juga menjalankan program Kejar Paket A, B, dan C. Insya Allah dalam waktu dekat ini kami akan launching Program Keaksaraan, yaitu belajar secara online melalui YouTube dan media sosial lainnya," kata Teddy.
(kri)