Guru Tulang Punggung Hasilkan Generasi Penerus Bangsa yang Mumpuni
A
A
A
JAKARTA - Bertepatan dengan Hari Guru Nasional (HGN) 2018 yang jatuh pada Minggu (25/11/2018), pemerintah ingin guru terus meningkatkan profesionalismenya. Sebab guru punya tanggung jawab menghasilkan generasi penerus bangsa.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, profesionalisme guru harus didorong untuk menghadapi abad ke-21. Hal ini penting karena para guru harus menyiapkan generasi muda yang cocok dengan dunia kerja dan dunia sosial di abad ke-21.
”Itu tanggung jawab besar para guru bahwa di tangan gurulah generasi muda yang akan menentukan bangsa Indonesia menjadi bangsa besar dan maju,” kata Mendikbud seusai mengikuti jalan sehat dalam rangka memeriahkan HGN 2018 di Kantor Kemendikbud, Minggu (25/11/2018).
Muhadjir menyatakan, peningkatan profesionalisme guru bisa dilakukan melalui pelatihan pendidikan guru. Dia berharap, para guru harus menguasai metodologi, pendekatan maupun materi pembelajaran abad ke-21. Namun di sisi lain, pemerintah juga harus menyusun kriteria-kriteria baru yang semakin baik dalam rangka rekrutmen guru baru.
Mengutip pidato Upacara HGN 2018, Mendikbud menyampaikan, ada tiga ciri guru profesional. Pertama, guru profesional adalah guru yang telah memenuhi kompetensi dan keahlian inti.
Perubahan zaman mendorong guru agar dapat menghadirkan pembelajaran abad ke-21, yaitu menyiapkan siswa untuk keterampilan berpikir kritis, kreatif, inovatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. ”Hal tersebut tentu tidak akan dapat diwujudkan jika para guru berhenti belajar dan mengembangkan diri,” ujarnya.
Kedua, mampu membangun kesejawatan. Bersama rekan-rekan sejawat, guru terus belajar, mengembangkan diri, dan meningkatkan kecakapan untuk mengikuti laju perubahan zaman. Bersama teman sejawatnya pula guru terus merawat marwah dan menguatkan posisi profesinya.
Ketiga, guru yang profesional harus mampu merawat jiwa sosialnya. Para guru Indonesia adalah para pejuang pendidikan sesungguhnya yang menjalankan peran, tugas, dan tanggung jawab mulia sebagai panggilan jiwa.
“Dengan segala tantangan dan hambatan, para guru Indonesia berada di garda terdepan dalam pencerdasan kehidupan bangsa,” jelasnya.
Revolusi industry 4.0 yang sudah merambah ke semua sektor harus disikapi dengan arif karena telah mengubah peradaban manusia secara fundamental. Untuk itu diperlukan guru profesional yang mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang supercepat tersebut untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pada setiap satuan pendidikan dalam rangka mempersiapkan SDM unggul dengan kompetensi global.
Rektor Universitas Terbuka (UT) Ojat Darojat menambahkan, revolusi industri 4.0 menuntut guru untuk harus dibangun kesadarannya agar interaksi dengan siswa tidak terjebak pada tradisi lama, yakni tatap muka saja. Kemajuan TI harus bisa diintegrasikan di dalam proses pembelajaran.
''Jangan semua konten diajarkan lewat tatap muka, namun sebagian materi bisa di-upload di internet sehingga siswa bisa mengakses 24 jam,” katanya seusai membuka seminar Temu Ilmiah Nasional Guru X di Kampus UT Pondok Cabe, Senin (26/11/2018).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, profesionalisme guru harus didorong untuk menghadapi abad ke-21. Hal ini penting karena para guru harus menyiapkan generasi muda yang cocok dengan dunia kerja dan dunia sosial di abad ke-21.
”Itu tanggung jawab besar para guru bahwa di tangan gurulah generasi muda yang akan menentukan bangsa Indonesia menjadi bangsa besar dan maju,” kata Mendikbud seusai mengikuti jalan sehat dalam rangka memeriahkan HGN 2018 di Kantor Kemendikbud, Minggu (25/11/2018).
Muhadjir menyatakan, peningkatan profesionalisme guru bisa dilakukan melalui pelatihan pendidikan guru. Dia berharap, para guru harus menguasai metodologi, pendekatan maupun materi pembelajaran abad ke-21. Namun di sisi lain, pemerintah juga harus menyusun kriteria-kriteria baru yang semakin baik dalam rangka rekrutmen guru baru.
Mengutip pidato Upacara HGN 2018, Mendikbud menyampaikan, ada tiga ciri guru profesional. Pertama, guru profesional adalah guru yang telah memenuhi kompetensi dan keahlian inti.
Perubahan zaman mendorong guru agar dapat menghadirkan pembelajaran abad ke-21, yaitu menyiapkan siswa untuk keterampilan berpikir kritis, kreatif, inovatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. ”Hal tersebut tentu tidak akan dapat diwujudkan jika para guru berhenti belajar dan mengembangkan diri,” ujarnya.
Kedua, mampu membangun kesejawatan. Bersama rekan-rekan sejawat, guru terus belajar, mengembangkan diri, dan meningkatkan kecakapan untuk mengikuti laju perubahan zaman. Bersama teman sejawatnya pula guru terus merawat marwah dan menguatkan posisi profesinya.
Ketiga, guru yang profesional harus mampu merawat jiwa sosialnya. Para guru Indonesia adalah para pejuang pendidikan sesungguhnya yang menjalankan peran, tugas, dan tanggung jawab mulia sebagai panggilan jiwa.
“Dengan segala tantangan dan hambatan, para guru Indonesia berada di garda terdepan dalam pencerdasan kehidupan bangsa,” jelasnya.
Revolusi industry 4.0 yang sudah merambah ke semua sektor harus disikapi dengan arif karena telah mengubah peradaban manusia secara fundamental. Untuk itu diperlukan guru profesional yang mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang supercepat tersebut untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pada setiap satuan pendidikan dalam rangka mempersiapkan SDM unggul dengan kompetensi global.
Rektor Universitas Terbuka (UT) Ojat Darojat menambahkan, revolusi industri 4.0 menuntut guru untuk harus dibangun kesadarannya agar interaksi dengan siswa tidak terjebak pada tradisi lama, yakni tatap muka saja. Kemajuan TI harus bisa diintegrasikan di dalam proses pembelajaran.
''Jangan semua konten diajarkan lewat tatap muka, namun sebagian materi bisa di-upload di internet sehingga siswa bisa mengakses 24 jam,” katanya seusai membuka seminar Temu Ilmiah Nasional Guru X di Kampus UT Pondok Cabe, Senin (26/11/2018).
(akn)