Kemendikbud Tuntaskan Sistem Zonasi Guru
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menuntaskan sistem zonasi sebagai rujukan untuk memeratakan guru di Indonesia.
Selain zonasi untuk siswa, pemerintah juga akan menerapkan zonasi untuk guru yang berstatus PNS. Sekretaris Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Muhammad Qudrat Wisnu Aji mengungkapkan, cita-cita Kemendikbud dalam memperingati Hari Guru Nasional, yakni merealisasikan sistem zonasi bagi guru.
Program itu supaya guru di seluruh Indonesia merata dan tentunya berdampak pada output pendidikan. “Kebijakan itu adalah puncak dari kebijakan pe merataan sistem pendidikan di Tanah Air,” ungkap Wisnu Aji di Jakarta kemarin.
Program tersebut akan diawali dengan beberapa langkah strategis. Semuanya memerlukan kerja sama dengan semua pihak, termasuk pemerintah daerah (pemda). Sebelumnya, pada puncak peringatan Hari Guru Nasional Ke-73, sekitar 35.000 guru dan tenaga pendidik hadir di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/12).
Peringatan itu juga dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mendikbud Muhadjir Effendy bersama Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi melakukan penyerahan penghargaan Dwija Praja Nugraha kepada 16 gubernur, bupati, dan wali kota.
Tidak ketinggalan juga Anugerah Guru Berdedikasi. Anugerah diserahkan oleh Jokowi. Penyerahan itu un tuk pemenang pertama tingkat Nasional Festival Guru Menulis dan Kreativitas Pembelajaran Tahun 2018 dan Penghargaan kepada Guru Kreatif dan Produktif Dalam Menulis, dan Penerima Satyalancana Pendidikan 2018.
Jokowi menegaskan guru adalah profesi yang mulia. Profesi ini, kata dia, tidak bisa digantikan mesin yang paling canggih sekalipun. Gurulah yang membentuk karakter, budi pekerti, toleransi, dan nilai-nilai kebaikan anak.
Guru pula yang menumbuhkan empati sosial, membangun imajinasi dan kreativitas, serta mengokohkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. “Guru ya tetap guru. Guru tidak bisa digantikan oleh mesin secanggih apa pun, secanggih apa pun tidak bisa,” katanya.
Presiden mengakui dunia saat ini berubah sangat cepat. Digitalisasi pendidikan telah membawa perubahan besar di dunia pendidikan. Ruang kelas bukan satu-satunya tempat belajar. (Neneng Zubaidah)
Selain zonasi untuk siswa, pemerintah juga akan menerapkan zonasi untuk guru yang berstatus PNS. Sekretaris Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Muhammad Qudrat Wisnu Aji mengungkapkan, cita-cita Kemendikbud dalam memperingati Hari Guru Nasional, yakni merealisasikan sistem zonasi bagi guru.
Program itu supaya guru di seluruh Indonesia merata dan tentunya berdampak pada output pendidikan. “Kebijakan itu adalah puncak dari kebijakan pe merataan sistem pendidikan di Tanah Air,” ungkap Wisnu Aji di Jakarta kemarin.
Program tersebut akan diawali dengan beberapa langkah strategis. Semuanya memerlukan kerja sama dengan semua pihak, termasuk pemerintah daerah (pemda). Sebelumnya, pada puncak peringatan Hari Guru Nasional Ke-73, sekitar 35.000 guru dan tenaga pendidik hadir di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/12).
Peringatan itu juga dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mendikbud Muhadjir Effendy bersama Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi melakukan penyerahan penghargaan Dwija Praja Nugraha kepada 16 gubernur, bupati, dan wali kota.
Tidak ketinggalan juga Anugerah Guru Berdedikasi. Anugerah diserahkan oleh Jokowi. Penyerahan itu un tuk pemenang pertama tingkat Nasional Festival Guru Menulis dan Kreativitas Pembelajaran Tahun 2018 dan Penghargaan kepada Guru Kreatif dan Produktif Dalam Menulis, dan Penerima Satyalancana Pendidikan 2018.
Jokowi menegaskan guru adalah profesi yang mulia. Profesi ini, kata dia, tidak bisa digantikan mesin yang paling canggih sekalipun. Gurulah yang membentuk karakter, budi pekerti, toleransi, dan nilai-nilai kebaikan anak.
Guru pula yang menumbuhkan empati sosial, membangun imajinasi dan kreativitas, serta mengokohkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. “Guru ya tetap guru. Guru tidak bisa digantikan oleh mesin secanggih apa pun, secanggih apa pun tidak bisa,” katanya.
Presiden mengakui dunia saat ini berubah sangat cepat. Digitalisasi pendidikan telah membawa perubahan besar di dunia pendidikan. Ruang kelas bukan satu-satunya tempat belajar. (Neneng Zubaidah)
(nfl)