Cetak Pengusaha, Kampus Ini Punya 9 SKS untuk Kewirausahaan

Jum'at, 21 Desember 2018 - 23:44 WIB
Cetak Pengusaha, Kampus...
Cetak Pengusaha, Kampus Ini Punya 9 SKS untuk Kewirausahaan
A A A
JAKARTA - Jumlah wirausaha Indonesia baru mencapai 3,1% dari jumlah penduduk. Rasio ini masih lebih rendah dibandingkan negara lain, seperti Malaysia 5%, China 10%, Singapura 7%, Jepang 11% maupun AS yang sudah mencapai 12%.

Karena itu penciptaan wirausaha harus sudah dimulai sejak awal, termasuk di lingkungan kampus. Hal inilah yang dilakukan Universitas Mercu Buana.

Tidak tanggung-tanggung, guna membentuk jiwa kewirausahaan mahasiswanya, Rektorat membebankan Mata Kuliah Kewirausahaan hingga 9 SKS (sistem kredit semester). “UMB mendorong mahasiswa-mahasiswinya untuk menjadi pengusaha, bukan pekerja. Mereka harus mengikuti Mata Kuliah Kewirausahaan I hingga III dan masing-masing memiliki bobot 3 SKS,” ungkap Wahyu Hari Aji, Ketua Pelaksana Festival Kewirausahaan 2018 kepada wartawan di sela-sela pameran di Kampus UMB Meruya, Jakarta Barat, Jumat (21/12/2018).

Festival Kewirausahaan ini sebenarnya produk Mata Kuliah Kewirausahaan. Dijelaskannya, Kewirausahaan I bertujuan menanamkan mindset wirausaha pada diri mahasiswa. “Jiwa usaha mahasiswa dikembangkan dan diajak menemukan satu ide usaha,” sebutnya.

Ide usaha lalu diaplikasikan ke dalam poster dan akan dipamerkan pada acara seperti ini. Biasanya poster ini akan dilihat oleh investor. “Kalau menurut mereka punya peluang, maka akan ditawari kerja sama,” imbuh Wahyu.

Lalu Kewirausahaan II lebih ke penciptaan produk atau jasa yang idenya sudah dibuat mahasiswa saat kuliah pertama. “Nah di pameran ini mereka menciptakan produk atau jasa dan diperlihatkan di sini. Jadi bukan mereka beli lalu dijual di sini,” tandasnya.

Sementara Kewirausahaan 3, lanjut dia, mendorong mahasiswa mengembangkan produk yang sudah jadi agar dapat diterima di pasar. “Bisa di-rebranding, kemasan diubah, rasa diubah, atau lainnya,” ucap Wahyu.

Dia menyebutkan, pada pameran kali ini menghadirkan 104 poster, 64 stand yang masing-masing memperlihatkan 5-10 produk berbeda. “Satu kelompok usaha terdiri dari 3–5 orang lintas jurusan. Karena di sana ada orang yang mengurus bagian produksi, manajemen, atau penjualan,” imbuhnya.

Dia menambahkan, dari kegiatan ini akan tersortir ide usaha mana yang akan masuk ke PKM Kewirausahaan. Karena tak dipungkiri ada juga mahasiswa yang membuat ide usaha dan mewujudkan tapi berhenti setelah mata kuliahnya selesai.

“Kalau lolos (PKM Kewirausahaan), maka mereka dapat dana pemibinaan dari Kemenristekdikti senilai Rp12 juta untuk memulai usaha,” tuturnya.

Kemudian, sambung Wahyu, pada bulan September diikutsertakan sebagai calon pengusaha pemula berbasis teknologi. “Jadi nanti diarahkan ke startup berbasis teknologi. Kami ada bantuan empat pembiayaan dari Dikti total nilainya Rp1,3 miliar. Tapi untuk kuliner, kami kerja sama dengan banyak komunitas. Misalnya Berani Jadi Miliarder dan Tangan di Atas,” sebut Wahyu.

Ditanya tingkat keberhasilan dari mata kuliah ini, Wahyu menegaskan, biasanya setiap kegiatan yang dilaksanakan setiap semester itu, yang usaha lanjut sekitar 30 sampai 40-an usaha. “Salah satu yang sukses adalah Macaroni King. Usaha kuliner yang saat ini mempunyai ratusan mitra itu berawal dari pameran ini,” klaimnya.

Sementara itu, Rektor UMB, Ngadino Surip, berharap, kewirausahaan mahasiswa tidak berhenti hanya sampai di sini saja. “Pembinaannya harus berkelanjutan sehingga benar-benar bisa menciptakan pengusaha baru,” harap Rektor.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6703 seconds (0.1#10.140)