Menangi Persaingan, Generasi Muda Dituntut Kompetitif
A
A
A
JAKARTA - Di era digital seperti sekarang, jiwa kompetitif generasi perlu diasah sejak dini. Tujuannya agar mereka siap bersaing keras di tengah ketatnya gesekan dalam mencari atau menciptakan lapangan pekerjaan.
Budaya pendidikan seperti inilah yang dibangun oleh Universitas Mercu Buana (UMB). Sejak awal mereka mengasah mahasiswanya dengan kompetensi yang dibutuhkan guna memenangkan persaingan.
"Dua tahun terakhir kami dipercaya mengasuh sejumlah perguruan tinggi di luar Pulau Jawa. Dari sekian banyak yang terpilih, UMB adalah perguruan non-PTN," kata Rektor UMB Ngadino Surip di hadapan ratusan siswa SMA/SMK sederajat se-Jabodetabek dalam Festival UMB ke-11 tahun 2019.
Bukti penciptaan generasi muda yang kompetitif terlihat dari agenda rektorat yang sangat ambisius guna mendongkrak kemampuan para mahasiswa dan dosennya.
"Tujuh prodi dalam proses akreditasi internasional. Jadi target go international bukan omong kosong, semua kami lakukan bertahap. Ini bagian dari tahap akreditasi internasional (ada festival dan open house)," sebutnya.
Pihaknya mencoba memberikan pemahaman kepada calon mahasiswa tentang dunia kampus.
"Open House ini untuk memberikan pemahaman apa yang ingin dilakukan dan akan dilakukan oleh kampus. Ada juga kompetisi agar kalian (siswa SMA/SMK sederajat) mengetahui betapa dinamisnya kehidupan di Kampus UMB. Bahkan tiap semester ada pertukaran mahasiswa ke Asia, Eropa dan AS,” ungkap Rektor seraya menambahkan tahun 2020 seluruh prodi akreditasi A dan akreditasi internasional.
Sementara itu, Badrun, yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, mengatakan, UMB telah membawa siswa untuk melihat tantangan Industri 4.0. Di mana mereka harus bersaing dengan lingkungan sekitar.
"Kalian harus menjual kompetensi, baru bisa bicara untuk memenangi persaingan," ucap Badrun.
Dia mengatakan, tantangan paling mendasar adalah dimensi pengetahuan dan fakta apa yang ada. "Di Industri 4.0 tantangannya harus dikenali. Setelah itu wajib tahu harus berbuat apa. Kemudian membuat perencanaan yang diikuti dengan prosedurnya. Dengan langkah-langkah itu, maka siswa akan terbiasa dengan kompetisi," tuturnya.
Pelaksanaan Festival UMB tahun 2019 yang berisi beragam lomba diikuti oleh pelajar SD, SMP, dan SMA/MA se-Jabodetabek. Ini adalah tersebut merupakan kompetisi tahunan Universitas Mercu Buana berlangsung mulai tanggal 15-akhir Februari.
"Ajang kompetisi multi-event ini telah mengalami berbagai pembaharuan. Dengan melihat banyak tantangan dan tuntutan seiring dengan waktunya," kata Ketua Pelaksana Festival UMB Riko Noviantoro.
Tahun ini tercatat 100 sekolah ikut berpartisipasi dalam kompetisi multicabang pertandingan di Festival UMB ke-11 terdiri dari kompetisi olah raga, seni dan sains. Serta diadakan pula Workshop Profesi yang diikuti ribuan peserta, open house, alumni’s talk, dan Kampanye Kampus Hijau & Sekolah Hijau.
Budaya pendidikan seperti inilah yang dibangun oleh Universitas Mercu Buana (UMB). Sejak awal mereka mengasah mahasiswanya dengan kompetensi yang dibutuhkan guna memenangkan persaingan.
"Dua tahun terakhir kami dipercaya mengasuh sejumlah perguruan tinggi di luar Pulau Jawa. Dari sekian banyak yang terpilih, UMB adalah perguruan non-PTN," kata Rektor UMB Ngadino Surip di hadapan ratusan siswa SMA/SMK sederajat se-Jabodetabek dalam Festival UMB ke-11 tahun 2019.
Bukti penciptaan generasi muda yang kompetitif terlihat dari agenda rektorat yang sangat ambisius guna mendongkrak kemampuan para mahasiswa dan dosennya.
"Tujuh prodi dalam proses akreditasi internasional. Jadi target go international bukan omong kosong, semua kami lakukan bertahap. Ini bagian dari tahap akreditasi internasional (ada festival dan open house)," sebutnya.
Pihaknya mencoba memberikan pemahaman kepada calon mahasiswa tentang dunia kampus.
"Open House ini untuk memberikan pemahaman apa yang ingin dilakukan dan akan dilakukan oleh kampus. Ada juga kompetisi agar kalian (siswa SMA/SMK sederajat) mengetahui betapa dinamisnya kehidupan di Kampus UMB. Bahkan tiap semester ada pertukaran mahasiswa ke Asia, Eropa dan AS,” ungkap Rektor seraya menambahkan tahun 2020 seluruh prodi akreditasi A dan akreditasi internasional.
Sementara itu, Badrun, yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, mengatakan, UMB telah membawa siswa untuk melihat tantangan Industri 4.0. Di mana mereka harus bersaing dengan lingkungan sekitar.
"Kalian harus menjual kompetensi, baru bisa bicara untuk memenangi persaingan," ucap Badrun.
Dia mengatakan, tantangan paling mendasar adalah dimensi pengetahuan dan fakta apa yang ada. "Di Industri 4.0 tantangannya harus dikenali. Setelah itu wajib tahu harus berbuat apa. Kemudian membuat perencanaan yang diikuti dengan prosedurnya. Dengan langkah-langkah itu, maka siswa akan terbiasa dengan kompetisi," tuturnya.
Pelaksanaan Festival UMB tahun 2019 yang berisi beragam lomba diikuti oleh pelajar SD, SMP, dan SMA/MA se-Jabodetabek. Ini adalah tersebut merupakan kompetisi tahunan Universitas Mercu Buana berlangsung mulai tanggal 15-akhir Februari.
"Ajang kompetisi multi-event ini telah mengalami berbagai pembaharuan. Dengan melihat banyak tantangan dan tuntutan seiring dengan waktunya," kata Ketua Pelaksana Festival UMB Riko Noviantoro.
Tahun ini tercatat 100 sekolah ikut berpartisipasi dalam kompetisi multicabang pertandingan di Festival UMB ke-11 terdiri dari kompetisi olah raga, seni dan sains. Serta diadakan pula Workshop Profesi yang diikuti ribuan peserta, open house, alumni’s talk, dan Kampanye Kampus Hijau & Sekolah Hijau.
(mhd)