Kemenristekdikti Sediakan 400 Beasiswa untuk Atlet Berprestasi
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan memberikan 400 beasiswa untuk atlet berprestasi. Kuota penerima beasiswa tersebut naik 100% dibanding tahun lalu dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pendidikan para atlet.
Direktur Pembinaan Kemahasiswaan Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Didin Wahidin mengatakan, Kemenristekdikti sangat mengapresiasi dan mendukung kesejahteraan para atlet. Dia menyampaikan, beasiswa ini sudah dirintis sejak tahun lalu di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan disediakan 40 beasiswa.
Adapun nilai beasiswa tersebut adalah Rp1 juta untuk biaya hidup, Rp500.000 untuk tunjangan prestasi. “Biaya kuliah ditanggung pemerintah. Kami akan berusaha mengoptimalkan rancangan tersebut agar dapat terbentuk atlet-atlet yang berkualitas secara prestasi dan terjamin masa depannya,” kata Didin kepada KORAN SINDO di Jakarta kemarin.
Didin menjelaskan, beasiswa tersebut akan diberikan kepada peraih medali emas di kompetisi olahraga pelajar tingkat nasional ataupun internasional. Dia mencontohkan kompetisi nasional seperti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) ataupun Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Menurut Didin, 400 beasiswa yang akan diberikan ini khusus adalah untuk jenjang Strata 1 (S1) program studi keolahragaan kepada 10 PTN eks IKIP yang memiliki prodi keolahrgaan.
Di samping itu, kata dia, sebagai pembinaan bagi atlet berprestasi di masa depan, Kemenristekdikti juga menggunakan skema beasiswa peningkatan prestasi ekstrakurikuler (PPE) yang pada tahap rintisan ini hanya dibuka juga untuk program studi keolahragaan untuk kemudahaan pembinaan. “Kuotanya sekitar 25 mahasiswa. Besaran uang Rp700.000 per bulan tanpa tunjangan lainnya,” katanya.
Didin yang menjabat juga sebagai Sekjen Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (Bapomi) menjelaskan, olahraga tidak hanya memberikan manfaat secara kesehatan fisik tetapi juga dapat membangun karakter unggul mahasiswa. Karakter unggul ini diharapkan nantinya dapat memberikan warna pada mahasiswa.
Menurutnya, hal ini terlihat saat Asian Games berlangsung di mana di dalamnya terdapat atlet-atlet mahasiswa yang turut menyumbangkan medali. Fakta itu membuat bangsa Indonesia bangga dan menjadi semakin terhormat di dunia olahraga kancah internasional.
Rekomendasi Munas Bapomi
Sementara itu, Munas Bapomi pekan lalu menghasilkan rekomendasi arah kebijakan dan model pembinaan olahraga prestasi bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi untuk mendukung peningkatan prestasi nasional dan internasional.
Rekomendasi Munas di antaranya perguruan tinggi diwajibkan mengalokasikan kuota dan jalur penerimaan mahasiswa baru bagi pelajar yang meraih prestasi olahraga. Selain itu pemberian penghargaan bagi atlet berprestasi pada kejuaraan/liga mahasiswa nasional dan internasional dalam bentuk beasiswa/bentuk penghargaan lainya.
Rekomendasi lainnya, perlu ada regulasi yang mengatur masa studi dengan modus pembelajaran non konvensional bagi atlet-atlet yang mengikuti program Pelatnas secara kontinu dan sepanjang tahun. Yang tak kalah penting adalah rekomendasi terkait cabang olahraga yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) yang harus mengacu kepada cabang olahraga Olimpiade, cabang olahraga wajib Universiade, cabang olahraga yang dipertandingkan ASEAN University Games dan cabang olahraga asli Indonesia.
Di samping itu, bagi mahasiswa difabel juga perlu diadakan Pekan Olahraga Mahasiswa Paralimpik Nasional (Pomparnas). Didin menambahkan, selain itu juga perlu dikembangkan Program Pusat Pembinaan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) agar bisa mempersiapkan atlet-atlet mahasiswa mengikuti Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional, ASEAN University Games dan Universiade.
Pemerintah, kata dia, juga harus memfasilitasi perguruan tinggi untuk mengembangkan program studi dengan bidang kekhususan yang dibutuhkan untuk pengembangan olahraga dan pembinaan prestasi olahraga merupakan pembinaan yang sifatnya berjenjang dan berkelanjutan.
Plt Rektor UNJ Intan Ahmad mengapresiasi rencana beasiswa khusus pra atlet berprestasi. Skema beasiswa ini akan melengkapi beasiswa lain yang sudah dialokasikan seperti beasiswa Bidikmisi dan afirmasi pendidikan. “Para mahasiswa yang juga atlet berprestasi bisa beelatih dengan lebih baik, karena dukungan beasiswa, sekaligus meningkatkan prestasi,” katanya.
Mantan Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti ini berpendapat, dengan skema beasiswa maka prestasi olahraga Indonesia yang didukung oleh berasal dari perguruang tinggi akan makin meningkat. Sehingga, kata dia, diharapkan akan lebih banyak lagi atlet indonesia yang bisa berkiprah di kompetisi internasional bergengsi seperti olimpiade.
Sementara Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) Fathur Rokhman menyatakan, meski kampusnya adalah eks IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) namun belum ada pemberitahuan resmi pembagian kuota beasiswa atlet tersebut kepada UNNES. "Belum ada pemberitahuan definitif ke UNNES. Namun bila memang diperuntukkan perguruan tinggi eks IKIP, pasti akan ada kuota ke UNNES,” katanya.
Fathur optimistis kampusnya akan mendapat alokasi tersebut sebab memang memiliki fakultas ilmu keolahragaan. Selain itu, kata dia, kampusnya selama ini menampung dan memfasilitasi atlet-atlet berprestasi nasional maupun international. Menurut dia, di kampusnya ada empat atlet peraih medali Asian Games di mana dua di antaranya dapat menyelesaikan studi dalam 9-10 semester karena UNNES menyediakan fasilitas khusus
Direktur Pembinaan Kemahasiswaan Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Didin Wahidin mengatakan, Kemenristekdikti sangat mengapresiasi dan mendukung kesejahteraan para atlet. Dia menyampaikan, beasiswa ini sudah dirintis sejak tahun lalu di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan disediakan 40 beasiswa.
Adapun nilai beasiswa tersebut adalah Rp1 juta untuk biaya hidup, Rp500.000 untuk tunjangan prestasi. “Biaya kuliah ditanggung pemerintah. Kami akan berusaha mengoptimalkan rancangan tersebut agar dapat terbentuk atlet-atlet yang berkualitas secara prestasi dan terjamin masa depannya,” kata Didin kepada KORAN SINDO di Jakarta kemarin.
Didin menjelaskan, beasiswa tersebut akan diberikan kepada peraih medali emas di kompetisi olahraga pelajar tingkat nasional ataupun internasional. Dia mencontohkan kompetisi nasional seperti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) ataupun Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Menurut Didin, 400 beasiswa yang akan diberikan ini khusus adalah untuk jenjang Strata 1 (S1) program studi keolahragaan kepada 10 PTN eks IKIP yang memiliki prodi keolahrgaan.
Di samping itu, kata dia, sebagai pembinaan bagi atlet berprestasi di masa depan, Kemenristekdikti juga menggunakan skema beasiswa peningkatan prestasi ekstrakurikuler (PPE) yang pada tahap rintisan ini hanya dibuka juga untuk program studi keolahragaan untuk kemudahaan pembinaan. “Kuotanya sekitar 25 mahasiswa. Besaran uang Rp700.000 per bulan tanpa tunjangan lainnya,” katanya.
Didin yang menjabat juga sebagai Sekjen Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (Bapomi) menjelaskan, olahraga tidak hanya memberikan manfaat secara kesehatan fisik tetapi juga dapat membangun karakter unggul mahasiswa. Karakter unggul ini diharapkan nantinya dapat memberikan warna pada mahasiswa.
Menurutnya, hal ini terlihat saat Asian Games berlangsung di mana di dalamnya terdapat atlet-atlet mahasiswa yang turut menyumbangkan medali. Fakta itu membuat bangsa Indonesia bangga dan menjadi semakin terhormat di dunia olahraga kancah internasional.
Rekomendasi Munas Bapomi
Sementara itu, Munas Bapomi pekan lalu menghasilkan rekomendasi arah kebijakan dan model pembinaan olahraga prestasi bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi untuk mendukung peningkatan prestasi nasional dan internasional.
Rekomendasi Munas di antaranya perguruan tinggi diwajibkan mengalokasikan kuota dan jalur penerimaan mahasiswa baru bagi pelajar yang meraih prestasi olahraga. Selain itu pemberian penghargaan bagi atlet berprestasi pada kejuaraan/liga mahasiswa nasional dan internasional dalam bentuk beasiswa/bentuk penghargaan lainya.
Rekomendasi lainnya, perlu ada regulasi yang mengatur masa studi dengan modus pembelajaran non konvensional bagi atlet-atlet yang mengikuti program Pelatnas secara kontinu dan sepanjang tahun. Yang tak kalah penting adalah rekomendasi terkait cabang olahraga yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) yang harus mengacu kepada cabang olahraga Olimpiade, cabang olahraga wajib Universiade, cabang olahraga yang dipertandingkan ASEAN University Games dan cabang olahraga asli Indonesia.
Di samping itu, bagi mahasiswa difabel juga perlu diadakan Pekan Olahraga Mahasiswa Paralimpik Nasional (Pomparnas). Didin menambahkan, selain itu juga perlu dikembangkan Program Pusat Pembinaan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) agar bisa mempersiapkan atlet-atlet mahasiswa mengikuti Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional, ASEAN University Games dan Universiade.
Pemerintah, kata dia, juga harus memfasilitasi perguruan tinggi untuk mengembangkan program studi dengan bidang kekhususan yang dibutuhkan untuk pengembangan olahraga dan pembinaan prestasi olahraga merupakan pembinaan yang sifatnya berjenjang dan berkelanjutan.
Plt Rektor UNJ Intan Ahmad mengapresiasi rencana beasiswa khusus pra atlet berprestasi. Skema beasiswa ini akan melengkapi beasiswa lain yang sudah dialokasikan seperti beasiswa Bidikmisi dan afirmasi pendidikan. “Para mahasiswa yang juga atlet berprestasi bisa beelatih dengan lebih baik, karena dukungan beasiswa, sekaligus meningkatkan prestasi,” katanya.
Mantan Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti ini berpendapat, dengan skema beasiswa maka prestasi olahraga Indonesia yang didukung oleh berasal dari perguruang tinggi akan makin meningkat. Sehingga, kata dia, diharapkan akan lebih banyak lagi atlet indonesia yang bisa berkiprah di kompetisi internasional bergengsi seperti olimpiade.
Sementara Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) Fathur Rokhman menyatakan, meski kampusnya adalah eks IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) namun belum ada pemberitahuan resmi pembagian kuota beasiswa atlet tersebut kepada UNNES. "Belum ada pemberitahuan definitif ke UNNES. Namun bila memang diperuntukkan perguruan tinggi eks IKIP, pasti akan ada kuota ke UNNES,” katanya.
Fathur optimistis kampusnya akan mendapat alokasi tersebut sebab memang memiliki fakultas ilmu keolahragaan. Selain itu, kata dia, kampusnya selama ini menampung dan memfasilitasi atlet-atlet berprestasi nasional maupun international. Menurut dia, di kampusnya ada empat atlet peraih medali Asian Games di mana dua di antaranya dapat menyelesaikan studi dalam 9-10 semester karena UNNES menyediakan fasilitas khusus
(don)