Indonesia-Emirat Arab Tingkatkan Kerjasama Pendidikan
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dan Emirat Arab meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan. Kerjasama ini sebagai wujud keseriusan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk meningkatkan kerjasama dan diplomasi di tingkat internasional.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, nota kesepahaman kerjasama antara Uni Emirat Arab dan Kemendikbud terdiri dari berbagai bidang pendidikan. Seperti festival dan promosi kebudayaan, seni sejarah dan warisan budaya, literatur dan pertukaran delegasi.
“Pada kesempatan ini, duta besar datang ke sini untuk membicarakan mengenai banyak hal, antara lain mengenai MoU, dan pergelaran budaya di Abu Dhabi April nanti,” kata Mendikbud seusai pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis di kantor Kemendikbud, Jakarta, pekan lalu.
Mendikbud menjelaskan, terkait dengan Festival Kebudayaan Negara Anggota OKI pada dasarnya Kemendikbud mendukung semua upaya yang dilakukan perwakilan pemerintah untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia di tingkat internasional. Namun dia meminta waktu untuk melakukan koordinasi di internal Kemendikbud dulu untuk menentukan pakaian daerah atau alat musik apa yang bisa dikirim sebagai perwakilan budaya tanah air.
Sementara itu, Husin Bagis mengatakan bahwa festival Kebudayaan di Abu Dhabi ini sangat penting guna mempromosikan keanekaragaman seni budaya Indonesia kepada masyarakat di PEA dan negara anggota OKI lainnya. “Kami mengajak Bapak Menteri untuk bisa mengirim tim mewakili Indonesia. Apalagi sekarang, kita kan negara besar, jadi harus bisa tampil besar,” katanya.
Terkait penyediaan pendidikan bagi anak-anak WNI di Uni Emirat Arab, Husin berharap agar Kemendikbud dapat memfasilitasi pengajaran pendidikan jarak jauh sehingga pelajar Indonesia tersebut bisa mendapatkan ijazah Indonesia. “Kami juga membicarakan masalah untuk masyarakat di PEA yang ingin anaknya sekolah jarak jauh di level SD, SMP. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan ada pola yang dibuat oleh Mendikbud,” pungkasnya.
Terkait dengan diplomasi budaya, Ketua Program Studi Bisnis Hotel Podomoro University Michael Aswin Winardi mengatakan, Podomoro University bekerjasama dengan Institute Francais Indonesia (IFI) bergabung dengan rangkaian acara Good France 2019. Good France adalah festival internasional gastronomi negara Perancis yang dilakukan serentak diseluruh dunia pada Maret ini.
Aswin menjelaskan, pada acara ini para mahasiswa perhotelan membuat dan menyajikan sendiri makanan gastronomi ala Perancis. Mulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup dengan standar hotel bintang lima. Sementara mahasiswa dari jurusan hubungan masyarakat, katanya, juga terlibat dalam menyajikan dan bagaimana mempresentasikan makanan ala Perancis secara langsung.
"Kami dan mahasiswa bisa merasakan hype langsung dari agenda tahunan Good France ini. Kita belajar bagaimana kebudayaan Perancis melalui makanan gastronominya yang sudah sangat terkenal di dunia," katanya. Dia menjelaskan, mahasiswa Podomoro University memang sudah diajarkan tentang gastronomi Perancis melalui salah satu subjek mata kuliah produksi makanan.
Namun yang menarik dalam acara ini adalah secara khusus mereka belajar langsung tentang makanan Perancis mulai dari proses masak hingga presentasi makanan supaya menarik dimakan. "Harapan kami kerjasama kami dengan Kedubes Perancis bisa semakin erat agar kami bisa semakin memahami tidak hanya bahasa namun juga budaya mereka," jelasnya.
Dia mengatakan, Perancis memang menjadi kiblat dunia kuliner dan juga hospitality. Oleh karena itu kampusnya pun sampai saat ini telah mengirim 10-15 mahasiswanya untuk magang ke Perancis. Mereka bisa belajar tentang dunia perhotelan di salah satu hotel berbintang dan restoran di Lyon. Mahasiswa yang akan magang akan langsung diwawancara oleh pihak hotel dan restoran dengan bahasa Perancis tentang kemampuan yang mereka pelajari di Podomoro University.
Jika lolos wawancara mereka pun akan langsung bisa magang disana. "Melalui magang ini maka mereka bisa belajar untuk tentang budaya dan sifat masyarakat perancis secara aktif dari para native speaker disana. Mereka pun akan lebih dewasa dalam menangani karakter turis dan keluhan tamu,” jelasnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, nota kesepahaman kerjasama antara Uni Emirat Arab dan Kemendikbud terdiri dari berbagai bidang pendidikan. Seperti festival dan promosi kebudayaan, seni sejarah dan warisan budaya, literatur dan pertukaran delegasi.
“Pada kesempatan ini, duta besar datang ke sini untuk membicarakan mengenai banyak hal, antara lain mengenai MoU, dan pergelaran budaya di Abu Dhabi April nanti,” kata Mendikbud seusai pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis di kantor Kemendikbud, Jakarta, pekan lalu.
Mendikbud menjelaskan, terkait dengan Festival Kebudayaan Negara Anggota OKI pada dasarnya Kemendikbud mendukung semua upaya yang dilakukan perwakilan pemerintah untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia di tingkat internasional. Namun dia meminta waktu untuk melakukan koordinasi di internal Kemendikbud dulu untuk menentukan pakaian daerah atau alat musik apa yang bisa dikirim sebagai perwakilan budaya tanah air.
Sementara itu, Husin Bagis mengatakan bahwa festival Kebudayaan di Abu Dhabi ini sangat penting guna mempromosikan keanekaragaman seni budaya Indonesia kepada masyarakat di PEA dan negara anggota OKI lainnya. “Kami mengajak Bapak Menteri untuk bisa mengirim tim mewakili Indonesia. Apalagi sekarang, kita kan negara besar, jadi harus bisa tampil besar,” katanya.
Terkait penyediaan pendidikan bagi anak-anak WNI di Uni Emirat Arab, Husin berharap agar Kemendikbud dapat memfasilitasi pengajaran pendidikan jarak jauh sehingga pelajar Indonesia tersebut bisa mendapatkan ijazah Indonesia. “Kami juga membicarakan masalah untuk masyarakat di PEA yang ingin anaknya sekolah jarak jauh di level SD, SMP. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan ada pola yang dibuat oleh Mendikbud,” pungkasnya.
Terkait dengan diplomasi budaya, Ketua Program Studi Bisnis Hotel Podomoro University Michael Aswin Winardi mengatakan, Podomoro University bekerjasama dengan Institute Francais Indonesia (IFI) bergabung dengan rangkaian acara Good France 2019. Good France adalah festival internasional gastronomi negara Perancis yang dilakukan serentak diseluruh dunia pada Maret ini.
Aswin menjelaskan, pada acara ini para mahasiswa perhotelan membuat dan menyajikan sendiri makanan gastronomi ala Perancis. Mulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup dengan standar hotel bintang lima. Sementara mahasiswa dari jurusan hubungan masyarakat, katanya, juga terlibat dalam menyajikan dan bagaimana mempresentasikan makanan ala Perancis secara langsung.
"Kami dan mahasiswa bisa merasakan hype langsung dari agenda tahunan Good France ini. Kita belajar bagaimana kebudayaan Perancis melalui makanan gastronominya yang sudah sangat terkenal di dunia," katanya. Dia menjelaskan, mahasiswa Podomoro University memang sudah diajarkan tentang gastronomi Perancis melalui salah satu subjek mata kuliah produksi makanan.
Namun yang menarik dalam acara ini adalah secara khusus mereka belajar langsung tentang makanan Perancis mulai dari proses masak hingga presentasi makanan supaya menarik dimakan. "Harapan kami kerjasama kami dengan Kedubes Perancis bisa semakin erat agar kami bisa semakin memahami tidak hanya bahasa namun juga budaya mereka," jelasnya.
Dia mengatakan, Perancis memang menjadi kiblat dunia kuliner dan juga hospitality. Oleh karena itu kampusnya pun sampai saat ini telah mengirim 10-15 mahasiswanya untuk magang ke Perancis. Mereka bisa belajar tentang dunia perhotelan di salah satu hotel berbintang dan restoran di Lyon. Mahasiswa yang akan magang akan langsung diwawancara oleh pihak hotel dan restoran dengan bahasa Perancis tentang kemampuan yang mereka pelajari di Podomoro University.
Jika lolos wawancara mereka pun akan langsung bisa magang disana. "Melalui magang ini maka mereka bisa belajar untuk tentang budaya dan sifat masyarakat perancis secara aktif dari para native speaker disana. Mereka pun akan lebih dewasa dalam menangani karakter turis dan keluhan tamu,” jelasnya.
(don)