Sekolah Tinggi Pariwisata Dituntut Menyesuaikan Diri

Kamis, 28 Maret 2019 - 11:03 WIB
Sekolah Tinggi Pariwisata Dituntut Menyesuaikan Diri
Sekolah Tinggi Pariwisata Dituntut Menyesuaikan Diri
A A A
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi fokus dan prioritas pemerintah pada tahun ini. Selaras dengan itu, transformasi ke Tourism 4.0 juga diawali dengan peningkatan kompetensi SDM pariwisata. Pakar Marketing Yuswohady berpendapat, perubahan pola pikir SDM menjadi kunci keberhasilan membangun digitaliSasi di sektor pariwisata.

Selain itu, pemerintah juga perlu membangun infrastruktur digital untuk memenuhi keinginan konsumen dan meningkatkan daya saing pariwisata di kancah internasional. “Tanpa itu kita akan terus tertinggal dengan negara lain seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Bahkan, kita tertinggal jauh jika dibandingkan dengan Eropa. Untuk SDM di sektor pariwisata mau tidak mau harus ‘melek’ digital,” tandasnya.

Untuk mentransformasi SDM harus ada kompetensi digital yang terstandarisasi di Indonesia. Selain itu, kurikulum 4.0 juga harus diajarkan di perguruan tinggi dan sekolah tinggi pariwisata (STP). Termasuk juga upaya membangun pusat-pusat pengembangan kompetensi yang saat ini menjamur seperti dalam bentuk coworking space dan pusat-pusat riset di perusahaan digital.

“Harus dibuatkan kurikulumnya supaya tidak tumpang tindih sehingga punya center of excellence. Nantinya juga harus tersertifikasi,” ujar Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Manajemen Strategis Priyantono Rudito. Dia mengatakan pengembangan talenta SDM pariwisata juga harus didorong.

Caraya antara lain dengan pengembangan profesionalisme dari aparatur sipil negara serta kolaborasi antara industri dan dunia pendidikan. “Kalau ini bisa di ja lankan, kita bisa berharap punya tingkat ke siapan digital 4.0. Namanya literasi digital, baik untuk masyarakat maupun komunitas. Ini harus diakselerasi karena 4.0 itu cepat sekali perkembangannya,” tandasnya.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berharap para mahasiswa STP bisa belajar langsung dari ahlinya, dengan mendatangkan talenta terbaik dunia. Pada 29 Maret nanti rencananya kelas internasional di STP Bali dan Bandung sudah berjalan. “Saya ingin anak-anak kita langsung dididik oleh ahlinya, misalnya, dari Google, Facebook, Grab, Tiket.com,” tuturnya.

Ketua STP Nusa Dua Bali Dewa Gde Ngurah Byomantra sepakat bahwa STP di era digitalisasi dituntut selalu siap menyesuaikan diri dengan cepat. Hal ini penting supaya lembaga pendidikan tinggi dapat terus menghasilkan lulusan terbaik yang berdaya saing tinggi sehingga semua harus segera mengubah haluan, yakni bertransformasi menuju platform digital, utamanya adalah sarana infrastruktur STP harus mulai berbenah.

“Sarana di STP harus menuju digitalisasi internet. STP Bali di seluruh kampus kami difasilitasi internet,” ungkapnya. Dewa mengatakan, pelayanan kepada siswa di Kampus STP Bali seluruhnya meng gunakan digital. Pengajar atau dosen juga dituntut untuk menggunakan teknologi dalam hal penyajian kepada mahasiswa.

Bahkan, setiap dosen harus mampu lebih banyak menyajikan kurikulum dengan teknologi digital dan e-learning . “Dosen kita encourage materi kuliah biar disimpan di portal STP Bali sehingga setiap saat mahasiswa bisa mengakses di website STP,” ujarnya. Sementara itu, peningkatan kompetensi peserta didik di SMK Pariwisata juga telah berjalan melalui program-program “One GM (General Manager) One SMK”.

Program ini merupakan upaya untuk memenangkan kompetisi global di era Industri 4.0. Dalam hal ini, para GM akan menjadi dosen tamu di ribuan SMK. “Sementara ini sudah diterapkan di 1.200 SMK,” sebut Menpar.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8464 seconds (0.1#10.140)