K-Link Indonesia Luncurkan Sekolah Islam Internasional
A
A
A
JAKARTA - Menjelang Hari Ulang Tahun ke-17, K-Link Indonesia meluncurkan sekolah Islam Internasional yang bernama Knowledge Link Intercultural School (KLIS) di tingkat dasar (Primary school) dan Secondary (SMP dan SMA) yang berlokasi di K-Link Tower, Jakarta dan kawasan Sentul, Bogor.
Menandai peluncuran sekolah tersebut, K-Link melalui KLIS bekerja sama dengan Asian Islamic Universities Association (AIUA) menyelenggarakan seminar Internasional yang bertema International Forum On Islam, Education, and Global Peace, di Ballroom K-Link Tower, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (9/4/2019).
Seminar yang membahas kurikulum pengajaran KLIS ini menghadirkan sejumlah tokoh pendidikan internasional dari dalam dan luar negeri. Di antaranya Sheikh Dr Muhammad Bin Yahya Al-Ninowy (Pendiri Madina Institute dari USA), Prof Dr M. Amin Abdullah (Mantan rektor UIN Sunan Kalijaga Indonesia), Prof Dr Amany Lubis (Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Dr Mikdar Rusdi (Senior Assistant Professor dari Seri Begawan Religious College, Brunei Darussalam), Assoc Prof Dr Ismal Lutfi Japakya (Rektor dari Fatoni University, Thailand), Dato’ Dr. Muhammad Nur Manuty (Chairman of UNISZA, Malaysia), Prof Dr Dede Rosyada (Professor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Dr Mahmod Khatib (Pembicara dari Afrika Selatan), Dato Seri Diraja Dr Zambry (Mantan Menteri Besar Perak, Malaysia).
“Sebanyak 60 Universitas yang menjadi anggota di dalam asosiasi AIUA hadir dalam seminar, yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, University Sultan Azlan Shah, Madina Institute, Fatoni University, dan sebagainya,” kata Presiden Direktur K-Link Indonesia, Dato Radzi Saleh saat konferensi pers.
Menurut Radzi, KLIS tergabung dalam Asian Islamic Universities Association (AIUA) mengadakan, seminar ini untuk membantu seluruh anggotanya dalam memperkuat perguruan tingginya melalui kerja sama untuk mencapai mutu yang baik. Lulusan dari K-LIS akan dipermudah untuk bisa melanjutkan ke sejumlah universitas Islam ternama di dunia.
“Seminar ini juga membahas kurikulum pendidikan Islam yang akan diterapkan di KLIS. Islam yang cinta perdamaian dan memaknai multikultural sebagai pondasi dasar untuk mewujudkan generasi Qur’ani yang rahamatan lil’alamiin,” kata dia.
Adapun salah satu agenda di dalam seminar ini, yaitu penandatanganan MoU antara 3 lembaga pendidikan besar seperti USAS (University Sultan Azlan Shah), Madina Institute dan KLIS (Knowledge Link Intercultural School) Secondary.
Radzi menjelaskan, kerja sama tersebut dalam bentuk pengaplikasian kurikulum yang didalamnya mencakup mata pelajaran sebagai berikut: Tahfizh Qur’an, Arabic Language dan Islamic Studies.
Kerja sama antara KLIS, University Sultan Azlan Shah dan Madina Institute merupakan suatu terobosan yang dilakukan oleh KLIS untuk memberikan yang terbaik bagi para siswa. Untuk kurikulum international KLIS Secondary menggunakan kurikulum Oxford AQA dan KLIS Primary menggunakan kurikulum Cambridge.
K-Link berlisensi pada OXFORD AQA International Examination yang diintegrasikan dengan kurikulum dan silabus di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan siswa yang lebih dinamis dan berkonteks budaya.
“Kami hadir memberikan solusi pendidikan yang tepat, berkarakter multicultural, dan memiliki jiwa perdamaian. Islam yang damai, cerdas dan bagian dari solusi masa depan bangsa,” kata Radzi.
Radzi percaya, orang Indonesia itu berwatak kuat, siap kerja keras, dan militan. Ini terbukti dari leader-leader K-Link dan member K-Link yang berjumlah lebih dari 2 juta orang di seluruh Indonesia.
Melalui sekolah ini diharapkan dapat melahirkan leader-leader bangsa yang kuat dan cinta perdamaian. Pemikiran-pemikiran dari para cendekia-cendekia yang hadir pada seminar ini akan memberikan semua pemahaman baru mengenai tema-tema penting saat ini salah satunya peran Islam dalam Perdamaian Global.
Menandai peluncuran sekolah tersebut, K-Link melalui KLIS bekerja sama dengan Asian Islamic Universities Association (AIUA) menyelenggarakan seminar Internasional yang bertema International Forum On Islam, Education, and Global Peace, di Ballroom K-Link Tower, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (9/4/2019).
Seminar yang membahas kurikulum pengajaran KLIS ini menghadirkan sejumlah tokoh pendidikan internasional dari dalam dan luar negeri. Di antaranya Sheikh Dr Muhammad Bin Yahya Al-Ninowy (Pendiri Madina Institute dari USA), Prof Dr M. Amin Abdullah (Mantan rektor UIN Sunan Kalijaga Indonesia), Prof Dr Amany Lubis (Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Dr Mikdar Rusdi (Senior Assistant Professor dari Seri Begawan Religious College, Brunei Darussalam), Assoc Prof Dr Ismal Lutfi Japakya (Rektor dari Fatoni University, Thailand), Dato’ Dr. Muhammad Nur Manuty (Chairman of UNISZA, Malaysia), Prof Dr Dede Rosyada (Professor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Dr Mahmod Khatib (Pembicara dari Afrika Selatan), Dato Seri Diraja Dr Zambry (Mantan Menteri Besar Perak, Malaysia).
“Sebanyak 60 Universitas yang menjadi anggota di dalam asosiasi AIUA hadir dalam seminar, yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, University Sultan Azlan Shah, Madina Institute, Fatoni University, dan sebagainya,” kata Presiden Direktur K-Link Indonesia, Dato Radzi Saleh saat konferensi pers.
Menurut Radzi, KLIS tergabung dalam Asian Islamic Universities Association (AIUA) mengadakan, seminar ini untuk membantu seluruh anggotanya dalam memperkuat perguruan tingginya melalui kerja sama untuk mencapai mutu yang baik. Lulusan dari K-LIS akan dipermudah untuk bisa melanjutkan ke sejumlah universitas Islam ternama di dunia.
“Seminar ini juga membahas kurikulum pendidikan Islam yang akan diterapkan di KLIS. Islam yang cinta perdamaian dan memaknai multikultural sebagai pondasi dasar untuk mewujudkan generasi Qur’ani yang rahamatan lil’alamiin,” kata dia.
Adapun salah satu agenda di dalam seminar ini, yaitu penandatanganan MoU antara 3 lembaga pendidikan besar seperti USAS (University Sultan Azlan Shah), Madina Institute dan KLIS (Knowledge Link Intercultural School) Secondary.
Radzi menjelaskan, kerja sama tersebut dalam bentuk pengaplikasian kurikulum yang didalamnya mencakup mata pelajaran sebagai berikut: Tahfizh Qur’an, Arabic Language dan Islamic Studies.
Kerja sama antara KLIS, University Sultan Azlan Shah dan Madina Institute merupakan suatu terobosan yang dilakukan oleh KLIS untuk memberikan yang terbaik bagi para siswa. Untuk kurikulum international KLIS Secondary menggunakan kurikulum Oxford AQA dan KLIS Primary menggunakan kurikulum Cambridge.
K-Link berlisensi pada OXFORD AQA International Examination yang diintegrasikan dengan kurikulum dan silabus di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan siswa yang lebih dinamis dan berkonteks budaya.
“Kami hadir memberikan solusi pendidikan yang tepat, berkarakter multicultural, dan memiliki jiwa perdamaian. Islam yang damai, cerdas dan bagian dari solusi masa depan bangsa,” kata Radzi.
Radzi percaya, orang Indonesia itu berwatak kuat, siap kerja keras, dan militan. Ini terbukti dari leader-leader K-Link dan member K-Link yang berjumlah lebih dari 2 juta orang di seluruh Indonesia.
Melalui sekolah ini diharapkan dapat melahirkan leader-leader bangsa yang kuat dan cinta perdamaian. Pemikiran-pemikiran dari para cendekia-cendekia yang hadir pada seminar ini akan memberikan semua pemahaman baru mengenai tema-tema penting saat ini salah satunya peran Islam dalam Perdamaian Global.
(dam)